Pernahkah Anda menjumpai sebuah komentar seperti ini di blog Anda: “Nice post gan, salam kenal, saya tunggu kunjungan baliknya ya.”?
Kadang saya jadi berpikir, apakah sekarang narablog menjadi kutu loncat yang sedang hippie untuk beranjang sana? Ha ha, kadang hati ini tergelak, melihat narablog seperti SPG yang berusaha menarik pembeli untuk datang ke stand-nya.
Saya tidak terlalu peduli akan hal itu, jika saya ada kesempatan dan waktu yang cukup serta kuota lebar pita akses internet yang masih memadai, mengapa tidak – saya suka berjalan-jalan di blogsphere untuk mencari ide-ide yang genuine yang fresh dari berbagai narablog.
Dan sebaliknya, saya pun tidak pernah melakukan hal semacam ini. Apa yang bisa saya tawarkan pada orang-orang berkunjung pada halaman saya? Di sini tidak ada apa-apa yang bisa menjadi begitu berharga sehingga orang bisa menghabiskan waktunya membaca tulisan saya yang kebanyakan tidak berguna. Karena saya tidak memiliki apa pun, maka saya tidak bisa menawarkan apa pun. Mungkin mereka yang memiliki banyak hal bermanfaat di blog-nya tidak salah jika memberikan tawaran ini.
Namun terkadang ada hal yang aneh yang saya temukan. Beberapa waktu yang lalu, ada seorang pembaca yang setiap kali memberikan komentar, selalu mengingatkan saya – si empunya blog untuk tidak lupa mengunjungi balik blognya. Dan saya lihat ia juga “melakukan” hal serupa di blog-blog lain yang sempat saya kunjungi.
Anehnya, saya menerima peringatan dari server bahwa ada beberapa galat yang dikembalikan dari pengiriman surel notifikasi yang gagal. Usut punya usut, si komentator ini menggunakan surat elektronik (email) yang dipalsukan. Sehingga tidak dicapai oleh server, walau beberapa kali pun diulang.
Lho, aneh. Ikut berkomentar, meminta kunjungan balik, tapi menggunakan surat elektronik palsu? Ada apa dengan orang ini pikir saya. Dua kali penggunaan surat eletronik palsu, saya menutup akun palsu itu sehingga diblok oleh server – agar di kemudian hari tidak memberatkan server.
Beberapa waktu kemudian, dia kembali berkomentar, isinya serupa dengan email yang berbeda – karena tentunya dia tidak akan bisa berkomentar dengan surel palsu yang sebelumnya setelah diblok di mesin blog ini. Saya lihat dan saya cek, ternyata surel itu pun tidak valid lagi! Ya Tuhan…, apa yang dipikir orang ini, saya kira dia paham kalau ada peringatan bahwa surelnya tidak valid maka dia akan menggunakan yang asli. Saya tidak tega, yang itu saya loloskan. Tapi surel yang ini pun diblok di mesin blog karena merupakan surel palsu.
Dan ketiga atau keempat kalinya, ia kembali berkomentar pada tulisan saya yang lain. Isinya sama persis dengan embel-embel meminta kunjungan balik. Kali ini surat elektroniknya berbeda, dan ternyata… PALSU lagi! Benar deh…, saya tidak habis pikir dibuatnya. Kali ini saya menulis balasan tanggapan, terima kasih atas pendapatnya, dan saya juga mengingatkan dan meminta agar dia menggunakan surel yang valid di lain kesempatan.
Saya yakin balasan saya tidak akan pernah sampai padanya, bagaimana tidak, alamat surat elektroniknya tidak pernah ada di dunia maya.
Saya yakin mereka yang rutin blogwalking pasti tahu bahwa nama dan surat elektronik adalah dua hal yang wajib saat memberi tanggapan pada sebuah artikel blog. Nama boleh jadi nickname atau username, walau saya lebih menyukai seseorang menggunakan nama asli. Dan alamat surat elektronik yang valid diperlukan. Jika tidak ingin menyediakan alamat surat elektronik yang valid, lalu apa gunanya menjalin komunikasi? (Baca kembali: Alasan Memakai Identitas Asli Saat Blogwalking oleh Dani Iswara).
Jika memang tidak ada itikad baik sedari awal untuk berkomunikasi dengan sesama narablog, untuk apa mempromosikan situs anda di tempat mereka – ingin meraup keuntungan personal? Entahlah, saya tidak pernah mengerti motif-motif yang seperti ini, ingin menjadi populer kah, ingin mendapatkan banyak raupan dollar dari adsense yang dipasang di situsnya? I don’t know, and I believe I don’t need to know.
Saya membangun blog ini dalam kerangka personalitas, dan tidak pernah ditujukan untuk mengalihkan trafik ke situs atau blog tertentu yang tidak jelas asal dan tujuannya. Itu juga sebabnya mengapa saya tidak menyediakan fasilitas tukaran link.
Jika sebuah blog memang bagus, memiliki konten yang bermutu, memiliki ide-ide orisinil dan bahasan yang unik dan menggerakkan untuk dibaca. Saya pasti berlangganan blog itu, ketika ada artikel baru yang menarik, saya akan datang tanpa perlu diberi undangan bertinta emas sekali pun.
Walau pun Anda seorang narablog baru, walau pun Anda baru menghasilkan satu tulisan, jika tulisan itu bisa menangkap hati saya. Saya pasti (biasanya) akan mengikuti blog anda selanjutnya. Saya bisa menggunakan langganan via surat elektronik jika Anda menyediakan, itu lebih saya sukai. Atau saya akan memanfaatkan pengumpan sindikasi dengan Google Reader.
Jadi Anda tak usah memaksakan kunjungan balik pada siapa pun, karena jika tulisan anda baik dan bagus, memenangkan banyak hati pembaca, dengan sendirinya mereka akan menyertai dan menjadi bagian dari blog anda.
Tinggalkan Balasan