Dulu melihat cuplikannya, kok kesannya keren ya, seperti pas melihat cuplikan film 2012. Tapi setelah selesai menonton jadi bingung apakah harus bilang bagus atau buruk, mungkin karena tidak terlalu bagus, juga tidak terlalu buruk. Film ini dibandingkan film fiksi ilmiah, mungkin lebih pas sebagai film keluarga yang sedikit “menegangkan”.

Jika kita belajar sedikit geografi, atau kemudian geologi, atau kemudian ditaburi seismologi, maka film ini tidak sulit dipahami. Hanya saja, unsur ilmiah itu terasa tidak banyak mendapat tempat yang “bermakna” dalam film ini, atau mungkin dibuat tidak terlalu kentara. Atau sisi drama lebih banyak mengambil ruang?
Mengambil latar patahan San Andreas (batas tektonik antara lempeng Pasifik dan Amerika Utara, jika tidak keliru) yang merupakan area di mana gempa bisa terjadi kapan saja. Bagi yang penasaran mungkin bisa membayangkan “the next big one” – yang mungkin terjadi di sana, seperti yang ada dalam film ini. Tapi bagi yang tidak mengenal latar cerita ini, mungkin tidak akan terlalu memahaminya, kecuali menyaksikan adegan bencana kolosal dan aksi penyelamatan yang heroik.
Saya rasa Dwayne Johnson tetap menjual untuk film ini. Walau karakter dan alur cerita tidak terlalu kuat, tapi ada bintang yang bisa membuat penonton tetap di kursi. Dan tentu saja efek khusus yang membuat bencana tampak nyata, dan rasanya tidak mungkin selamat dari situ, kecuali sepertinya film San Andreas ini memang berakhir dengan keajaiban.
Tinggalkan Balasan