Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Tak Usah Memaksa Kunjungan Balik

Pernahkah Anda menjumpai sebuah komentar seperti ini di blog Anda: “Nice post gan, salam kenal, saya tunggu kunjungan baliknya ya.”?

Kadang saya jadi berpikir, apakah sekarang narablog menjadi kutu loncat yang sedang hippie untuk beranjang sana? Ha ha, kadang hati ini tergelak, melihat narablog seperti SPG yang berusaha menarik pembeli untuk datang ke stand-nya.

Saya tidak terlalu peduli akan hal itu, jika saya ada kesempatan dan waktu yang cukup serta kuota lebar pita akses internet yang masih memadai, mengapa tidak – saya suka berjalan-jalan di blogsphere untuk mencari ide-ide yang genuine yang fresh dari berbagai narablog.

Dan sebaliknya, saya pun tidak pernah melakukan hal semacam ini. Apa yang bisa saya tawarkan pada orang-orang berkunjung pada halaman saya? Di sini tidak ada apa-apa yang bisa menjadi begitu berharga sehingga orang bisa menghabiskan waktunya membaca tulisan saya yang kebanyakan tidak berguna. Karena saya tidak memiliki apa pun, maka saya tidak bisa menawarkan apa pun. Mungkin mereka yang memiliki banyak hal bermanfaat di blog-nya tidak salah jika memberikan tawaran ini.

Namun terkadang ada hal yang aneh yang saya temukan. Beberapa waktu yang lalu, ada seorang pembaca yang setiap kali memberikan komentar, selalu mengingatkan saya – si empunya blog untuk tidak lupa mengunjungi balik blognya. Dan saya lihat ia juga “melakukan” hal serupa di blog-blog lain yang sempat saya kunjungi.

Anehnya, saya menerima peringatan dari server bahwa ada beberapa galat yang dikembalikan dari pengiriman surel notifikasi yang gagal. Usut punya usut, si komentator ini menggunakan surat elektronik (email) yang dipalsukan. Sehingga tidak dicapai oleh server, walau beberapa kali pun diulang.

Lho, aneh. Ikut berkomentar, meminta kunjungan balik, tapi menggunakan surat elektronik palsu? Ada apa dengan orang ini pikir saya. Dua kali penggunaan surat eletronik palsu, saya menutup akun palsu itu sehingga diblok oleh server – agar di kemudian hari tidak memberatkan server.

Beberapa waktu kemudian, dia kembali berkomentar, isinya serupa dengan email yang berbeda – karena tentunya dia tidak akan bisa berkomentar dengan surel palsu yang sebelumnya setelah diblok di mesin blog ini. Saya lihat dan saya cek, ternyata surel itu pun tidak valid lagi! Ya Tuhan…, apa yang dipikir orang ini, saya kira dia paham kalau ada peringatan bahwa surelnya tidak valid maka dia akan menggunakan yang asli. Saya tidak tega, yang itu saya loloskan. Tapi surel yang ini pun diblok di mesin blog karena merupakan surel palsu.

Dan ketiga atau keempat kalinya, ia kembali berkomentar pada tulisan saya yang lain. Isinya sama persis dengan embel-embel meminta kunjungan balik. Kali ini surat elektroniknya berbeda, dan ternyata… PALSU lagi! Benar deh…, saya tidak habis pikir dibuatnya. Kali ini saya menulis balasan tanggapan, terima kasih atas pendapatnya, dan saya juga mengingatkan dan meminta agar dia menggunakan surel yang valid di lain kesempatan.

Saya yakin balasan saya tidak akan pernah sampai padanya, bagaimana tidak, alamat surat elektroniknya tidak pernah ada di dunia maya.

Saya yakin mereka yang rutin blogwalking pasti tahu bahwa nama dan surat elektronik adalah dua hal yang wajib saat memberi tanggapan pada sebuah artikel blog. Nama boleh jadi nickname atau username, walau saya lebih menyukai seseorang menggunakan nama asli. Dan alamat surat elektronik yang valid diperlukan. Jika tidak ingin menyediakan alamat surat elektronik yang valid, lalu apa gunanya menjalin komunikasi? (Baca kembali: Alasan Memakai Identitas Asli Saat Blogwalking oleh Dani Iswara).

Jika memang tidak ada itikad baik sedari awal untuk berkomunikasi dengan sesama narablog, untuk apa mempromosikan situs anda di tempat mereka – ingin meraup keuntungan personal? Entahlah, saya tidak pernah mengerti motif-motif yang seperti ini, ingin menjadi populer kah, ingin mendapatkan banyak raupan dollar dari adsense yang dipasang di situsnya? I don’t know, and I believe I don’t need to know.

