Beberapa hari yang lalu, pemilik Windows 8 mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan (update) ke versi Windows 8.1 secara cuma-cuma (tanpa perlu membeli lisensi baru). Saya sudah lama menunggu pembaruan ini, karena terus terang, Windows 8 saya rasakan bekerja lebih baik dan stabil dibandingkan Windows 7. Di sinilah saya berharap bahwa peningkatan ke versi 8.1 akan memberikan hasil yang lebih baik. Pembaruan ke Windows 8.1 akan muncul di Windows Market (Bursa) secara otomatis saat tersedia. Saya memiliki Windows 8 Pro pada notebook lawas Acer TravelMate 6293 yang masih berjalan dengan baik. Sementara saya juga melakukan pembaruan ke Ubuntu 13.10, maka memang pembaruan Windows mendapatkan prioritas yang belakangan karena bukan sistem operasi utama. Saya membuka bursa Windows di start screen, dan melihat adanya tawaran untuk mengunduh dan memasang Windows 8.1; sebenarnya hal ini cukup mengundang tanda tanya. Biasanya pembaruan Windows selalu ditawarkan melalui Windows Update, sehingga jika ada masalah bisa dikembalikan. Tapi tampaknya hal ini tidak berlaku untuk pembaruan dari Windows 8 ke Windows 8.1.

Windows 8.1 dikatakan memiliki sejumlah perbaikan di pelbagai sisi. