Belakangan ini saya menemukan banyak sekali bengkalaian yang berceceran di dalam jadwal saya. Mulai dari tulisan jurnalisme warga di salah satu media daring lokal yang berlum selesai, jatah terjemahan dokumentasi yang menumpuk, belum lagi daftar bacaan yang mesti diselesaikan. Sementara itu saya sering menemukan diri saya terdampar di banyak kesibukan lain yang kadang secara tiba-tiba menculik waktu saya sedemikian hingga tidak bisa berkata tidak.
Saya merasa seperti sebuah rumah tua yang runtuh, atapnya tak lagi mampu menaungi idealisme yang terlelap menunggu secercah mentari saat kegelapan masih mengampar merdu di sekitarnya. Dinding-dindingnya telah rubuh, memperlihatkan dunia yang senyatanya tak pelak penuh dengan tipu daya dan kepura-puraan sementara realita yang datang untuk mengetuk pintu tak dapat berbuat banyak – karena pintu itu sudah tidak di sana lagi.
Ah, saya terhimpit bengkalai, bahkan begitu sesak sehingga tidak ada ruang guna menyimpan waktu yang sewaktu-waktu dapat digadaikan demi sehirup napas yang serasa semakin mahal.
Duhai Gusti Ruang lan Gusti Waktu, penguasa jagad dan kala, dermakan setetes senyuman, sehingga terkuak semua yang selama ini terlantunkan dalam gulita. Meski terhimpit bengkalai, akan ada langkah yang senantiasa bergembira.
Cemungudh kakakkkkkkk! *alay benerrr* 😀
SukaSuka
Ha ha…, sejak kapan jadi anak layangan Dev?
SukaSuka
Ckckck…ternyata bukan cuma perasaanmu yang terbengkalai, tapi pengetahuanmu tentang bahasa paling happening saat ini juga terbengkalai 😛
SukaSuka
Lha, aku kan memang bukan anak bahasa
SukaSuka
semoga kerjaannya cepat selesai ya dok…. maju terus…
SukaSuka
Selalu ada kerjaan baru datang menumpuk, entah kapan akan selesai ?(?_?)?.
SukaSuka
Semoga bisa cepat mengenyahkan bengkalai itu dan menjadikan semua tugas yang menumpuk itu bisa sukses 😉
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
SukaSuka
Makasi Pak Sugeng untuk semangatnya ?(^?^)?.
SukaSuka