A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages

Ada banyak kebijakan dan kegiatan dalam peningkatan gizi masyarakat yang harus kita kejar keberhasilan, atau juga ada banyak tujuan pembenahan status gizi masyarakat yang ingin kita capai – pemberantasan stunting misalnya. Namun untuk bisa melakukan semua itu, salah satu pilar yang harus bisa tegak dengan baik adalah surveilans gizi. Seluruh pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan perbaikan gizi berpatokan pada hasil surveilans gizi.

Tapi bagaimana melakukan surveilans gizi? Sudahkah tenaga kesehatan terkait mampu melakukannya dengan baik?

Misalnya, apa saja indikator masalah gizi di masyarakat? Bagaimana kita bisa melihat bahwa indikator kinerja program gizi kita telah baik? Lalu bagiamana surveilans gizi yang sesuai standar, baik itu di Posyandu, Puskesmas, maupun Rumah Sakit?

Ilustrasi. Sumber: transformnutrition.org

Dalam jurnal kesehatan, metode surveilans gizi untuk negara berpenghasilan rendah1 bisa dijadikan acuan.

Di Indonesia sendiri, kita memiliki Pedoman Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi melalui regulasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2019.


  1. Tuffrey, V., & Hall, A. (2016). Methods of nutrition surveillance in low-income countries. Emerging themes in epidemiology13(1), 4. 

Commenting 101: “Be kind, and respect each other” // Bersikaplah baik, dan saling menghormati (Indonesian) // Soyez gentils et respectez-vous les uns les autres (French) // Sean amables y respétense mutuamente (Spanish) // 待人友善,互相尊重 (Chinese) // كونوا لطفاء واحترموا بعضكم البعض (Arabic) // Будьте добры и уважайте друг друга (Russian) // Seid freundlich und respektiert einander (German) // 親切にし、お互いを尊重し合いましょう (Japanese) // दयालु बनें, और एक दूसरे का सम्मान करें (Hindi) // Siate gentili e rispettatevi a vicenda (Italian)

Tinggalkan komentar