Pernak-pernik dunia blog kini semakin marak, walau dulunya juga sudah marak sih. Ada banyak fitur menarik yang bisa ditambahkan ke dalam blog dan menjadikannya tampak lebih cantik dan lebih menarik di mata para pengunjungnya. Tak bisa dipungkiri jika para narablog senang sekali mencoba hal-hal baru pada blognya.
Jika Anda ingat tulisan saya sebelumnya tentang Budaya Bahasa Sebuah Blog, maka apa yang saya sajikan kali ini mungkin tidak berbeda terlalu jauh. Ada salah satu pernik menarik yang suka ditambahkan pada beberapa blog oleh pemiliknya adalah adanya fitur penerjemahan blog ke ragam bahasa lainnya.
Semisal sebuah blog di Indonesia yang menggunakan bahasa lokal yaitu Bahasa Indonesia, maka biasanya si empunya blog akan menawarkan fasilitas penerjemahan instan ke berbagai bahasa lainnya, seperti Bahasa Inggris, Prancis, Jepang, dan lain sebagainya. Saya rasa ini adalah sebuah ide yang sangat bagus, bahkan membuka blog bagi semua pembaca di seluruh dunia, dan kita tidak membatasi diri. Apalagi teknologi terjemahan oleh mesin kini bertambah manis.
Namun tunggu dulu, apa semua itu selalu bermanfaat?
Apakah Anda pernah memanfaatkan sebuah program penerjemah (translator), semisal untuk menerjemahkan artikel asing ke dalam bahasa kita, atau pun sebaliknya? Menurut Anda seberapa bagus ketepatan dan kebergunaan terjemahannya? Bahkan mungkin itu untuk artikel dalam bahasa resmi atau formal – sering kali kita menemukan kesalahan atau ketidaksesuaian. Hal ini disebabkan oleh sintaksis yang rumit antar Bahasa, sehingga penerjemahan tidak pernah sempurna dan dipahami dengan baik oleh sebuah program – kecuali katanya untuk Bahasa Sanskerta.
Okelah, di luar semua pertimbangan itu, mari kita coba ambil contoh cuplikan tampilan berikut. Saya ambil dari sebuah blog sudah seizin empunya, ini hanya salah satu contoh dari sekian banyak yang bisa kita temukan.
Apa ada yang salah dengan cuplikan di atas?
Jangan salah paham, sama sekali tidak ada yang salah. Itu adalah cuplikan sebuah blog sebagaimana blog-blog lain yang bisa kita temui saat ini. Dan itu adalah sebuah blog personal yang unik dan menarik (saya tidak akan bilang siapa yang punya).
Saya katakan, bahkan dalam sintaksis bahasa formal pun sebuah program penerjemahan bisa gagal dalam menerjemahkan sebuah tulisan secara tepat makna. Lalu bagaimana dengan tulisan dalam berbagai bahasa non-formal plus dengan banyaknya kata yang disingkat atau dipangkas atau dieja sesuai ejaan yang di-keren-kan (bukannya EYD)? Atau bahkan mungkin ejaan yang tersandi seperti “ba9a1m4n4” untuk mengeja “bagaimana”. Coba lihat Kamus Besar Bahasa Alay oleh Mas Rismaka.
Bayangkan seorang Inggris yang ingin menerjemahkan halaman seperti ini, apakah yang akan ia dapati? Sebuah halaman terjemahan bermakna, atau sebuah halaman terjemahan yang salah kaprah?
Saya rasa saya tidak perlu menyampaikan lebih jauh lagi. Mari kita kembalikan pada masing-masing narablog, karena keunikan yang berbeda itu tetap indah. Saya sendiri tidak menggunakan fasilitas penerjemah blog saat ini, karena saya yakin akan ada yang banyak salah kaprah kalau blog ini diterjemahkan ke berbagai ragam bahasa.
Pemindo,
Wah, kalau numpang promosi biasanya kan ada tarifnya nih :D.
SukaSuka
Kalau seandainya mesin benar2 akurat bisa menerjemahkan, wah…profesi saya sebagai penerjemah bisa gulung tikar dong om…:)
Kalau mau akurat ke aku aja nerjemahinnya om….(promosi dikit nih).
Lam kenal ya om…mampir ke blog ku juga http://penerjemahmitraindonesia.blogspot.com/
SukaSuka
Memang mesin penterjemah tidak akurat dan sesuai konteks tapi saya rasa ada manfaatnya bagi saya yang tidak menguasai bahasa asing. Penterjemah itu walaupun tidak akurat sudah mampu membuat si pemakai bisa menangkap atau mengerti intisari dari yang diterjemahkan.
SukaSuka
Mencari sitemap tadi juga agak kesusahan juga(belum nyari udah ngeluh) hehe 😀
Peramban Namoroka baru pertama nyoba di Live USB saya mas.
