Varisela (Varicella / Cacar Air, ICPC II: A72 Chickenpox, ICD-X: B01.9 Varicella without complication or Varicella NOS) merupakan penyakit kulit yang umum. Infeksi akut primer disebabkan oleh virus Varicellazoster yang menyerang kulit dan mukosa. Secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfisme, terutama berlokasi di bagian sentra tubuh. Masa inkubasi 14 – 21 hari.
Penularan terjadi melalui udara (air-borne) dan kontak langsung dengan penderita.
Temuan Anamnesis
Keluhan: Demam, malaise (rasa tidak enak badan), dan sakit kepala. Disusul dengan munculnya lesi kulit berupa papula eritema yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikula, umumnya disertai dengan rasa gatal.
Faktor risiko antara lain:
- Anak-anak
- Riwayat kontak dengan penderita varisela
- Keadaan imunodefisiensi
Temuan Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonis adalah erupsi kulit yang berupa papula eritema yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikula. Bentuk vesikula ini khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikula akan menjadi keruh dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangusng, timbul vesikula-vesikula baru yang memberikan gambaran polimorfisme khas untuk varisela.
Penyebaran terjadi secara sentrifugal, serta dapat menyerang selaput lendiri mata, mulut, dan saluran napas atas.

Temuan Pemeriksaan Penunjang
Bila diperlukan, pada pemeriksaan mikroskopik akan ditemukan sel Tzanck, yaitu sek datia yang memiliki banyak inti.
Pengkajian
Diagnosis klinis untuk varisela umumnya ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis banding yang dapat diberikana adalah:
- Variola
- Herpes simpleks diseminata
- Coxsackie virus
- Rickettsialpox
Komplikasi yang dapat terjadi bisa berupa: pneumonia, ensefalitis, hepatitis, terutama pada pasien dengan gangguan imunitas. Varisela pada kehamilan berisiko menyebabkan infeksi dalam rahim pada janin, menyebabkan sindroma varisela kongenital.
Rencana Pengelolaan
Pencegahan:
Saat ini belum tersedia pencegahan spesifik yang meluas di Indonesia sebagaimana vaksinasi kombinasi MMRVi misalnya.
Pencegahan terbaik bisa dilakukan dengan menghindari anak dari orang yang sakit, atau dengan mengurangi kontak terhadap penderita. Serta menjaga kesehatan dan pola hidup bersih secara umum.
Pengelolaan:
- Hindari gesekan kulit dan pecahnya vesikula.
- Cukup istirahat dan makan makanan bergizi yang kaya kalori dan protein.
- Mencegah kontak yang tidak perlu dengan orang lain.
- Gejala prodormal diatasi sesuai dengan indikasi (aspirin disarankan dihindari penggunaannya karena dapat menyebabkan sindroma Reye).
- Losio kelamin bisa diberikan untuk mengurangi gatal.
- Pengobatan antivirus oral meliputi:
- Asiklovir
- Dewasa: 5 x 800 mg/hari
- Anak: 4 x 20 mg/kgBB/hari
- ATAU: Valasiklovir untuk dewasa 3 x 1.000 mg/hari
- Pemberian obat selama 7 – 10 hari dan efektif pemberian pada 24 jam pertama pasca timbulnya lesi.
- Asiklovir
Konseling dan Edukasi:
Sampaikan bahwa varisela merupakan penyakit yang swasembuh pada anak dengan daya tahan tubuh yang baik. Komplikasi ringan dapat berupa infeksi bakteri sekunder. Oleh karena itu, pasien sebaiknya menjaga kebersihan tubuh. Pada kondisi tertentu, jika diperlukan, penderita dapat dikarantina untuk mencegah penularan.
Kriteria Rujukan:
- Terdapat gangguan imunitas
- Mengalami komplikasi berat seperti pneumonia, ensefalitis, dan hepatitis.
Prognosis:
Pada pasien dengan daya tahan tubuh yang baik, prognosis adalah bonam, sedangkan pada pasien dengan daya tahan yang buruk (imonukompromi), prognosis menjadi dubia ad bonam.
Catatan:
Informasi ini ditujukan bagi staf/tenaga kesehatan di fasilitas layanan primer seperti dokter praktik pribadi, puskesmas, dan klinik swasta.
Sumber/adaptasi: Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis di FASYANKES Primer.
iInformasi MMRV: http://www.immunize.org/vis/in_var.pdf
Tinggalkan Balasan