A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages

Kakiku menapak kembali saat malam berhembus hangat
Pandangku mengabur tertutup selaksa keraguan
Adakah napas juga telah berpaut dengan ketidakberdayaan
Sehingga gita malam tak lagi hinggap hingga ke sudut perhatianku

Awan tipis tergopoh riang
Tak acuh akan akan ego-ego rendah di bawah yang tak mampu menyentuh hatinya
Membawa selapis tipis penghilang dahaga
Yang dikumpulkan bagi segenap semesta

Kupelankan langkah hampaku disambut pelukan suara malam
Yang seketika memecah buram keraguan dengan kidung suka cita
Tubuhku mungkin hanya kosong berbalut lelah
Namun gita alam dengan cepat merasuki celah duli

Seakan hendak terpatahkan angin buluh-buluh merunduk
Dalam kecerahan yang lumbut
Aku melihat napas-napas kehidupan dihantarkan di lengkung rembulan
Kuhirup dan kututup kembali sepasang mata yang letih dan lelah

Commenting 101: “Be kind, and respect each other” // Bersikaplah baik, dan saling menghormati (Indonesian) // Soyez gentils et respectez-vous les uns les autres (French) // Sean amables y respétense mutuamente (Spanish) // 待人友善,互相尊重 (Chinese) // كونوا لطفاء واحترموا بعضكم البعض (Arabic) // Будьте добры и уважайте друг друга (Russian) // Seid freundlich und respektiert einander (German) // 親切にし、お互いを尊重し合いましょう (Japanese) // दयालु बनें, और एक दूसरे का सम्मान करें (Hindi) // Siate gentili e rispettatevi a vicenda (Italian)

3 tanggapan

  1. achoey el haris Avatar

    bagus puisinya 🙂

    Suka

  2. catastrovaprima Avatar
    catastrovaprima

    bagus sekali.. :’)

    Suka

    1. Cahya Avatar

      Ah…, masa sih, kayanya nulisnya pas malam-malam sambil ngantuk deh :D.

      Suka

Tinggalkan Balasan ke achoey el haris Batalkan balasan