SukaSuka
Mas Agung,
Kalau sitemap susah dicari, ya, tanya om Google saja, kan bisa menggunakan “
keyword site:alamat blog
” semisal “terjemahan blog site:catatan.legawa.com
”Om Google kan lebih pandai mencari 🙂
SukaSuka
Waduh nyari tulisan ini lagi kok susah sekali ya! mas Cahya, kolom pencarian memang tidak ada ya? Mau buat referensi tulisan saya nanti hehehe 😀
SukaSuka
agung,
Kolom pencarian bukannya tidak ada, tapi yang sering bermasalah itu adalah peramban Namoroka 😆 – ga tahu kenapa, coba gunakan Firefox yang biasa Mas.
Kalau artikel lama lebih mudah ditemukan via sitemap, kemudian dicari dengan menggunakan
ctrl+F
🙂SukaSuka
“Ada banyak fitur menarik yang bisa ditambahkan ke dalam blog dan menjadikannya tampak lebih cantik dan lebih menarik di mata para pengunjungnya.”
Itu yang pernah terbesit dalam pemikiran saya, pernah pasang di blog gratisan saya dan dicoba memang hasilnya jauh dari bayangan(memang kurang begitu tahu dalam hal ini) bahasa inggris saja masih terbata-bata apalagi china, jepang, perancis dll.
Lebih sering ngomong jawa hehehe 😀
SukaSuka
Agung Haryono,
Saya rasa narablog memang “wajib” mencicipi setiap “bumbu” blog itu sendiri, sehingga bisa menentukan yang mana pada akhirnya pas untuk seleranya 🙂
SukaSuka
n1cE p0sT, mR cAHya Gak G4oL g1tU l0cH
saya coba terjemahkan “deteksi bahasa” ke bahasa indonesia, Hasilnya :
“Kami belum dapat menerjemahkan dari Jawa ke Bahasa Indonesia”
“deteksi bahasa” ke bahasa “inggris” hasilnya:
“Kami belum dapat menerjemahkan dari Jawa ke Inggris”
sepertinya ini ide bagus buat translator “bahasa gaul” ke bahasa Indonesia/inggris
SukaSuka
flyegg,
Hi hi, saya memang tidak gaul 😀
Mungkin bisa jadi perintis bersama Mas Rismaka membangun KBBA 😉
SukaSuka
Gampang sekali. Gunakanlah bahasa indonesia yang baik dan benar tanpa disingkat-singkat. 🙂
SukaSuka
Jujur saja, saya kurang begitu peduli dengan soal penerjemahan yang mungkin dilakukan oleh orang asing, karena target pembaca saya masih dari Indonesia. Lain halnya jika saya mengelola sebuah website utk keperluan komersial misalnya, penggunaan translator akan saya pertimbangkan.
SukaSuka
shaquille,
Karena artikel berbahasa Indonesia, bukan berarti pembaca hanya dari Indonesia kan? Kalau pada saat mencari artikel tentang wordpress mesin telusur mengarahkannya ke blog Rismaka misalnya, kan bisa saja terjadi, apalagi WAN itu sedang liburan di Indonesia 🙂
Maksud saya konten kita kan terbuka untuk publik, walau targetnya memang pembaca lokal tapi kan tidak menutup kemungkinan untuk dilihat pembaca non lokal. Sehingga dalam wacana ini, kira-kira apakah blog perlu bantuan aplikasi penerjemah dan apakah aplikasi itu dapat membantu. Yah, tentunya baik dan buruknya dikembalikan lagi pada masing-masing narablog.
SukaSuka
Apakah benar Bahasa Sanskerta itu bisa diterjemahkan secara sempurna?
SukaSuka
shaquille,
Mungkin karena Sanskerta sudah tidak dikembangkan lagi, maksudnya tidak ada jargon baru yang masuk, sehingga sintaks-nya sederhana. Makanya saya bilang hanya “katanya”, mungkin situs ini bisa memberikan gambaran: Nasa on Sanskrit and Artificial Intellegence.
SukaSuka
mungkin aja bisa…setahu saya sich…bahasa sanskerta itu gk bnyk carut marutnya…gk kayak bahasa2 laen..jd mungkin.. untuk pemaksimalan terjemahannya mungkin lbih mndkti titik smpurna heeeeeee
SukaSuka
Saya sempat pasang fitur penerjemah waktu masih pakai blogspot. Tapi, hasilnya ya begitulah. Akhirnya, saya copot saja dan biarlah tanpa diterjemahkan lagi.
SukaSuka
waduh gimana ya, bahasa indonesia saya aja masih blepotan…
SukaSuka
Minimal tahu teks yang kita hadapi, dari pada blank sama sekali.
he..he.. (gagap english nih…)
SukaSuka
saya memilih tidak memanfaatkan fasilitas penerjemahan, khawatir diksi yang saya pilih punya makna yang berbeda ketika diterjemahkan ke dalam bahasa lain
SukaSuka
Pak Narno,
Kalau semantik bahasa mungkin masih bisa ditolerir oleh mesin telusur atau mesin penerjemah, namun kalau diksi atau majas dalam bahasa sastra yang digunakan dalam blog Pak Narno mungkin akan keteteran jika dipaksa tuk dialihbahasakan 🙂
SukaSuka
hehehe, saya pake mas, niat awalnya sih ‘posting’ yg bisa sesuai kaidah bahasa gitu, biar ditranslate pun jadi baik, tapi ternyata…menulis ala saya masih 70% menurut kenyamanan berbahasa saya, acak adut begitu ditranslate, tapi gpp deh, saya pasang, biar inget saya harus berusaha nulis benar hehehe
SukaSuka
wigati,
Wah, kalau yang senior saja ngomongnya begitu, apalagi saya ya… 🙂
Jadi pengingat…, hmm…, mengapa bukan foto guru bahasa saja 😀
SukaSuka
sebisa mungkin menterjemahklan dengan bahasa semampu saya, itu aja sih…kalo bahasanya sulit yah dilewatin aja kali hehehe
SukaSuka
Saya jarang menerjemahkan blog asing. Paling baca [secara manual] yang bahasa Inggris saja, wong tahunya ya cuma itu.
Saya pun nggak yakin ada bule yang mau repot-repot menerjemahkan blog saya. 😛
SukaSuka
Mbak Isnuansa,
Asal paham sebenarnya sih tidak masalah, bahasa toh untuk menyambungkan antar manusia kan, sedemikian hingga tidak terjadi salah sambung 😀
SukaSuka
o…. soal menerjemahkan konten blog yang bahsanya non formal ke bahasa lain to?
aku kira terjemah kata “blog” muulai menyeleweng.
SukaSuka
wahyu nurudin,
Sepertinya kata “blog” sudah menjadi kata serapan ke dalam Bahasa Indonesia, tapi entah penggunaan sudah formal atau belum, saya juga kurang tahu.
SukaSuka
apalagi blog saia–bakal jadi gag jelas mau dibaca gimana, tapi herannya kenapa para orang asing {sebut:bule} bia bilang nice post ya 😉
SukaSuka
Jun,
Jika tidak salah, frase “nice post” masih termasuk kata-kata favorit pada pembela spamdexing 😀
SukaSuka
Jun,
itu bukan orang mas, tapi spammers 😀
SukaSuka
shaquille,
Oh, spammer insede the lockers…? Indeed … perhaps… is possible.
SukaSuka
huahahhahaha… duh moga aja gak salah nulis … boleh salah keitk aja ya hihihihi
SukaSuka
Suzan,
Saya bukan ahli sintaksis, semantik, fonetik, fonologi atau pun morfologi bahasa. Bukannya wartawan malah lebih menguasai hal-hal detail ini dengan lebih baik 🙂 ?
Kalau masalah salah ketik, mungkin dengan pemindai ejaan bisa dihindari 🙂
SukaSuka
makanya saya selalu berusaha untuk menggunakan ejaan yang umum digunakan dalam menulis di blog
SukaSuka
Yang agak menjebak di SERPs sebenarnya negosiasi konten di sisi server seputar terjemahan konten otomatis yang ditandai semisal lang=[lang id].
Jika widget/applet, itu terserah pengguna mau pakai atau tidak kan? 🙂
Karena saya sering pake Google Translate buat nerjemahin beberapa dokumen ArchWiki. Tapi diedit lagi.
SukaSuka
Bli Dani,
Semisal dengan menggunakan mesin WP yang belum versi lokal, tapi kita mengubah
lang
ke lokal tidak masalah kan? Karena toh bahasa yang digunakan sebagian besar bahasa lokal.Nah, itu dia, Bli Dani kan ahli dalam masalah usabilitas web, apa kira-kira itu bermanfaat? Lalu sekarang ada peramban (baca: Chrome) yang memiliki opsi penerjemahan terintegrasi dengan Google Translate, rasanya widget/applet makin bagaimana gitu…?
SukaSuka
Maaf, saya bukan ahli itu [titik]
Memakai pelokalan cara manual maksudnya kan ya. Apalagi
lang
di deklarasi source code disesuaikan dengan bahasa lokal. Sepertinya ngga masalah. Kecuali misalnya beberapa item di atributtitle
yang tetap bahasa bawaannya. 😦Yang namanya menawarkan kemudahan, kan banyak cara. 🙂
SukaSuka
Bli Dani,
Kan kita tahu bahwa versi lokal selalu datang belakangan dari versi asli (en), dan kadang malah tidak keluar lagi. Jadi biasanya berkas berhubung dengan
lang
seperti.po
dan.mo
kita lakukan penyesuaian sendiri. Yah, kan tidak semua bisa diubah, namanya juga kemampuan minimalis :pSukaSuka
hehe..kalo saya kesini selalu senyum2 sendiri jika membaca komentarnya bli dani dan bli cahya…diskusinya selalu menarik..
SukaSuka