Saya membangun blog ini dalam kerangka personalitas, dan tidak pernah ditujukan untuk mengalihkan trafik ke situs atau blog tertentu yang tidak jelas asal dan tujuannya. Itu juga sebabnya mengapa saya tidak menyediakan fasilitas tukaran link.

Jika sebuah blog memang bagus, memiliki konten yang bermutu, memiliki ide-ide orisinil dan bahasan yang unik dan menggerakkan untuk dibaca. Saya pasti berlangganan blog itu, ketika ada artikel baru yang menarik, saya akan datang tanpa perlu diberi undangan bertinta emas sekali pun.

Walau pun Anda seorang narablog baru, walau pun Anda baru menghasilkan satu tulisan, jika tulisan itu bisa menangkap hati saya. Saya pasti (biasanya) akan mengikuti blog anda selanjutnya. Saya bisa menggunakan langganan via surat elektronik jika Anda menyediakan, itu lebih saya sukai. Atau saya akan memanfaatkan pengumpan sindikasi dengan Google Reader.

Jadi Anda tak usah memaksakan kunjungan balik pada siapa pun, karena jika tulisan anda baik dan bagus, memenangkan banyak hati pembaca, dengan sendirinya mereka akan menyertai dan menjadi bagian dari blog anda.



68 tanggapan untuk “Tak Usah Memaksa Kunjungan Balik”

  1. Ternyata ada juga ya blogger seperti itu, baru tahu saya (maklum newbie, hehe). Yang saya bingung, kenapa dia harus menggunakan surel palsu, padahal dia punya yang asli?haha

    Ya sudah lah hehe

    Suka

  2. Senang kalau nemu tulisan seperti ini. Kenyataan semacam itu pula yang menjadi salah satu alasan kenapa saya lebih memilih tidak menyediakan kolom komentar di blog saya, karena saya khawatir terbebani oleh komentator–baik yang memintanya secara langsung untuk berkunjung balik ataupun tidak.

    Secara etika, mungkin, kita ingin berkunjung balik pada narablog yang berkunjung ke blog kita. Namun, yang kadang jadi soal, belum tentu isi/materi/konten blog orang itu cocok dengan kita (karena membahas bidang yang tidak kita minati).

    Menurut saya sih orang tidak perlu menyisipkan pesan agar dikunjungi balik dalam komentarnya. Karena, saya pikir, narablog yang ditinggali komentar itu pasti akan tertarik atau penasaran atau juga ingin lebih mengenal komentator yang menjadi pengunjung blognya–khususnya kalau komentarnya sopan dan relevan.

    Saya sendiri menemukan blog-blog bagus dari kolom komentar di blog orang yang saya kunjungi, dan kemudian meng-klik tautannya. Namun, sejujurnya, saya malah tidak akan tertarik pada orang yang menyisipkan pesan semacam itu dalam komentarnya. Dan, omong-omong, Mas Cahya, tolong jangan kunjungi blog saya ya. 😀

    Suka

    1. Hoeda, membuka atau menutup borang tanggapan di masing-masing blog adalah hak administratif seorang narablog yang tidak dapat diganggu gugat. Yup, curiosity would lead us to know each other better, but do not force our luck on it, since they've said, even cat can be killed by curiosity despite his nine lives :D.

      Suka

  3. Mas Rismaka,

    Itu namanya unidentified flying blogger, he he, asal hingga disembarang tempat :D.

    Kalau saya sempat, saya malah lebih suka jalan-jalan daripada menulis 😆 – lihat tulisan gratis (sebelum dijadikan buku dan diterbitkan).

    Suka

  4. Ternyata hampir semua narablog pernah dikunjungi "makhluk misterius" ya? 😀

    Saya udah banyak mengalaminya. Dan prinsip saya pun masih sama, ga mau berkunjung ke narablog yang seperti itu.

    Saat ini saya lebih memprioritaskan mengunjungi teman2 yang sudah dianggap mengena di hati saya, karena memang waktu saya terbatas. Prioritas kedua, saya mengutamakan pengunjung yang berkomentar sesuai topik, walau mereka datang utk pertama kalinya. Dan prioritas terakhir ya siapapun kalau saya sedang baik 😆

    Suka

  5. Yang begitu biasanya komenya juga gak mutu kan? Bahkan, jangan-jangan mereka tak baca artikelnya; sekadar bermaksud menautkan blog mereka sebanyak mungkin.

    Suka

    1. Sabjan Badio,

      Ada mungkin yang seperti itu, tapi rasanya sudah semakin jarang sekarang. Mungkin karena akhirnya jadi kena batunya juga.

      Suka

  6. sepertinya hampir semua mendapat komentar seperti itu, selama tidak bermaksud macam-macam sy biarkan saja.
    untuk mengunjunginya, sya lihat dulu pranala-nya, kalau sudah berbau marketing ya di skip saja …
    tapi selama ini belum pernah perhatikan surel yang diberikan, entah apa tujuannya, tetapi jika terus menerus seperti itu buat saya pribadi akan saya kategorikan sebagai spam

    Suka

    1. hpnugroho,

      Setiap narablog memiliki kebijakannya dalam mengelola sistem komentarnya 🙂

      Suka

  7. Saya rasa itu lebih banyak dilakukan oleh mereka yang punya mental mau serba instan saja. Yang begitu biasanya kurang sabar dalam menikmati proses. Namun yang paling menyebalkan bagi saya ialah yang cuma berkomentar ala kadarnya dan malah sengaja menyisipkan link kontes atau link komersial dalam area komentar. Kalau linknya masih berhubungan dengan topik yang sedang saya bahas sih nggak masalah buat saya.

    Suka

    1. iskandaria,

      Padahal enak lho kalau nge-blog penuh dengan proses, menikmati dari suasana sepi, kadang rame, kadang sepi lagi 😀

      Suka

  8. backlink bukan hanya dimaksudkan ut meningkatkan page rank, tpi juga ut mejeng famous. sepertinya cahya menanggapi komentarku terllau serius. hahahahha

    Suka

    1. mc,

      Ya ya, yang itu boleh-lah 😀

      Suka

  9. waahh… saya pernah seperti itu nggak ya maz….
    meminta kunjunga balik… hhm,,…
    kadang aja saya bingung mau nulis apa.. cuma baca” doank 😀

    Suka

    1. kikakirana,

      sebenarnya “its okay koq“, saya kira tidak ada yang salah dengan minta kunjungan balik ( apa saya ada menulis kalau saya menyalahkannya? 😀 ). Silakan bebas untuk itu.

      Mungkin dalam tatanan masyarakat kita juga sering kali kita dengar orang-orang berkata, “kalau sempat main-main ke rumah ya…” – nah, ga salah kan, lha wong di budaya kita sendiri ada. Tapi itu kan sebuah kewajaran tak bermotif, istilah kerennya tata krama.

      Yang menjadi penekanan kemudian adalah tata cara pengejawantahan tata krama itu di dunia blog, kadang ada oknum yang kelewatan memanfaatkan keramahan seseorang untuk menjebaknya demi keuntungan sendiri. Ya, ini kembali ke diri masing-masing saja yang menilai 😉

      Suka

  10. Yang kaya gitu mah sama dengan nyepam tu bli,.,.
    Memberi komentar dengan surat otomatis ky gt, emanknya Qt haus komentar,.,.

    Suka

    1. Kade,

      Nyepam atau tidak, mari kita coba gunakan azas praduga tidak bersalah 🙂

      Suka

  11. Saya juga pernah mendapatkan komentar seperti itu mas Cahya, jika ada waktu saya akan berkunjung balik walaupun isi komentarnya tidak ada hubungannya dengan artikel saya. Tetapi jika waktu saya terbatas, maaf saya lebih baik berkunjung ke blog teman-teman lain yang memiliki identitas jelas dan blognya memberikan saya inspirasi.
    Saya juga menggunakan alamat surel yang berbeda untuk setiap blog saya.

    Suka

    1. Pak Aldy,

      Kita memiliki waktu yang terbatas, tidak mungkin mengunjungi semua blog kawan-kawan kita sesama narablog secara teratur.

      Ada masa-masanya kita punya waktu luang untuk beranjang sana, ada juga tidak, yah… enjoy saja 🙂

      Surel tidak masalah, asalkan valid. Saya juga sedang mencoba menerapkan sistem komentar dengan menggunakan akun jejaring sosial seperti facebook dan twitter, seandainya mereka memang tidak hendak memberikan surel aslinya pada pemilik blog. Walau tentu mereka sebagai gantinya tidak bisa menampilkan alamat web/blog mereka.

