Dulu saya paling ogah kalau menikmati multimedia secara melalui streaming daring. Jika pun ada, hanya sedikit sekali pilihan saya. Tapi belakangan ini, Spotify sering muter-muter dengan beberapa lagu-lagu lawas favaorit saya.
Ketika saya tidak mengambil posisi sebagai klinisi, saya duduk di meja dan menghadapi banyak kerja dengan alunan musik dari Spotify. Musik dalam latar belakang, bisa membantu memengaruhi suasana hati dalam bekerja. Bisa menjadi rileks atau bersemangat sesuai dengan irama pilihan.
Walau ada fitur premium, saya tidak memilihnya. Menurut saya lima puluh ribu perak sebulan bukanlah pilihan yang baik bagi saya yang mendengarkan musik tidak lebih dari tiga jam sehari. Jeda iklan setiap kurang lebih tiga puluh menit lebih menyegarkan dibandingkan iklan di radio.
Life listening to musics is much more refreshing than a life listening to politics.
Jangan lupa, kami para Xenials memiliki harta karun musikal yang kaya yang berbaur di era kami. Sehingga musik menjadi bagian hidup yang menggairahkan bagi kami.
Tinggalkan Balasan