Ragaku adalah perahu
Yang tak henti mengaru-aru
Di bawah bentang segala yang biru
Napasku menjadi lagu
Menarik dan menguak segala pilu
Merajut luka laksana beludru
Air mata yang tersipu malu
Aku melihat segara kalbu
Di atas angin yang tak pernah layu
Anak-anak manusia asyik membubu
Sebagaimana moyang mereka sejak lalu
Demi seribu, seribu, seribu deru haru
Ada senyum tanpa tipu
Pada layar terhembus sang bayu
Ada tangis tanpa bendu
Pada rembulan yang tersedu
Segara kalbu
Tampungan harta sedari hulu
Santapan sukma yang kelulu
Lebih nikmat dibanding karya sang gerau
Segara kalbu
Siapa yang dapat jadi pandu
Tak kan mengucap pelalau
Amabakdu ancala prabu

Tinggalkan Balasan