Pagi tadi badan saya sudah mulai mencapai puncak keluhannya. Saya tahu beberapa hari ini tenggorokan saya memang sudah tidak nyaman, cuaca yang datang tidak menentu juga tidak membantu memperbaiki gairah hidup. Saya berusaha bertahan dengan memperbaiki nutrisi, tapi ketika berkunjung ke salah satu swalayan waralaba kecil, harga buah-buahan begitu tinggi, tidak menampung pada anggaran saya bulan ini.
Pasca visite bangsal pagi hari, saya semestinya langsung ke poliklinik untuk tugas pagi. Namun karena faringitis saya mendapat bonus nyeri kepala yang hebat dan demam ringan, saya merasa akan sulit fokus menyelesaikan tugas dengan baik. Sehingga saya menuliskan resep untuk diri sendiri dan berbelok ke arah apotek.
Di apotek sudah tampak beberapa orang yang mengantre dalam baris yang tidak begitu panjang. Saya menyerahkan resep saya pada petugas yang menerima dengan senyuman ramah, dan saya rasa itu bukan karena saya datang menggunakan jas putih sebagaimana dokter lainnya, tapi memang demikianlah sudah terbentuk di sana.
Setelah menunggu giliran antrean dan beberapa pasien atau keluaga pasien yang mengantre lebih awal dipanggil, barulah giliran saya dipanggil. Petugas bagian kasir menyampaikan harga obat yang harus saya tebus, dan menyerahkan obat tersebut.

Saya masih memilih obat-obatan generik bahkan untuk diri saya sendiri, karena tentu saja secara evidence based medicine masih manjur dan dianjurkan. Tentu saja disamping itu karena harganya terjangkau.
Mungkin bagi sejumlah orang harga obat yang saya tebus tidak seberapa. Tapi itu bisa menyediakan sebuah porsi makan siang kaya dengan sayuran, tahu dan tempe kering favorit saya. Atau bagi seorang penjual sayur keliling, harga obat tersebut setara dengan biaya beli bensin yang bisa mengantarkannya menjajakan sayuran untuk belasan hingga puluhan kilometer lewat sepeda motornya.
Meskipun tampak mungkin tidak begitu mahal, namun kesehatan yang terjangkau tetaplah dibayar dengan nilai yang cukup bermakna.
Pun demikian, saya masih bisa tersenyum dengan sedikit keheranan bahwa masih ada masyarakat yang datang berobat dan meminta obat yang paling mahal dengan asumsinya mungkin obat-obatan tersebut lebih baik.

Tinggalkan komentar