Kakiku menapak kembali saat malam berhembus hangat
Pandangku mengabur tertutup selaksa keraguan
Adakah napas juga telah berpaut dengan ketidakberdayaan
Sehingga gita malam tak lagi hinggap hingga ke sudut perhatianku
Awan tipis tergopoh riang
Tak acuh akan akan ego-ego rendah di bawah yang tak mampu menyentuh hatinya
Membawa selapis tipis penghilang dahaga
Yang dikumpulkan bagi segenap semesta
Kupelankan langkah hampaku disambut pelukan suara malam
Yang seketika memecah buram keraguan dengan kidung suka cita
Tubuhku mungkin hanya kosong berbalut lelah
Namun gita alam dengan cepat merasuki celah duli
Seakan hendak terpatahkan angin buluh-buluh merunduk
Dalam kecerahan yang lumbut
Aku melihat napas-napas kehidupan dihantarkan di lengkung rembulan
Kuhirup dan kututup kembali sepasang mata yang letih dan lelah
bagus puisinya 🙂
SukaSuka
bagus sekali.. :’)
SukaSuka
Ah…, masa sih, kayanya nulisnya pas malam-malam sambil ngantuk deh :D.
SukaSuka