Film ini menculik perhatian saya karena saya dengar disutradarai oleh peracik Time of Eve, dan tema serupa dengan Upside Down – walau tidak tahu mana yang pasti duluan karena ceritanya sangat berbeda. Dan tidak sia-sia menantikannya rilis edisi sinema bulan Mei tahun ini, karena tidak mengecewakan.
Patema Inverted yang serinya dimulai sejak tahun 2012 ini mengambil cukup banyak perhatian. Sakasama no Patema ini memiliki citarasa yang serupa dengan Eve no Jikan, terutama bagi penggemar romantisme yang transedental. Misteri yang dibalut misteri, dan emosi yang diracik dengan emosi.

Karena saya terlebih dahulu menonton “Upside Down”, saya sering terjebak dengan alur cerita film ini yang sama sekali tidak ada kesamaannya. Saya tidak tahu bagaimana dua film ini menemukan sebuah latar fiksi ilmiah yang membuatnya tampak mirip walau sebenarnya berbeda. Karena itu sulit sekali melihat ke mana arah jalan ceritanya. Apa yang diduga sebagai latar yang sebenarnya menjadi sesuatu yang berbeda sama sekali pada akhirnya.
Itulah mengapa film ini sangat mengasyikan untuk ditonton. Penokohannya memang tidak begitu istimewa, sangat klasik seperti anime pada umumnya; bahkan mungkin dibandingkan Eve no Jikan, lebih mendekati karakter-karakter yang biasa ditunjukkan oleh Studio Ghibli, walau tidak mengikuti citarasa surelaisme Ghibli tentunya. Karya Yasuhiro Yoshiura ini membuat saya berpikir, “ini bisa terjadi”, dan membuatnya lebih menarik lagi.
Walau pun karakternya bisa dikatakan standar, namun tidak demikian dengan latar yang digunakan di film ini. Keserupaannya dengan karya Makato Shinkai membuat saya nyaman. Seperti menikmati film “Summer Wars“, walau karakternya standar, tapi latarnya dibuat dengan sangat rapi.
Bagaimana jalan ceritanya? Berikut sedikit dari Wikipedia:
Patema is a princess from a civilization that lives in a system of tunnels and caverns deep underground. She likes to go exploring the world outside her village, despite being frequently warned of a mysterious danger that supposedly exists out there. While looking around in the “danger zone”, Patema is confronted by a figure standing on the ceiling, upside-down. She falls into a deep pit, and finds herself on the surface world, above ground, where she meets a boy named Eiji. They discover that the effect of gravity is reversed for Patema’s people; to Eiji, Patema is upside-down, while from Patema’s perspective, Eiji and his entire world are upside-down, which puts her in great danger of falling up into the sky.
Kisahnya sangat baik untuk menjadi tontonan keluarga, karena di sini diperlihatkan pergulatan seseorang untuk melawan ketidakpedulian, ketakutan dan bagaimana manusia memiliki keterbatasan dalam memahami sesamanya. Isu-isu sederhana yang selalu kita lihat sehari-hari, namun dikemas dengan sangat baik.
Anda mungkin juga ingin membantu proyek KickStater-nya untuk mendapatkan koleksi terbatas Patema Inverted ini.
Tinggalkan Balasan