Kenangan ini membawa saya kembali ke masa saat celana katun masih menemani duduk di bangku sekolah, dengan aroma kapur tulis yang luruh di papan hitam dan menjadi noda umum di pojok-pojok ruang kelas.
Tidak ada yang menyangka, penyanyi muda berbakat seperti Glenn Fredly meninggalkan dunia di mana manusia masih butuh penghiburan ini dengan tanpa memberi banyak penggemar dan rekannya persiapan.
Saya tidak tahu, apakah saya termasuk penggemar penyanyi berdarah Manado ini, namun saya jelas menyukai sejumlah karyanya yang sering hilir mudik berdendang dari dalam kotak-kotak radio anak sekolahan, hingga putaran lagu MP3 di komputer tetangga kos pada masa kuliah.
Belum lagi Glenn juga dikenal sebagai seorang humanis, yang berjuang banyak demi hal-hal kecil yang merupakan sesuatu yang besar yang terlewatkan oleh banyak orang.
Selamat jalan, Glenn Fredly, terlalu cepat engkau pergi, kami berharap karyamu tak pergi secepat dirimu, namun menjadi abadi dalam rajutan musik negeri.
Tinggalkan Balasan ke sondang Saragih Batalkan balasan