Pangrupukan: Menyambut Nyepi 1931 Saka

Sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Nyepi di Bali, umum dilakukan pelaksanaan kegiatan Pangrupukan, secara tradisional dilakukan pengarakan ogoh-ogoh (suatu model raksasa ukuran besar) dengan berbagai variasi di desa-desa, umumnya setiap banjar (pembagian area yang lebih kecil dari desa) akan setidaknya terdapat satu buah ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh secara sekala, merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia: adharmaLanjutkan membaca “Pangrupukan: Menyambut Nyepi 1931 Saka”

Rahmat Guru Membawa Kemuliaan

Sankara, acharya yang agung mempunyai empat murid utama: Throtaka, Hastamalaka, Sureswara dan Padmapada. Dari mereka berempat Padmapada hanya berminat melayani gurunya. Ia tidak dapat memperhatikan pelajaran dan temannya yang lain suka mengejeknya karena keterbelakangannya dalam hal itu. Tapi rasa hormat yang mendalam pada gurunya ada imbalannya. Suatu hari ia mencuci pakaian sang guru dan menjemurnyaLanjutkan membaca “Rahmat Guru Membawa Kemuliaan”

Vinayaka – Yang Memimpin Semuanya

Pada suatu ketika, direncanakan sebuah pertandingan antara para dewa untuk memilih pemimpin para Gana (kelompok setengah dewa yang menjadi pengiring Siwa). Para peserta harus mengelilingi dunia dengan cepat dan kembali pada Siwa. Para dewa berangkat dengan kendaraan masing-masing. Putra Siwa yang lebih muda dengan penuh semangat ikut bertanding juga. Ia mempunyai kepala seperti gajah, kendaraannyaLanjutkan membaca “Vinayaka – Yang Memimpin Semuanya”