Sang kala sedang duduk termenung, letih dan peluh sudah cukup menetes membasahi jejaknya selama perjalanan ini. Tubuhnya yang sudah renta bagi banyak makhluk yang melahirkannya bersandar di pohon tua yang disebut orang sebagai dirinya. Ia menarik dalam-dalam napasnya yang disimpan dari munculan harapan yang ditabur dalam angin kehidupan dan kematian. Seakan ia menahan agar dirinya berhenti mengalir sejenak dan memberikan keabadian yang sekejap pada rerumputan dan taburan embun yang tak pernah berhenti mengganti kesegaran duniawi yang memahkotainya.
Ia menatap jalan yang panjang di hadapannya, dan seakan tak akan pernah berakhir hingga dirinya sendiri berakhir.
Artikel yang menarik sekali, semoga sukses selalu..thx,slm kenal
SukaSuka
saatnya istirahat, esok kan ada hari lagi yang lebih indah
SukaSuka
Hidup dan mati semua ditangan TUHAN.Maha mengatur segalanya, kita sebagai hambanya harus selalu patuh kepada apa yang dilarangnya.thx
SukaSuka
Sepertinya Sang Kala memang sedang dan nggak enak badan. Perut langit juga sedang nggak beres, sebentar hujan sebentar panas.
Sepertinya Sang Kala harus diberi Pocari-Sweat nih biar cepet pulih 😆
SukaSuka
hmmmm…n berhenti sejenak untuk mengecharge energi. Boleh.. boleh.. boleh..
SukaSuka
Istirahat dulu mas, tidur. Biar besok ga capek 🙂
SukaSuka
Jangan takut, karena esok hari ia akan segar bugar kembali.
SukaSuka