Jika orang-orang berkata bahwa makan malam romantis itu bisa bernuansa “candle light”, maka apa iya jika membawa lilin ke kamar mandi pada tengah malam juga bisa disebut romantis? Ah, tentu saja mengingat sumur tua di sebelahnya, hal yang romantis akan jauh-jauh dari bayangan.
Arsip Tag:Suasana
Hujan di Pagi Hari
Sebenarnya semalam sempat terdengar beberapa bulir air jatuh dengan tangkasnya di atas genting kaca, suaranya khas mengiri angim malam yang masih berhembus dengan debu-debu merapi.
Cerah berawan
Sore ini suasana Jogja sedang cerah berawan, aku asyik memandangi burung-burung gelatik yang menceburkan diri di wadah air minumnya. Ya, karena mereka adalah burung yang gemar mandi.
Langit tak teterka
Entah ini musim apa, tapi langit selalu saja demikian. Sebenarnya hari ini saya ingin menjemur kasur, kelihatannya sih terik, tapi kok ada suara gemuruh seperti itu ya… Karena biasanya hujan bisa turun tanpa peringatan terlebih dahulu, dan itulah yang membuat pertimbangan serba susah bagi orang yang tidak peka seperti saya ini.
Mencari Suasana Nyaman Untuk Menulis?
Pertanyaan bagaimana mencari suasana yang nyaman, enak, atau tenang untuk menulis kadang sering terlontarkan – mungkin oleh pikiran kita sendiri – pada diri kita. Jika saya bertanya bagaimana pada diri saya, maka mungkin saya sendiri tidak bisa memberikan jawabannya. Saya mungkin balik bertanya pada diri saya, sebenarnya suasana yang nyaman itu seperti apa? Karena beberapaLanjutkan membaca “Mencari Suasana Nyaman Untuk Menulis?”
Jogja Hot Summer
Hari ini begitu panas, mungkin adalah hari terpanas dalam sebulan ini. Tunggu dulu, Jogja memang tidak punya “summer”, tapi Jogja kan tetap kena dampak musim kemarau. Suhu permukaan bumi serasa sangat panas, dan membuat gerah. Mungkin ini yang disebut serangan gelombang panas. Sementara listrik padam, kipas angin pun hanya bisa menjadi pajangan daripada membantu menyejukkanLanjutkan membaca “Jogja Hot Summer”
Petang dan Rembulan
Aku ada dalam sebuah suasana yang tak terkata, menawan hati dalam temaram membuai hingga ke dalam sanubari. Petang ini menampakkan langit nan galang dan gulungan awan yang seputih siannya walau berbalut dalam kelam yang malu-malu. Pucuk dan batang pepohonan telah menggelap, namun entah mengapa deru ringan bersayupan di dalam hatiku seakan memanggil kembali apa yangLanjutkan membaca “Petang dan Rembulan”