Mengunjungi Gua Maria Sendangsono

Mungkin ini adalah perjalanan panjang kedua kami pasca mengunjungi Pantai Ngobaran dua tahu yang lalu. Gua Maria “Lourdes” Sendangsono adalah lokasi ziarah yang telah ada sejak awal abad ke-20, dan yang menarik juga pada lampau digunakan sebagai tempat persinggahan para bhiku dari Borodur (Magelang) saat hendak ke Boro (Kulon Progo).

Saya belum pernah menjelajahi daerah Kalibawang, di mana Sendangsono terletak. Sehingga untuk mencapainya, saya menggunakan bantuan GPS dan pemetaan yang saya siapkan sebelum. Perlu sekitar sejam dengan sepeda motor untuk mencapai lokasinya di Desa Banjaroyo dari Yogyakarta melalui jalur Godean.

Saya sangat menyukai kompleks Sendangsono yang sangat tertata rapi dan terawat kebersihannya, tentu saja dengan taman-taman yang indah. Namun lebih dari itu semua, keheningan di Sendangsono begitu menenteramkan, seakan-akan seluruh udaranya adalah bulir kesunyian. Atau mungkin karena hanya kami yang menjadi pengunjung di sana hingga siang hari.

Di sini terdapat sebuah patung Bunda Maria yang dihadiahkan Ratu Spanyol di mana peziarah dapat berdoa.

Patung Bunda Maria

Tidak jauh di bawah, terdapat tempat mengambil air dari mata air yang berada di bawah pohon angsana, yang menjadi asal nama Sendangsono. Di dekatnya juga terdapat Jalin Salib kecil yang ditata indah dan rapi.

Areal Mengambil SendangJalan Salib Kecil

Terdapat sungai kecil yang jernih dan dua jembatan lengkung penyeberangan yang menghubungkan kompleks dengan jalan menujui pintu masuk. Airnya sangat jernih, beberapa pemecah arus ditata dengan tepat sehingga memberikan nuansa ketenangan yang mendalam. Di sekitar kompleks Sendangsono juga terdapat beberapa kios cenderamata, termasuk juga menyediakan penampung air bagi mereka yang ingin mengambil air dari mata air.

Aliran Air SendangsonoKejernihan Hingga Ke Dasar

Berikut adalah beberapa foto kecil yang kami ambil selama berada di Sendangsono, Anda bisa melihatnya langsung di Flickr untuk ukuran yang lebih besar.

Kapel Tri Tunggal Maha KudusPemakaman Lingkungan SemagungDua Pohon Angsana (Sono)Sendangsono Tertata RapiKapel Bunda MariaRelief PembaptisanTaman Sendangsono

I had a great time when visiting Sendangsono, a pure charming moments of stillness, and I came with someone who has a wonderful soul.

21 tanggapan untuk “Mengunjungi Gua Maria Sendangsono”

  1. ahahaha aku malu deh. Maaf ya Cahya. Tidak menepati janji. Maaf ya 🙂

    Kalau aku pulang, ajak aku ke sana ya. Aku malah belum pernah. Bagus ya? Ada tempat retret/penginapannya nggak?

    Suka

    • Ah, santai saja Mbak 😀 – he he…, kapan Mbak Titut mau pulang, nanti saya malah sudah keburu tidak di Jogja lagi. Tempatnya bagus dan nyaman, buat retret rombongan dan kelompok juga sesuai, ada tempat doa bersamanya, ada juga homestay dan penginapan yang ditata rapi. Coba lihat langsung di situsnya Mbak, sendangsono.info.

      Suka

    • Ah ya betul sekali :).
      Hanya saja yg namanya sejuk krn pergi tempat ibadah or yg religi tentu beda bila dibandingkan hati yg sejuk krn pergi ke taman. Menurut saya poinnya adalah saat kita bisa menyadari betapa besar ciptaan Yang Maha Kuasa atas bumi ini.

      Suka

  2. saya juga baru 3x ke sana mas.. rencananya minggu2 ini mau ke Lawangsih.. Itu yg dari perempatan setelah kali progo kalau ke sendang sono belok kanan, ni terus lurus sampe di atas gunung mas

    Suka

    • Mas Tomi, saya malah tidak tahu yang mana perempatan setelah Kali Progo, yang saya tahu cuma mengikuti panduan suara di earphone yang bilang, “Setelah 1 Km lagi, belok kanan” dan seterusnya :).

      Lawangsih itu yang dulu disebut gowa lawa ya Mas? Kalau ke Gunung lurus sana, saya malah pernahnya ke Goa Kiskendo, tapi rasanya itu sudah nyeberang ke Jawa Tengah deh.

      Suka

  3. jadi ceritanya ini bli cahya jalan jalan terus nih?? jadi teringat saat terakir jalan jalan ke jogja dulu.pada main main mencoba menembus beringin kembar yang ada di alkid, mungkin lain kali -kalau ada kesempatan- bisa berkunjung juga ke gua maria

    Suka

    • Ah tidak juga Mas Alief, sebagian besar waktu saya habis di rumah, he he…, rasanya malah seperti anak gedongan. Ya, saya juga pernah lewat di antara beringin Alun-Alun Kidul tersebut, dan suasananya juga sangat ramai – terutama malam hari :).

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.