      Yah, sebagai narablog saya tidak berhak hanya menyalahkan pengunjung. Saya pun mencoba mencari solusi, jika cocok ke depannya akan saya terapkan, jika tidak ya saya pun tak memaksa diri saya.

      Suka

  12. Ya memang yang salah itu kan bukan keberadaannya situs2 penghasil uang itu, tapi yang masalah itu cara-caranya itu lho 🙂

    Netiquette nya , betol…

    Suka

    1. Dewa Bantal,

      Dunia bisnis sering kali kejam, namun kembalikan saja pada masing-masing narablog.

      Saya pun tak bisa memaksakan pendapat saya pada mereka yang terbiasa dengan hal-hal ini 🙂

      Suka

  13. Oh I got it… please erase my prior messages.

    Aku beberapa kali sempet terima komen yang sama persis seperti itu, tapi emailnya sih valid semua wong avatarnya muncul 🙂

    Tapi justru komen2 seperti itu, yang kerap kali meminta (memaksa) KOENJOENGAN BALIK!!!!!! (Makan tuh), bikin malah gak ingin mengunjungi haha. Udah tercium marketing abis. Walau nggak semua, tapi seringkali terbukti benar…

    Langsung aku tutup, wong aku bukan penggemar blog2 marketing bisnis ^_^ (bukan bermaksud menjelekkan para marketing motivator lho). Karena ada beberapa motivator yang tetap terasa “kemanusiaannya” contohnya si Sugiarto 🙂

    Suka

    1. Dewa Bantal,

      Nah itu ketemu kenapa tanggapannya diblok 😀

      Gravatar memang salah satu teknik yang baik untuk menentukan validitas email, namun tidak selalu valid.

      Menggunakan blog sebagai sarana bisnis tidak salah, malah kalau blog kita bisa memberikan penghasilan tambahan bukankah itu bagus. Apalagi jika juga bisa memberikan keuntungan bagi pengunjung.

      Tapi karena saya tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan sebagai sesuatu yang menguntungkan, maka saya malu kalau harus meminta kunjungan balik 😆 – jadi saya pun secara diam-diam menolak hal yang sama – takut tidak bisa memberikan balasan yang setimpal, he he…

      Seperti yang disampaikan @Asop di atas, semua ada netiquette-nya di dunia maya 🙂

      Suka

  14. Nah yang ini masuk moderation, padahal komen yang panjang lebar tadi nggak ada link, gak ada censored word, nggak ada macem2 @_@; ah pokoknya begitu tadi… capek ngulang nulisnya haha.

    Suka

  15. Hmm… aku tadi nulis komen panjang lebar kenapa kena block yah?

    Suka

  16. aku gak maksa koq… kalo gak mau, aku akan pergi hikssssss…. *merajuk* mode on

    Suka

    1. Suzan,

      Cup…cup…, jangan ngambek dong 🙂 [Takut dilempari pakai koleksi bukumu]

      Suka

  17. Saya suka dgn keterbukaan Anda Mas… Selalu apa adanya dalam mengungkapkan sesuatu… Saya harus lebih banyak belajar ama Mas Cahya…
    Salam hangat dan damai selalu… 🙂

    Suka

    1. Hary4n4,

      Mungkin lebih tepat saya disebut suka ceplas-ceplos ya…

      Salam hangat… 🙂

      Suka

  18. yah namane anake orang banyak ya gt bro…. hehehe

    Suka

    1. richo,

      Ya…, ada berbagai tipe orang yang nge-blog, yang begini dan begitu juga punya keunikan tersendiri 🙂

      Suka

  19. Kalo saya sih cuek2 aja, asalkan tidak merepotkan dan merugikan…
    Tapi bener juga, kalo memang tidak beritikad baik berkomunikasi, ngapain pake e-mail palsu, mendingan pasang iklan aja… hehehee 😀

    Suka

    1. adiarta,

      Saya sih tidak keberatan cuek dengan hal-hal seperti itu, malah kalau boleh saya memilih, saya ingin cuek bebek saja – sambil jalan terus nge-blog. Tapi dengan cuek, kita berarti menyetujui dan “merestui” hal-hal seperti ini. Ibaratnya kalau PKL menggelar dagangan di sembarang tempat tapi tidak ditegur oleh yang punya kawasan, ya nanti makin banyak saja. Pas digusur baru pada protes.

      Mungkin malah hal ini tidak salah, hanya bagi saya kurang pas saja 🙂

      Suka

  20. hahahha… ga usah heranlah, memang ada yang begitu kok. ut sekedar mengejar backlink.

    eh, cahya dimana sekarang?

