Salah satu karya penulis dengan nama pena Fengling Tianxia adalah 异世邪君 atau dalam Qidian Internasional diberi judul “Otherwordly Evil Monarch”, dan menjadi salah satu karyanya yang cukup populer di bawah “Trancending the Nine Heavens“. Setelah membaca secara kilat ketiga belas buku/volume yang sudah lama terbit, ada beberapa kesan saya mengenai webnovel yang satu ini.

Jun Xie was the number one assassin in modern earth. His skills and knowledge in the field of assassination were unparalleled, his accomplishments unprecedented, his reputation terrified the entire underworld. However, during a mission to retrieve a mystical treasure, a mishap occurred…
He is now Jun Moxie, a sixteen year old super level debauchee, sole heir to the declining Jun family. A family of valiant heroes, left with an old grandpa, a crippled uncle and a debauchee as the sole heir! Accepting the world’s criticism and cold stares with a smile, his new journey begins! His life will be carved by his own will! Rise to the top! Evil Monarch Jun Xie!
“This cup I toast to those I’ve killed in my past life. Forgive me, for there is no chance for you to have revenge. Gulp!
This cup I toast to those whose life I will take in my new life. Forgive me, for you are fated to die by my hands. Cheers!”
Permulaan jalan ceritanya cukup mengasyikkan, dengan bumbu komedi di sana-sini. Intrik tidak begitu tampak, tapi terselip di dalam cerita.
Sayangnya, ceritanya tidak berkembang dengan baik. Saya sependapat jika ada yang mengatakan bahwa penulis termasuk penulis yang ‘rasis’, dan mengungkap banyak unsur ‘kebencian’ terhadap sejumlah kelompok atau golongan di dalam tulisannya. Dan ini membuat cerita menjadi tidak nikmat lagi. Bahkan penerjemah awal sempat mengakhiri proses penerjemahan karena alasan ini.
Pun demikian, karya ini mampu menarik emosi pembaca di bagian-bagian tertentu, yang harus diakui dipoles dengan baik.
Selain dari lucu, bagi saya, novel ini mungkin tidak memiliki unsur lain yang menarik. Bahkan saya beberapa kali hampir menyerah menyelesaikan membaca novel ini, karena di bagian akhir, sungguh tidak banyak lagi yang bisa menarik minat baca. Secara keseluruhan, jika mencari bacaan tentang aksi dan komedi, novel ini memang sayang untuk dilewatkan, tapi membaca sampai akhir memberikan kesan seperti menelan es batu setelah menikmati gurihnya gelato.
Tinggalkan Balasan