A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages

Sakit pinggang sering kali dianggap sebagai penyakit “orang tua” atau akibat kelelahan mengangkat beban berat. Namun, bagaimana jika sakit punggung itu muncul pada usia muda (di bawah 40 tahun), justru memburuk saat beristirahat, dan membaik saat berolahraga?

Hati-hati, ini bukanlah sakit pinggang mekanik biasa. Ini mungkin adalah tanda awal dari Ankylosing Spondylitis (AS), sebuah penyakit peradangan kronis yang jika dibiarkan, dapat menyebabkan tulang belakang menyatu dan kaku menyerupai batang bambu.

Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu AS, bagaimana membedakannya dengan sakit pinggang biasa, dan terobosan pengobatan terkini.


Apa Itu Ankylosing Spondylitis?

Ankylosing Spondylitis (AS) adalah penyakit peradangan kronis yang termasuk dalam kelompok Spondyloarthritis (radang sendi tulang belakang). Penyakit ini bersifat autoimun atau autoinflamasi, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sendi dan ligamen di tulang belakang.

Secara harfiah:

  • Ankylosing: Berarti kaku atau menyatu (fusing).
  • Spondylitis: Berarti peradangan pada tulang belakang.

Target utama serangan penyakit ini adalah Sendi Sakroiliaka (Sacroiliac joints), yaitu sendi penghubung antara tulang belakang bagian bawah dengan tulang panggul. Seiring berjalannya waktu, peradangan kronis memicu tubuh untuk membentuk tulang baru (pengapuran) di antara ruas-ruas tulang belakang, menyebabkan ruas-ruas tersebut menyatu (fusion) dan kehilangan kelenturannya. Kondisi inilah yang disebut sebagai “Bamboo Spine” (Tulang Punggung Bambu).


Gejala Khas: Nyeri Punggung Inflamasi vs. Mekanik

Tantangan terbesar dalam diagnosis AS adalah gejalanya sering disalahartikan sebagai sakit pinggang biasa (Low Back Pain mekanik). Padahal, keduanya sangat berbeda.

Berikut adalah karakteristik Nyeri Punggung Inflamasi yang menjadi tanda khas AS:

  1. Usia Muda: Gejala pertama kali muncul sebelum usia 40-45 tahun (sering pada usia remaja atau 20-an).
  2. Memburuk Saat Istirahat: Rasa sakit dan kaku justru paling parah saat bangun tidur di pagi hari atau setelah duduk lama.
  3. Kaku Pagi Hari (Morning Stiffness): Rasa kaku berlangsung lebih dari 30-45 menit setelah bangun tidur.
  4. Membaik dengan Aktivitas: Rasa sakit berkurang jika penderita bergerak atau berolahraga ringan.
  5. Nyeri Bokong Bergantian: Nyeri terasa di area bokong kiri, lalu pindah ke kanan, atau sebaliknya.

Penting: Jika Anda mengalami sakit punggung dengan ciri-ciri di atas selama lebih dari 3 bulan, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi.


Penyebab dan Faktor Risiko: Peran Genetika

Penyebab pasti AS belum diketahui, namun faktor genetik memainkan peran sangat besar.

  • Gen HLA-B27: Sekitar 90% penderita AS memiliki gen Human Leukocyte Antigen (HLA) B27 positif. Namun, memiliki gen ini tidak menjamin seseorang pasti terkena AS, hanya meningkatkan risikonya.
  • Jenis Kelamin: Pria lebih sering terdampak dibandingkan wanita, dan biasanya gejala pada pria lebih parah secara radiologis (hasil rontgen). Pada wanita, gejala seringkali lebih ringan atau tidak khas, sehingga sering terlambat didiagnosis.

Lebih dari Sekadar Tulang: Manifestasi Sistemik

AS adalah penyakit sistemik, artinya peradangan tidak hanya terjadi di tulang belakang. Beberapa organ lain yang sering terdampak meliputi:

  1. Mata (Uveitis/Iritis): Sekitar 30-40% pasien AS mengalami mata merah yang nyeri, sensitif terhadap cahaya, dan pandangan kabur. Ini adalah keadaan darurat mata.
  2. Entesitis: Peradangan pada entesis (tempat tendon/ligamen menempel ke tulang). Paling sering terjadi di tumit (Achilles) atau telapak kaki (Fasciitis Plantaris).
  3. Pencernaan: Ada hubungan erat antara AS dengan penyakit radang usus (Inflammatory Bowel Disease/IBD).
  4. Jantung dan Paru: Walaupun jarang, peradangan bisa mempengaruhi katup jantung atau menyebabkan kekakuan dinding dada sehingga pengembangan paru terbatas.

Diagnosis Medis

Diagnosis dini adalah kunci mencegah kecacatan. Dokter akan melakukan langkah berikut:

  1. Pemeriksaan Fisik: Mengukur kelenturan punggung (Tes Schober) dan ekspansi dada.
  2. Pencitraan (Imaging):
    • MRI (Magnetic Resonance Imaging): Metode terbaik (Gold Standard) untuk mendeteksi peradangan awal (sacroiliitis) bahkan sebelum kerusakan tulang terlihat di Rontgen.
    • Rontgen (X-Ray): Melihat kerusakan tulang yang sudah lanjut atau pembentukan jembatan tulang (syndesmophytes).
  3. Laboratorium: Tes darah untuk melihat penanda peradangan (LED/ESR dan CRP) serta tes genetik HLA-B27.

Pengobatan dan Tata Laksana Terkini

Tujuan pengobatan AS bukan untuk menyembuhkan total (karena belum ada obat penyembuh), melainkan untuk:

  1. Menghilangkan nyeri dan kaku.
  2. Mencegah terjadinya penyatuan tulang (fusi).
  3. Mempertahankan postur dan mobilitas tubuh.

1. Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS)

Ini adalah lini pertama pengobatan. Obat seperti Ibuprofen, Naproxen, atau Celecoxib digunakan untuk meredakan nyeri dan radang. Pada pasien AS, obat ini seringkali harus diminum secara rutin dalam jangka panjang, bukan hanya saat sakit.

2. Terapi Biologis (Biologic Agents)

Jika OAINS tidak mempan, dunia kedokteran modern memiliki senjata ampuh berupa obat biologis (agen hayati) yang menargetkan molekul spesifik penyebab radang:

  • TNF Inhibitors: Menghambat Tumor Necrosis Factor (contoh: Adalimumab, Infliximab, Golimumab).
  • IL-17 Inhibitors: Menghambat Interleukin-17 (contoh: Secukinumab). Obat-obatan ini terbukti sangat efektif mencegah kerusakan tulang lebih lanjut dan tersedia di Indonesia.

3. Fisioterapi dan Latihan Fisik

Ini sama pentingnya dengan obat. Pasien AS “wajib” bergerak.

  • Latihan postur untuk mencegah bungkuk (kifosis).
  • Latihan pernapasan untuk menjaga kapasitas paru.
  • Olahraga yang disarankan: Renang (terbaik karena low impact), yoga, dan peregangan.

Kesimpulan

Ankylosing Spondylitis adalah penyakit seumur hidup, namun bukan berarti akhir dari segalanya. Dengan diagnosis dini dan pengobatan modern (terutama agen biologis), fenomena “tulang bambu” dapat dicegah.

Pasien AS dapat hidup normal, aktif, dan produktif. Kuncinya adalah mengenali gejala “sakit punggung inflamasi” sejak dini dan disiplin menjalani terapi serta olahraga. Jangan abaikan sakit punggung yang membangunkan Anda di malam hari.


Catatan Kaki & Glosarium

  • Spondyloarthritis: Keluarga penyakit reumatik yang menyerang tulang belakang dan sendi.
  • Autoimun/Autoinflamasi: Kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel tubuh sendiri.
  • Sendi Sakroiliaka: Sendi vital di panggul bagian belakang; peradangan di sini (sakroiliitis) adalah tanda utama AS.
  • Entesis: Titik pertemuan antara tendon atau ligamen dengan tulang (misal: urat tumit).
  • Uveitis: Peradangan pada lapisan tengah mata (uvea).
  • Syndesmophytes: Pertumbuhan tulang baru (taji) yang menghubungkan dua ruas tulang belakang, menyebabkan kekakuan.
  • Tes Schober: Tes fisik sederhana mengukur seberapa jauh kulit punggung bawah meregang saat pasien membungkuk.

Referensi Utama

  1. Ward, M. M., et al. (2019). 2019 Update of the American College of Rheumatology/Spondylitis Association of America/Spondyloarthritis Research and Treatment Network Recommendations for the Treatment of Ankylosing Spondylitis and Nonradiographic Axial Spondyloarthritis. Arthritis & Rheumatology.
  2. Ramiro, S., et al. (2023). ASAS-EULAR recommendations for the management of axial spondyloarthritis: 2022 update. Annals of the Rheumatic Diseases.
  3. Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA). (2021). Rekomendasi Diagnosis dan Pengelolaan Spondiloartritis Aksial.
  4. Spondylitis Association of America. Overview of Ankylosing Spondylitis.

Commenting 101: “Be kind, and respect each other” // Bersikaplah baik, dan saling menghormati (Indonesian) // Soyez gentils et respectez-vous les uns les autres (French) // Sean amables y respétense mutuamente (Spanish) // 待人友善,互相尊重 (Chinese) // كونوا لطفاء واحترموا بعضكم البعض (Arabic) // Будьте добры и уважайте друг друга (Russian) // Seid freundlich und respektiert einander (German) // 親切にし、お互いを尊重し合いましょう (Japanese) // दयालु बनें, और एक दूसरे का सम्मान करें (Hindi) // Siate gentili e rispettatevi a vicenda (Italian)

Tinggalkan komentar