Salah satu novel yang baru saya selesai baca belakangan ini adalah Panlong (Coiling Dragon) oleh I Eat Tomatoes. Merupakan salah satu novel xanxia yang paling populer di tahun ini, karena mendapatkan terjemahan daring dari RWX di situs komunitas mereka.
Novel Panlong atau secara luas lebih dikenal sebagai Coiling Dragon mengangkat kisah anak laki-laki yang bernama Linley Baruch dari sebuah kota kecil Wushan. Sejak kecil dia mendengarkan kisah tentang pendekar dan penyihir dengan kemampuan di atas manusia biasa, bahkan pada tingkat ‘saint’ – mereka dapat bertempur dengan seluruh pasukan kerajaan, dan bisa hidup abadi.

Novel Panlong adalah salah satu novel fantasi terpopuler di China yang ditulis oleh I Eat Tomatoes. Novel ini bercerita tentang petualangan Linley Baruch, seorang pemuda yang memiliki darah naga dan berusaha mencapai puncak kekuasaan di dunia yang penuh dengan makhluk-makhluk ajaib. Novel ini memiliki lebih dari 800 bab dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.
Novel Panlong menawarkan alur cerita yang menarik dan mendebarkan, dengan banyak aksi, intrik, romansa, dan humor. Penulisnya juga mampu menciptakan dunia yang kaya dan luas, dengan berbagai ras, budaya, sejarah, dan hukum alam yang berbeda-beda. Karakter-karakter dalam novel ini juga memiliki kepribadian dan motivasi yang beragam, sehingga pembaca dapat merasakan empati dan simpati terhadap mereka.
Salah satu kelebihan novel Panlong adalah penggambaran sistem kultivasi yang kompleks dan logis. Penulisnya menggabungkan unsur-unsur dari mitologi China, Barat, dan Timur Tengah, serta ilmu pengetahuan modern, untuk menciptakan sistem kultivasi yang unik dan konsisten. Pembaca dapat mengikuti perkembangan Linley dari seorang pemula yang lemah menjadi seorang ahli yang tangguh, dengan menghadapi berbagai tantangan dan musuh yang kuat.
Namun, novel Panlong juga memiliki beberapa kekurangan yang dapat mengurangi kesenangan membacanya. Salah satunya adalah repetisi dan redundansi dalam beberapa bagian cerita. Penulisnya sering mengulang informasi atau deskripsi yang sudah diketahui pembaca sebelumnya, atau menggunakan kata-kata yang sama secara berlebihan. Hal ini dapat membuat pembaca merasa bosan atau jenuh dengan cerita.
Selain itu, novel Panlong juga memiliki beberapa plot hole atau kesalahan logika dalam ceritanya. Beberapa contoh adalah ketidaksesuaian antara waktu dan jarak dalam perjalanan karakter-karakter, ketidakkonsistenan antara kekuatan atau kemampuan karakter-karakter dalam situasi yang berbeda, atau ketidakjelasan mengenai asal-usul atau tujuan beberapa karakter atau benda penting dalam cerita. Hal ini dapat membuat pembaca merasa bingung atau tidak puas dengan cerita.
Secara keseluruhan, novel Panlong adalah novel fantasi yang layak dibaca bagi para penggemar genre ini. Novel ini memiliki banyak elemen yang dapat menarik dan memuaskan pembaca, seperti alur cerita yang seru, dunia yang luas, karakter-karakter yang menarik, dan sistem kultivasi yang unik. Namun, novel ini juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat mengganggu pengalaman membacanya, seperti repetisi, redundansi, plot hole, dan kesalahan logika. Oleh karena itu, novel ini mungkin tidak cocok bagi para pembaca yang mengutamakan kualitas tulisan atau logika cerita.
Tinggalkan Balasan