Dari Tablet ke Fablet

Sudah hampir setengah tahun saya menggunakan tablet Android dari ZTE yang berbasis Androi 2.3 Ginger Bread. Tablet ini sangat bagus, bahkan sangat nyaman untuk membaca dan mengerjakan sejumlah tugas, bahkan banyak membantu saya dalam keseharian di pelayanan kesehatan. Awalnya saya berpikir, bahwa membawa tablet berukuran tujuh inci tidak akan bermasalah dalam hal mobilitas, apalagi tablet layar tujuh inci sangat pas masuk di saku jas dokter pada umumnya.

Nyatanya tidak demikian, ketika mobilitas tinggi di mana pekerjaan selalu berpindah tempat, tablet tidak banyak membantu terutama dalam hal komunikasi di perjalanan. Sehingga saya berpikir untuk mencari gantinya dengan dengan yang lebih ringkas, tidak mengorbankan ukuran layar secara bermakna (bagi saya), dan bisa digunakan dengan satu tangan.

Setelah menimbang secara matang, dan memilih dari beberapa pilihan yang tersedia, tentu saja yang lebih penting adalah menabung dan mengencangkan ikat pinggang selama berbulan-bulan; saya memilih fablet (telefon tablet) Samsung Galaxy Note II. Sebenarnya ada pilihan lain, seperti LG Nexus 4, HTC One X, Sony Experia Z, LG Optimus G, hingga iPhone 5. Tapi memilih banyak dalam anggaran terbatas itu sulit.

Samsung Galaxy Note II
Tampilan tegak Samsung Galaxy Note II. Layarnya tidak kecil tidak terlalu besar untuk aktivitas yang selalu bergerak, menjadi salah satu pilihan utama saya.

Menurut saya, fablet atau ponsel ini cukup nyaman digunakan. Layarnya berukuran 5,5″, berada di antara table berukuran 7″ dan ponsel berukuran 4,7″.  Perangkat keras di dalamnya sangat membantu membuat semua pekerjaan mulus, beberapa jalur komunikasi seperti surel jamak, jejaring sosial, kalender daring dan lain sebagainya bisa berjalan serempak tampa ada terasa berat.

Spesifikasinya juga tidak mengecewakan, seperti jaringan 3G: HSPA+21Mbps (HSDPA 21Mbps / HSUPA 5.76Mbps) dan 4G LTE: 100Mbps / 50Mbps. Hanya saja di tempat saya hanya ada EDGE, namanya juga wilayah pinggiran. Prosesor: 1.6 GHz quad-core processor memberikan daya yang baik. Sistem operasi agak lawas, Android 4.1 Jelly Bean, sementara yang terbaru mungkin sudah beralih ke Android 4.2 Jelly Bean.

S-Note
S-Note dan S-Pen, salah satu fitur khas Samsung Galaxy Note Series. Kita bisa membuat beragam kreasi. Hanya saja mungkin yang seperti ini akan lebih sesuai pada tablet berukuran besar, seperti 10″ misalnya.

Permasalahannya adalah pada harga belinya. Beruntung beberapa waktu lalu mendapatkan diskon besar dari toko daring Bhinneka, sehingga bisa mendapatkan dengan selisih harga yang cukup jauh. Tampaknya sekarang harganya sudah kembali naik, dan beruntung tidak membeli belakangan.

Saya belum menjelajahi semua kemampuannya, namun saya berharap banyak dapat membantu saya, termasuk dengan mengelola blog secara mobile. Saya sebenarnya memiliki banyak ide untuk dituliskan, hanya saja sayang, mengetik dengan mudah, nyaman dan cepat dengan tablet maupun dengan BlackBerrry saya, tampaknya bukan pilihan yang baik. Dan kabar baiknya, saya bisa menggunakan WhatsApp saya kembali dengan bebas di mana saja dan kapan saja.

Diterbitkan oleh Cahya

A writer, a tea & poet lover, a xanxia addict, an accidental photographer, - a medical doctor.

13 tanggapan untuk “Dari Tablet ke Fablet

      1. Samsung Android udah cukup ah, sini lempar gadgetmu yang terbaru. Gak baik ah bawa banyak-banyak gadget *sirik maksimal*

        Suka

        1. Gadget terbaruku made of upil, mau? :D.

          Aku ndak bawa banyak kok, cuma BB lawas dan fablet Android saja. Aku kan ndak punya modal banyak buat punya banyak gadget O:).

          Suka

  1. Ini cakep banget memang.
    Saya baru dapat hadiah ini kemarin…. so far belum saya jelajahi juga benar2 karena saya masih cinta dengan iPhone… gak pengen mendua hehee… jadi ini masih sekedar dipakai untuk bikin note meeting (krn ada stylush-nya), foto2 (krn displaynya lebih bagus dr iPhone), dan apdet socmed saja…

    Suka

    1. Awalnya saya tertarik, tapi setelah membaca sejumlah tinjauan (review), saya malah tidak tertarik. Kalau dengan anggaran yang besar, saya mungkin memilih HTC One atau menunggu rilis Samsung Tizen yang akan datang nanti.

      Suka

  2. Kalau lebih perlu menjalankan aplikasi kedokteran. Jadi memang pas rasanya dengan layar semakin. Ini dari anggaran lama Mas :).

    Suka

  3. Aku nunggu galaxy note III kalau bagiku kameranya belum keren juga, nunggu yang IV..
    aku suka ‘note’nya tapi kameranya kurang kece..

    Suka

    1. Kalau mencari teknologi kamera mungkin sebaiknya mempertimbangkan HTC One yang baru, meski hanya 4MP, tapi kualitasnya bagus menurut sejumlah rujukan. Atau kalau bukan Android mungkin Nokia 808 PureView.

      Suka

Komentar ditutup.

%d blogger menyukai ini: