Tanggal 1 Desember dunia memperingati hari AIDS. Perhatian besar-besaran dimunculkan di berbagai lokasi di penjuru dunia untuk mengingatkan betapa berbahaya HIV/AIDS, serta bagaimana menyelamatkan masyarakat dari HIV/AIDS tanpa melakukan diskriminasi terhadap OHDA.
Tulisan ini sebenarnya saya bagikan sebagai tanggapan terhadap salah satu kiriman di milis BBC tentang permasalahan ciuman dan HIV ini.Dokter Oka Negara yang mengirimkan tulisan di milis yang mengatakan bahwa dalam acara di salah satu stasiun televisi swasta ada narasumber yang menyampaikan bahwa ciuman dapat menularkan HIV, karena air liur bisa menularkan HIV dan persentasenya 5%. Saya terkejut ketika membaca tulisan itu.
Saya tidak ingin menyalahkan siapa pun. Saya juga belum dapat mengonfirmasi kebenaran berita tersebut. Namun apa yang disampaikan – jika memang benar – saya rasa bukanlah informasi yang tepat yang bisa disampaikan oleh seorang yang berkecimpung di dunia medis. Namun saya bergegas melaju ke situs CDC, karena siapa tahu saya yang salah karena belum tahu perkembangan terbaru yang menjadi tanggung jawab saya juga, setidaknya saya berharap CDC selalu memelihara informasi yang tepercaya untuk hak-hal seperti ini.
Namun setelah saya berkunjung ke CDC, informasi itu masih tetap tidak berubah sebagaimana saya dapatkan di bangku kuliah dulu. Berikut yang tertulis di situs CDC:
On the Cheek:
HIV is not transmitted casually, so kissing on the cheek is very safe. Even if the other person has the virus, your unbroken skin is a good barrier. No one has become infected from such ordinary social contact as dry kisses, hugs, and handshakes.
Open-Mouth Kissing:
Open-mouth kissing is considered a very low-risk activity for the transmission of HIV. However, prolonged open-mouth kissing could damage the mouth or lips and allow HIV to pass from an infected person to a partner and then enter the body through cuts or sores in the mouth. Because of this possible risk, the CDC recommends against open-mouth kissing with an infected partner.
One case suggests that a woman became infected with HIV from her sex partner through exposure to contaminated blood during open-mouth kissing.
Ya, ciuman secara umum tidak menularkan HIV, selain saliva (air ludah) bukan merupakan wadah pembawa yang baik untuk virus tersebut, kulit kita yang sehat adalah barier tangguh yang bisa menjaga kita dengan baik. Lalu apakah berarti 100% aman. Berikut saya petikan kembali dari Pusat Informasi AIDS:
Can I get HIV from kissing?
Casual contact through closed-mouth or “social” kissing is not a risk for transmission of HIV. Because of the potential for contact with blood during “French” or open-mouth, wet kissing, CDC recommends against engaging in this activity with a person known to be infected. However, the risk of acquiring HIV during open-mouth kissing is believed to be very low. CDC has investigated only one case of HIV infection that may be attributed to contact with blood during open-mouth kissing. In this case both partners had extensive dental problems including gingivitis (inflammation of the gums). It is likely that there was blood present in both partners’ mouths making direct blood to blood contact a possibility.
Satu kasus dari sekian juta kasus jelas bukanlah nilai 5% yang disebutkan di atas, dan itu pun kasus yang unik, karena kedua pasangan pada satu kasus itu menderita peradangan pada gusi serta memiliki masalah kesehatan gigi yang serius. Dan tidak hanya CDC, banyak sumber juga menyebutkan hal serupa, silakan mencari lebih banyak informasi dengan bertanya pada Google.
Masyarakat kita perlu diberikan penyuluhan dan informasi yang tepat mengenai HIV/AIDS. Karena masih banyak yang mengerti benar bagaimana HIV dapat menular pada seseorang. Bahkan ada orang yang masih menduga dan yakin bahwa ciuman merupakan salah satu media penularan HIV sebagaimana terungkap dalam pengalaman yang tertuang di blog STOP AIDS ini.
Pemahaman yang salah mengenai apa dan bagaimana penyakit ini menular dapat memberikan diskriminasi pada penderitanya, stigma buruk yang dapat mengekang mereka dalam suatu perangkap dan penderitaan sosial. Kita tidak hendak menciptakan hubungan yang tidak manusiawi dengan siapa pun.
Tinggalkan Balasan