Kesan Menggunakan Realme XT

Kurang dari tiga hari, saya mengganti ponsel lama saya dengan ponsel baru-bekas, Realme XT. Bisa dibilang sebuah proses tukar tambah, dari Xiaomi Note 4 dan BlackBerry Passport dengan ponsel second-hand Realme XT. Pada awalnya, saya juga sempat mempertimbangkan iPhone 7, namun waktu hidupnya tidak lama lagi, sekitar dua tahunan, jadi saya mengurungkannya. Xiaomi Note 4 yang saya pegang awalnya, sebenarnya masih punya dua hingga empat tahun waktu hidup lagi, hanya saja saya terkendala dengan ruang (ROM) internal yang berkapasitas 32 GB yang makin sesak, dan tidak memiliki tambahan celah untuk bergerak. Saya kehilangan beberapa pesan penting di ponsel ini karena ketidakmampuannya melakukan pencadangan secara segera.

Realme XT yang saya gunakan saat ini adalah sebuah ponsel bekas yang saya dapatkan dari toko daring. Sehingga, pengalaman saya menggunakannya, mungkin tidak akan sama dengan yang menggunakan ponsel barunya, dan saya tidak dikabari juga alasan mengapa ponsel ini dijual, apakah karena kerusakan, atau sebagainya.

Pertama-tama, dimensi ponsel ini sedikit agak besar dibandingkan ponsel lawas saya. Dan agak berat, posisi speaker juga membuat kurang nyaman ketika ditopang dengan tangan kanan, saya mempertimbangkan case untuk mengatasi keluhan ini.

photo_2020-02-03_08-27-44

Untuk layar/tampilan, karena sudah menggunakan S-AMOLED, saya rasa kenyamanan-nya sangat lebih dari cukup. Hanya saja, kekurangannya, menguras baterai dengan cepat. Perkiraan menggunakan baterai sekitar 10% setiap jam aktifnya. Dan pada kondisi tidak aktif dari pukul 21.00 sampai pukul 06.00, menghabiskan sekitar 50% daya yang tersimpan dari kondisi 100%.

Saya memang menggunakan sejumlah aplikasi yang tetap berjalan pada kondisi tidak terpakai, dan ini juga berpengaruh pada kecepatan pemakaian daya,

Sejak menggunakan Note 4, saya tidak pernah menggunakan peluncur asli, saya selalu menggunakan Microsoft Launcher yang tertaut dengan layanan Outlook dan Office 365 saya. Sehingga saya tidak merasakan banyak perubahan pengalaman pengguna di sini. Tapi harus saya akui bahwa MIUI 11 bawaan Xiaomi dibandingkan dengan Color OS, saya lebih banyak mendapat kemudahan pada MIUI.

Yang agak saya sanksikan adalah kemampuan GPS-nya. Kemudian saya mencoba menggunakan Mi Fit plus Mi Band 4 untuk berjalan-jalan kecil, sambil mendengarkan Spotify melalui Covo. Saya bisa mendapatkan lajur yang cukup akurat. GPS mungkin memerlukan beberapa saat untuk mendapatkan lokasi yang pas.

Bersama dengan beberapa hasil foto yang saya unggah ke twitter:

Saya mungkin hanya menggunakan hasil foto untuk diunggah ke jejering sosial, jadi hasilnya bagus atau tidak, mungkin sangat relatif bagi saya.

Untuk sensor sidik jari yang ada ditananamkan di bawah layar depan bagian bawah, saya mendapati bahwa sensor ini tidak selalu akurat. Misalnya saya kadang harus menempelkan jari agak lama, atau menempelkan jari lebih dari sekali untuk dapat dikenali oleh sensor. Dalam kondisi jari yang tidak basah/lembab, hal ini tidak pernah saya alami pada saat menggunakan Note 4.

Dengan segala kekurangan itu, mengapa saya tetap mengambil Realme XT? Jawabannya sederhana, saya perlu ruang internal yang ditawarkan, dan kebetulan juga mendukung penyimpanan eksternal dengan dua SIM-card aktif. Lalu tentu saja, ponsel bekas harganya miring, bahkan sangat miring. Dan yang paling penting tentunya, saya tahu hal ini tentu setelah menggunakannya.

Pengalaman ini membuat saya belajar, ternyata ponsel bekas tetap enak dipakai. Mungkin saat ganti ponsel berikutnya, saya tetap pakai ponsel bekas saja.

Catatan: yang tidak saya keluhkan atau puji di sini, berarti sesuai dengan standar banyak ulasan di situs web lainnya.

4 tanggapan untuk “Kesan Menggunakan Realme XT”

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.