    Suka

    1. mc,

      Mungkin ada di mana-mana ya 🙂 – mengejar backlink (terjemahannya: tautan ke punggung), memangnya saya pakai baju yang unik apa. Sepertinya memang ada kode tertentu yang menyarankan untuk menerapkan rel="nofollow" di setiap link, kecuali link itu adalah rujukan/penjelasan lebih lengkap tentang konten blog spesifik.

      Umumnya sistem ini otomatis diterapkan agar tidak mengganggu crawl dari mesin telusur ke suatu blog, kecuali si empunya blog membongkar dan menghilangkan fungsi ini. Kesannya bagi saya, mau menulis sebanyak apa pun tanggapan seperti itu tidak akan memberikan backlink ke blognya. Tapi entahlah kalau memang ada yang berpendapat beda, toh ini negara demokrasi 😀

      Btw, saya sekarang ada di sini.

      Suka

  21. Lilah Haryoko Avatar
    Lilah Haryoko

    Ga seneng memang kl dpt temen dg cara begitu, kt berusaha jujur, tp orla belum tentu…Waallohu alam…

    Suka

    1. Lilah Haryoko,

      Mari kita kembalikan ke masing-masing individu dan penilaiannya 🙂

      Suka

  22. waduh saya sudah kunjung balik kesini nih, gmn?? kabur ah….

    Suka

    1. mbah jiwo,

      Ha ha…, ya ga pa pa Mbah, pelan-pelan saja kaburnya, nanti bisa-bisa kejendot pintu 😀

      Suka

  23. Tampaknya mas Cahya sedikit dibuat kesal sama ulah oknum narablog gelap ya?

    Blog saya juga kadang dikunjungin gitu tapi disitu saya belajar untuk lebih beretika dalam memberi komentar.

    Suka

    1. Pak Huang,

      Sekarang ada narablog gelap segala ya (he he, apa karena visa-nya palsu atau habis masa berlaku?)

      Jika tidak merasakan gelap, kita tidak bisa menikmati terang 🙂

      Suka

    2. “Jika tidak merasakan gelap, kita tidak bisa menikmati terang”

      jawaban yang kontras 😀

      ya tentunya tidak bisa menikmati enaknya ngeblog 😀

      Suka

    3. Pak Huang,

      Maksud saya mungkin mirip dengan kalimat, “Jika belum kehilangan, belum merasakan sendiri artinya memiliki” 🙂

      Suka

    4. Saya sedang merasakannya mas, hape saya rusak dan saya merasakan kehilangan 😦

      Hapenya saya utak atik coba perbaikin sendiri tapi hasilnya tambah parah. Hahahaha…

      Suka

  24. hmm..ada yg jadi ‘fans’ sepertinya, sampai terkangen2 dan memaksa berkunjung balik 😀

    Suka

    1. wigati,

      Itu fans yang menyeramkan 😀

      Saya pilih tutup mata saja dah kalau seperti itu …

      Suka

  25. setuju banget… saya kayaknya tahu dan pernah beberapa kali mendapat komentar seperti itu, tapi ya saya cuekin aja, hehe

    Suka

    1. Bli Wira,

      Yah…, kalau Bli Wira sih memang narablog yang baik hati. Mau spam seperti apa pun pasti dikasinya tempat berteduh…. Tapi selalu di belakanganya ada makna “asal mereka juga ga keberatan saya nulis serupa di blog mereka”, he he 😀

      Suka

  26. ya begtulah adanya bli. .
    tak jarang ada narablog yg menyisipkan javascript agar ada jendela pop out iklan yg muncul ketika artikel di blog mereka di tampilkan. –menurut saya sangat mengganggu.

    🙂 sepertinya mencari uang dari iklan di internet tidak lagi bisa terlalu di andalkan.

    ah, sedikit hiperbola pun tak masalah. asalkan tidak terlalu berlebihan — bukankah ada iklan rokok yg brbunyi. ‘mw exists? jangan lebay plis’ :p

    Suka

  27. tulisan yg bermanfaat. 🙂

    yah tak jarang banyak pengunjung blog yg seperti itu. mengiklankan blog mereka yg belum tentu terupdate agar pengunjung sekedar mengklik iklan di blog mereka. 😀

