Mengambil judul ????? – Melampaui Kesembilan Langit, novel “Transcending the Nine Heavens” merupakan salah satu xanxia yang menarik untuk dibaca. Di sana ada banyak xanxia, namun yang satu ini unik. Saya baru membaca terjemahan hingga bab ke-100 dari sekitar 2600 lebih yang sudah dipublikasikan pada novel aslinya hingga akhir cerita. Dan menurut saya, novel ini sangat layak untuk diikuti bagi penggemar xanxia.
Transcending the Nine Heavens mengambil tokoh utama seorang pendekar muda bernama Chu Yang, yang merupakan tuan ke-9 dari sebuah pedang pusaka legenda ‘Pedang Ujian Sembilan Langit’ – yang mampu menentang kekuasaan langit yang paling hakiki – yaitu takdir.
Chu Yang mengorbankan hampir semuanya, termasuk cinta dan asmaranya, demi memperdalam ilmu pedangnya dan mencapai kesempurnaan. Pedang Ujian Sembilan Langit terpecah-pecah menjadi sejumlah kepingan. Ketika Chu Yang berhasil menemukan lokasi kepingan kelima, dia masuk ke dalam perangkap dan diserang oleh banyak pendekar dari ketiga langit.
Terluka parah dan tidak mungkin bisa lolos, Chu Yang menggunakan teknik terlarang milik Pedang Ujian Sembilan Langit, dengan menikam pedang ke jantungnya sendiri, “Dengan darah yang mengaliri jantungku, sayuta ujian langit akan runtuh!”
Setelah menyaksikan seluruh penyerangnya musnah, Chu Yang mendapati otak di balik penyerangan tersebut ternyata tidak lain adalah kakak dari orang yang dikasihinya – Mo Tianji. Dengan demikian, pada akhirnya dia menutup matanya.
Namun ketika Chu Yang membuka mata kembali, dia menemukan dirinya di masa lalu ketika dia berusia enam belas tahun. Apakah ini bermakna roda takdir akan berputar ulang? Ataukah dia akan mampu mengubahnya?
Bagi saya, penulisan kisah dalam Transcending the Nine Heavens begitu apik, dan tiap karakter unik menjadi kuat – tidak semata-mata karakter yang lalu lalang begitu saja.
Novel ini tidak hanya berputar pada kekuatan yang merupakan segalanya, namun juga bagaimana seseorang bisa menggunakan akalnya untuk menciptakan strategi dalam menghadapi lawan-lawannya. Bagaimana membangun persahabatan, dan bagaimana menangani musuh-musuh yang menghadang di jalan. Dan bagaimana melawan kehendak langit dengan berusaha membalikkan takdir itu sendiri.
Tinggalkan Balasan