Merombak Bhyllabus di Awal Tahun

Sebenarnya saya agak malas jika mengubah kembali tampilan blog, tapi kemarin ada sedikit masalah dengan integrasi pengaya jejaring sosial dan saya mesti membongkar dan menambal beberapa markah yang ada di pelbagai bagian di blog ini, terutama di bagian kepala dan artikel tunggal. Dan karena malas merombak tema Scherzo yang dulu saya gunakan, maka sekalian sajaLanjutkan membaca “Merombak Bhyllabus di Awal Tahun”

Beberapa Tema untuk Desktop Unity

Ubuntu Natty Narwhal dengan Desktop Unity-nya tidak memiliki terlalu banyak tema pilihan untuk mempercantik tampilannya. Saya tidak tahu, Ubuntu memiliki tema yang agak kaku dibandingkan Linux lain yang sempat saya coba, katakanlah openSUSE dan LinuxMint misalnya. Saya tidak berkata bahwa ambience yang dipilih oleh Ubuntu buruk, namun mungkin kurang mengena saja, sehingga memilih tema yangLanjutkan membaca “Beberapa Tema untuk Desktop Unity”

Ubuntu Klasik nan Cantik dengan Bisigi

Apa Anda menggunakan desktop klasik untuk Ubuntu dan bukannya desktop 3D Unity atau Gnome Shell? Jangan khawatir jika dekstop anda tidak menjadi menarik. Terdapat Bisigi Project yang mengkhususkan diri mendesain tema-tema cantik untuk Gnome. Bisigi menghadirkan sebuah theme suites, yang artinya terdapat tema untuk ikon, kertas dinding (wallpaper), tema metacity, tema kursor & emerald. DanLanjutkan membaca “Ubuntu Klasik nan Cantik dengan Bisigi”

Melembutkan Ubuntu dengan Orta Theme

Pecinta Ubuntu Linux dengan cita tema-tema yang lembut tentunya akan menyukai Orta. Tentu saja Ortha juga berbasis GNOME karena cukup sederhana untuk digunakan, namun agak berbeda dengan tema-tema lainnya, Orta dilengkapi dengan “Orta Setting Manager” untuk mengelola tema yang satu ini, sesuai dengan fitur-fitur yang ditambahkan. Orta memberikan kita pilihan untuk mengubah “windows gradient“, gayaLanjutkan membaca “Melembutkan Ubuntu dengan Orta Theme”

Mempercantik Natty Narwhal ala Equinox dan Faenza

Bagi yang menyukai desktop klasik pada Ubuntu 11.04 Natty Narwhal, dan meninggalkan Unity di belakang. Anda bisa mempercantik dan memperindah tampilan Ubuntu klasik dengan menggunakan mesin tema Equinox dan paket ikon Faenza. Pecinta nuansa gelap dengan tetap mempertahankan ciri Ubuntu akan menyukai ini, namun jika Anda lebih suka menggunakan ikon klasik ala Oxygen, tulisan MasLanjutkan membaca “Mempercantik Natty Narwhal ala Equinox dan Faenza”

Bhyllabus dan Charlene

Seperti yang Anda dapat lihat, Bhyllabus memiliki beberapa perombak besar (yang tidak penting) belakangan ini. Kami menyimpan “The Erudite” untuk sementara waktu, dan tampilan yang baru adalah “Charlene” sebuah tema versi beta yang dibangun oleh Papertree Themes. Charlene dibentuk sebagai tema minimalis, bahkan ia tidak membawa navbar (baris navigasi) sendiri. Jadi beberapa orang mungkin yangLanjutkan membaca “Bhyllabus dan Charlene”

Typominima

Akhir tahun adalah waktunya sedikit melihat tema-tema baru yang ada di seputar mesin WordPress, walau sebenarnya saya masih menyukai “The Erudite”, tapi saya ingin sedikit melihat kiri & kanan untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang baru. Kali saya menemukan sebuah tema bernuansa klasik yang ingin saya coba, tentu saja masih beraroma tipografi yang kental. SepertiLanjutkan membaca “Typominima”

Tulisan Mobile Pertama

Sebenarnya saya tidak tahu apa yang harus diisi pada bagian ini. Karena ini merupakan artikel pendek pertama yang saya ujicobakan dikirim melalui #ponsel #nokia saya dengan menggunakan #pushemail. Jadi biarlah ini menjadi tulisan pendek tanpa makna terlebih dahulu, walau saya pun tak berminat memberikannya makna suatu saat kelak. Ah…, jika ini berhasil, saya bisa menulisLanjutkan membaca “Tulisan Mobile Pertama”

Small Fountain of Tiny Memories

Selamat tinggal April selamat datang Mei…, walau sebenarnya tidak ada yang unik namun menghargai setiap waktu yang berlalu adalah hal-hal yang unik yang dapat kita sentuh dalam keseharian. Sebenarnya saya ingin mengucapkan selamat tinggal pada halaman blog ini, ah…, tapi biarlah dulu seperti ini. Kesibukan saya semakin padat, dulu saya berpikir kalau membuat artikel terjadwalLanjutkan membaca “Small Fountain of Tiny Memories”