    Suka

    1. p0et,

      Kemarin beberapa bulan saya bereksperimen dengan google adsense, setelah ribuan kali tampil, tidak ada satu pun yang diklik. Berarti para pengunjung sudah mulai cerdas bahwa iklan-iklan seperti itu tidak membawa untung. Apalagi hanya memperlambat penampilan konten blog, serta belakangan ini iklannya tambah tidak jelas, justru mengarah pada phising, jadi saya memutuskan tidak memasang iklan yang PPC di blog ini – kita tidak ingin menyesatkan pengunjung bukan? 😀

      Menulis untuk menyesatkan orang adalah salah satu dosa terbesar seorang narablog – he he, kalau yang ini mungkin agak hiperbola 🙂

      Suka

    2. Jika masalah memperlambat loading dan javascript (via poet) yang menganggu, kenapa tidak di sisi pengguna saja yang mengalah mematikan tampilan iklan dan javascript di perambannya. Sedangkan di peramban satunya, semua fitur tetap aktif untuk mengecek dagangan. 🙂

      Suka

    3. Bli Dani,

      There are good js and bad js, we don’t know which one is to disable, if intentionaly kill them all (e.g with noscript) – it hards for me who not used with the method.

      Bad is good enough as long isn’t dengerous one. But sometimes some sites push me to use the web developer plugin to terminate all the scripts 😀

      Suka

  28. blacklist-nya kejam banget 😀

    Argh sempat ketangkep:
    Your comment has been blocked based on the blog owner’s blacklist settings.

    If you feel this is in error, please contact the blog owner by some other method.

    Suka

    1. Bli Dani,

      Kalau untuk Bli Dani yang memiliki high spamming skill, memang perlu daftar hitam yang lebih panjang dari pada gerbong kereta api 😀

      If you feel this is in error, please contact the blog owner by some other method.” → Padahal borang (ikutan pakai kata kaya Bli Dani) kontak dan borang komentar menggunakan mesin antispam yang sama 😆

      Suka

    2. serius, tadi ada komentar yang ketangkep si satpam. mungkin karena ada kata-kata yang dimasukkan daftar hitam oleh pengelolanya. 😛

      Suka

    3. Bli Dani,

      Frase “kunjung** ba**k” juga masuk dalam daftar hitam lho 🙂

      Suka

  29. Yup, saya akan menjadi blogger yang lebih “beradat” dan beretika…. ^_^

    Suka

    1. Asop,

      Apa sih yang disebut narablog beretika 😀 – Ha ha…

      Suka

    2. Hmmmm… etika maksud saya termasuk netiquette. 🙂
      Banyak juga etika lainnya, seperti satu lagi contohnya etika dalam bertukar link. 😀

      Suka

    3. Asop,

      Hmm…, netiquette berlaku untuk semua pengguna internet. Namun kalau dalam ranah tulisan yang berikan di atas, yang jadi subjek isu adalah narablog secara khusus (bukan pengguna internet secara umum), tentu netiquette berlaku juga bagi para narablog yang merupakan bagian dari masyarakat pengguna internet 🙂

      Saya kira Asop menyampaikan etika yang lebih spesifik seperti Blogger’s Code of Ethics atau pun Blogger’s Code of Conduct. Tapi tak perlulah terlalu rumit, toh di negeri kita sudah terbiasa dengan tata krama yang apik 😉

      Suka

    4. Yap, nettiquette berlaku utk semua pengguna internet. 🙂

      Untuk kedua etika yang Mas Cahyo sampaikan, saya baru tahu lho…. ^_^

      *menuju TKP*

      Suka

    5. Eh maap salah, Mas Cahya, bukan Cahyo… =))
      Itu mah temen saya…

      Suka

    6. Asop,

      [OOT] Kalau di lidah orang Indonesia tidak akan terlalu berbeda kan pelafalannya 😆

      Suka

  30. untuk sementara jangan mengunjungi blog saya, dikarenakan belon saya apdet… hehehe..

    Suka

    1. Mas Tri,

      Kalau ke-update, pasti muncul di bali.blogger.baliwae.com kan Mas?

      Suka

  31. santidiwyarthi Avatar
    santidiwyarthi

    Ehm…

    anggap aja, ada penggemar diam-diam… ato, penggemar berat, dan, ingin jalin hubungan, namun ga tahu, jika malah memberatkan dna bikin puyeng..

    Suka

    1. Mbak Santi,

      I’ve give up on love, neither I care enough about fans nor followers, I’m not here to convert anyone into any kind of belief or faith. I’m simply share my writing, people may like it, otherwise they just let it go if they deny it.

      Saya hanya tidak mau puyeng Mbak 😀

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: