Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Planes dari Pixar

Disney Pixar kembali merilis film animasi terbaru mereka (sebenarnya sih sudah berita lama), yaitu Planes yang tayang dalam animasi 3D. Mungkin terinspirasi dari kesuksesan Cars 1 & 2, maka film Planes ini dibuat, karena karakternya di dalamnya hampir serupa, kecuali kali ini seputar pesawat udara. Cerita dalam film Planes ini sebenarnya klise saja, tapi kemasannya yang baru. Bagi yang sering menonton film berlatar sejenis mungkin akan jenuh menyaksikan film ini.

Kisahnya sederhana, tentang Dusty – pesawat penyemprot pestisida yang digunakan di ladang-ladang pertanian yang bermimpi menjadi pesawat pembalap. Dia pun sibuk berlatih aerobatik setelah dia selesai dari tugasnya menyemprot hama. Dan pada suatu ketika kesempatan itu datang padanya, di sinilah kisah Planes berlanjut pada balapan kelas dunia; sebagaimana film Cars sebelumnya.

Saya merasakan film animasi Pixar yang satu ini biasa-biasa saja. Tidak buruk, tidak juga bagus, pun demikian cukup menghibur. Kadang saya merasa seperti menyaksikan waralaba Barbie yang disajikan oleh Pixar, ini bukan ciri khas Pixar yang kreatif. Saya tidak benci film ini, hanya saja mungkin sedikit kecewa tidak merasakan sentuhan ajaib Pixar seperti ketika menyaksikan Up atau Wall-E ketika telah lahir film sebagus Finding Nemo.

Planes
Busty dalam balapan udara di Film Planes.

Tapi jangan terlalu khawatir, meski tidak mengigit seperti yang saya harapkan karena ini adalah keluaran Studio Pixar, saya tetap menemukan hiburan disepanjang jalan ceritanya. Untuk sebuah film keluarga, saya bisa merekomendasikannya di layar kaca. Saya pun mungkin akan menunggu tayangnya di layar kaca pada musim-musim liburan di beberapa tahun mendatang.

Setidaknya ada kelanjutan cerita yang tampaknya dijanjikan oleh Disney, semoga lanjutannya bisa menawarkan sesuatu yang lebih memesona.



5 tanggapan untuk “Planes dari Pixar”

  1. banyak yg kecewa dengan produksi disney-pixar ini, terlalu “Cars” Rip-off. Saya juga. Walau ada elemen American PopCulture seperti Cars yang saya sangat sukai tapi kurang kental seperti Cars yg pertama.

    Suka

    1. Itulah mengapa saya bilang, ya cukup untuk hiburan semata, tapi kalau mau masuk award, sangat diragukan.

      Suka

  2. “Quit” ???
    Kalau “Quit” ngeblog sepertinya tidak mungkin untuk seorang Cahya. 🙂

    Bila terkadang ego mengalahkan suatu prinsip, mengapa tak memberikan kesempatan pada prinsip dan hati nurani untuk mengambil alih secuil ego…

    BTW sekarang ditugaskan di daerah mana mas?

    Suka

    1. Ndak Mas Ris, bukan masalah ngeblog, cuma masalah kerjaan :).

      Saya sudah selesai di Banyuwangi, sekarang saya di Jogja lagi.

      Suka

    2. Ndak Mas Ris, bukan masalah ngeblog, cuma masalah kerjaan :).

      Saya sudah selesai di Banyuwangi, sekarang saya di Jogja lagi.

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: