Hantu dan Poltergeist

Tulisan ini tidak untuk membahas mendalam kedua topik ini, ghost and poltergeist, tidak juga mencari jawaban atas keduanya. Nah, anggap saja obrolan ringan di sebuah warung kopi, atau sebuah kafe elegan – jika Anda tidak terbiasa dengan warung kopi. Saya sendiri bertanya-tanya, memang ada banyak kisah menyeramkan tentang dua fenomena ini, yang secara nyata sulit dijumpai.

Mengapa sulit, sebut saja hantu (ghost/spirit), seberapa banyak dari kita yang pernah melihat langsung? Saya cukup sering berjalan di sekitar kuburan, persawahan dan candi angker pada malam hari, nah ini sih karena apa boleh buat, namun tidak pernah bertemu dengan yang namanya hantu. Sering terjaga dan tidur di ruang jaga atau bangsal rumah sakit yang dibilang paling seram, tapi tetap tidak berjodoh berjumpa.

Saya bukan orang yang bernyali besar, bahkan mungkin sebaliknya, sering merinding melewati area gelap tanpa cahaya di malam hari. Namun lebih dari sifat penakut itu, ada rasa masa bodoh yang lebih mendominasi.

Tidak jarang banyak yang bercerita tentang tempat seram, apalagi di Bali lumayan ada banyak. Ada saja orang yang suka bereksperimen ke tempat-tempat seram atau angker, di waktu-waktu yang paling angker, entah itu hobi atau tidak, kadang mereka datang dengan cerita penampakan, kadang wajahnya lesu karena tidak menemukan apa-apa.

Kasus hantu yang paling sulit diterima adalah yang memiliki kesan paraediolia, entah itu karena memang orangnya penakut atau memiliki kepercayaan kuat akan hantu di suatu tempat yang dikisahkan padanya turun temurun.

Ghost
A Ghost by Light – A Photograph Vittorio

Paraediolia ini hanya menimbulkan ketakutan yang tidak sehat. Bagaimana mungkin tangan ditarik diajak ikut lari terbirit-birit karena hanya melihat bayangan orang-orangan sawah. Film-film horor juga menambah tidak sehat hal ini, dengan menanamkan ketakutan akan orang-orangan sawah yang bisa bergerak dan membunuh orang-orang dengan sadis dan mengerikan, jika memang demikian, sudah habis generasi petani di negeri ini.

Kisah-kisah lain lebih unik, misalnya jika sekelompok orang yang mengunjungi pura di pedalaman hutan pada tengah malam purnama, dan menemukan seorang gadis belia nan jelita sendiri bersembahyang di sana. Tentu saja yang dilihat bukan sekadar bayangan ataupun halusinasi, karena yang datang tidak sedang mabuk, ngantuk, dan jaraknya hanya beberapa jari dari pengamat. Sampai kemudian menghilang secara misterius, kita tidak akan pernah tahu siapa itu.

Ada juga cerita tentang mereka yang memang berbakat untuk melihat sesuatu yang saya dan banyak orang lain tidak bisa lihat. Salah satu sahabat dari senior saya ada yang takut untuk datang ke Bali, karena hampir di semua sudut jalan, rumah dan ruang kosong selalu ada yang menempati, dan tentunya mereka bukanlah manusia meski berpenampilan “katanya” seperti manusia.

Saya tidak tahu, mungkin di luar sana ada lebih banyak kisah lagi. Anda bisa membaginya melalui borang tanggapan di bawah tulisan ini. Namun saya sendiri tidak pernah menjumpai yang namanya spirited ghost, kecuali mungkin dalam kondisi kesadaran yang menurun, jadi itu tidak bisa dihitung.

Namun jika poltergeist, itu bukan sesuatu yang jarang lagi. Setidaknya sesuatu yang disangka sebagai poltergeist.

Setidaknya untuk yang muncul sebagai suara khas, berulang, berpola, tidak memiliki sumber yang dapat ditemukan, terlokalisir, dan bisa didengarkan dalam keadaan sadar oleh sejumlah orang, yup, itu lebih sering terjadi.

Someone else was there
"Someone else was there" – A Photograph by N A Dybisz

Poltergeist sungguh lebih seram dari hantu, mungkin karena saya tidak pernah menemukan yang satunya itu. Saya mendengar suara yang saya yakin sumbernya ada di hadapan saya, namun tidak melihat sumber itu nyata, bahkan jika dicari kembali dengan teliti, hanya ada suara saja.

Pengalaman poltergeist saya mungkin saja hanya sebentuk apophenia, namun tetap saja itu membuat merinding. Bayangkan saja jika Anda sedang mengetik di notebook, lalu ada suara mengetuk dari dalam lemari Anda, suara yang jelas dan jernih, tidak perlu tengah malam, tengah hari pun akan menyeramkan jika ketika kita buka lemari, hanya tetap ada suara tanpa ada yang lain.

Nah kalau yang muncul seperti parapsikokinesis berulang, mungkin memang tidak pernah dijumpai langsung. Bisa-bisa jantung saya copot jika begitu.

Membicarakan hal-hal seperti ini kadang bisa mengundang senyum dan gelak tawa. Namun ketika dihadapkan pada kejadian yang sesungguhnya, di sana baru bisa dilihat apa senyum dan tawa itu nyata milik yang melihat atau yang dilihat (#tsah). Kalau saya sih masih sama untuk urusan seperti cuek saja.

Hanya saja kadang ndak sukanya itu karena bikin kaget saja. Lagi asyik mandi, tiba-tiba muncul, lha kaget kan, sudah dingin bikin merinding instan, bisa-bisa keluar kamar manding jadi mie keriting dah. Nah, setidaknya sekarang kamar mandi keluarga sudah ada penjaganya setiap malam, tentu saja bukan mahluk dunia sana, setidaknya senang melihat si kecil itu di sana.

4 tanggapan untuk “Hantu dan Poltergeist”

  1. waduh lumayan horor tapi sarat ilmu pengetahuan nih.. jangan suara pak. pintu tertutup karena angin aja pikirannya bisa macam macam ya… untungnya saya tidak pernah melihat dan mengalami hal aneh aneh itu.

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.