Seputar Vaksin HPV

Ketika saya membeli sebuah buku – bisa dikatakan – katalog obat-obatan yang tersedia di pasaran dalam negeri, saya melihat sebuah iklan tentang vaksin HPV (human papillomavirus) yang sepertinya mulai diminati juga di pelbagai negara lainnya. HPV dikenal sebagai penyebab terbanyak kanker leher rahim (serviks), dan vaksin HPV ditujukan untuk mencegah kanker ini – bisa dikatakan sebagai sebuah metode preventif.

Lalu mengapa vaksin HPV dianggap penting? HPV genitalis merupakan virus yang cukup umum ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak kulit ketika melakukan aktivitas seksual. Kebanyakan orang yang seksual-aktif akan terkena HPV pada suatu ketika, meski kebanyakan dari mereka mungkin tidak akan pernah mengetahuinya. Infeksi ini umum terjadi pada usia belasan akhir atau dua puluhan awal.

Ada sekitar 40 jenis HPV yang dapat menginfeksi area genital pada perempuan dan laki-laki. Kebanyakan HPV tidak menyebabkan gejala dan hilang begitu saja dengan sendirinya. Namun beberapa jenis dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita, dan beberapa jenis kanker yang lebih jarang – seperti kanker anus, penis, vagina, vulva dan orofaring. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil pada area genital perempuan dan laku-laki – meski yang ini tidak membahayakan nyawa, namun keberadaan acap memberikan tekanan emosional.

Lalu siapakah yang sebaiknya mendapatkan vaksin HPV? Biasanya vaksin ini direkomendasikan bagi gadis usia 11 dan 12 tahun. Juga direkomendasikan bagi gadis/perempuan usia 13 hingga 26 tahun yang belum pernah divaksinasi atau menyelesaikan rangkaian vaksin sebelumnya.

Apakah vaksin ini akan bermanfaat bagi perempuan yang beraktivitas seksual secara aktif? Secara ideal, perempuan sebaiknya mendapatkan vaksin sebelum ia aktif secara seksual dan terpapar HPV. Perempuan yang telah aktif secara seksual juga mendapatkan manfaat dari vaksin, walau mungkin lebih sedikit, hal ini karena ia mungkin telah terpapar salah satu atau lebih jenis HPV yang menjadi target vaksin.

Namun perlu diingat bahwa, terdapat sedikit dari perempuan muda yang aktif secara seksual terinfeksi semua jenis HPV yang dicegah oleh vaksin, jadi kebanyakan perempuan muda tetap terlindung oleh vaksin ini.

Dapatkah wanita hamil mendapatkan vaksin? Saat ini, vaksin tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa vaksin-vaksin HPV tidak menyebabkan masalah pada bayi lahir dan ibu yang menerima vaksinasi HPV saat mengandung, lebih banyak penelitian masih diperlukan. Jadi ibu hamil sebaiknya tidak menerima vaksinasi HPV.

Namun menerima vaksinasi HPV ketika mengandung, bukan berarti menjadi alasan untuk khawatir hingga menggugurkan kandungan. Jika seorang perempuan menyadari bahwa ia hamil pasca menerima vaksinasi HPV, silakan konsultasikan pada dokter untuk memantau kondisi kehamilan, dan tidak melakukan vaksinasi lanjutan.

Haruskah dilakukan pengecekan kanker serviks sebelum vaksinasi? Seorang perempuan tidak memerlukan uji HPV atau PAP sebelum melakukan vaksinasi. Namun tetap penting untuk melakukan uji berkala untuk kanker serviks, meski setelah mendapatkan tiga dosis vaksin HPV seutuhnya.

Jika demikian, apakah vaksinasi HPV bisa dikatakan efektif? Bisa dikatakan bahwa vaksin HPV cukup efektif untuk mencegah HPV yang bisa menyebabkan kanker leher rahim. Namun karena vaksin ini didesain untuk melindungi sebelum ada paparan HPV, maka keefektifannya mungkin berkurang pada perempuan yang telah aktif secara seksual ketika menerima dosis lengkap vaksin HPV.

Dan perlindungan yang diberikan bertahan lama, penelitian sampai saat ini menunjukkan data yang terus diikuti hingga enam tahun berturut-turut tanpa menunjukkan ada kemungkinan.

Perlu juga diketahui bahwa vaksinasi tidak memberikan perlindungan terhadap semua jenis HPV, jadi tidak mencegah semua kasus kanker leher rahim. Sekitar 30% kanker tidak dicegah oleh vaksin, jadi penting untuk terus melakukan screening kanker leher rahim pasca vaksinasi. Vaksin juga tidak melindungi dari penyakit menular seksual lainnya, jadi tetap penting bagi mereka yang aktif secara seksual untuk mengambil langkah preventif menurunkan risiko terkena penyakit menular seksual.

Vaksin ini telah diizinkan beredarnya oleh FDA dan CDC, di Indonesia telah diizinkan oleh BPOM untuk perempuan usia 9 hingga 26 tahun. Vaksinasi ini telah diujikan pada ribuan orang di seluruh dunia dan keamanannya terus dipantau. Tidak ada kekhawatiran keamanan serius yang ditemukan hingga kini. Beberapa gejala penyerta yang mungkin timbul adalah nyeri suntikan, demam, pusing dan mual. Beberapa orang mungkin mengalami pingsan – yang bisa terjadi pada setiap tindakan medis, termasuk vaksinasi. Sehingga disarankan untuk duduk atau berbaring setidaknya selama 15 menit pasca vaksinasi, terutama bagi orang dewasa.

Namun tentunya sebagai anjuran vaksinasi tambahan, biayanya tidaklah murah bagi masyarakat kita di Indonesia. Sekitar pertengahan tahun lalu, harga vaksin per dosis sekitar $ 130, dan untuk satu seri penuh (3 vaksin) nilainya akan menjadi $ 390 – hampir empat juta rupiah untuk vaksinasi lengkap HPV. Inilah mengapa dibandingkan negara luar yang maju, vaksinasi HPV tampaknya tidak populer.

Lalu apakah ada cara lain mencegah kanker leher rahim selain vaksinasi yang mahal? Bisa dikatakan vaksinasi adalah salah satu pilihan pencegahan. Saat ini, para perempuan yang aktif secara seksual dianjurkan melakukan screening kanker leher rahim secara berkala, umumnya dengan PAP smear. Namun tes ini tidak mencegah kanker, hanya memeriksa apakah muncul kanker pada stadium awal yang masih dapat diobati. Tes PAP dapat mendeteksi sebagian besar – namun tidak semua – jenis kanker leher rahim pada stadium dini.

Bagi mereka yang aktif secara seksual, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko terkena HPV, jika digunakan pada setiap tindakan seksual, dari awal hingga selesai. Kondom dapat juga mengurangi risiko penyakit-penyakit terkait HPV seperti kutil kelamin dan kanker leher rahim. Namun HPV tetap dapat menginfeksi area kulit yang tidak tertutupi oleh kondom, jadi kondom tidak melindungi secara penuh dari HPV.

Cara lain adalah dengan setia pada satu pasangan saja; membatasi jumlah pasangan seksual, atau memilih pasangan yang sebelumnya tidak atau sedikit memiliki pasangan seks. Namun bahkan orang yang hanya memiliki satu pasangan seumur hidup pun masih dapat terkena HPV. Dan tidak mungkin untuk menentukan jika seorang pasangan yang aktif secara seksual di masa lalu  – apakah kini sedang terinfeksi. Jadi satu-satu cara mencegah HPV secara meyakinkan adalah menghindari semua aktivitas seksual.

Diterbitkan oleh Cahya

A writer, a tea & poet lover, a xanxia addict, an accidental photographer, - a medical doctor.

2 tanggapan untuk “Seputar Vaksin HPV

Komentar ditutup.

%d blogger menyukai ini: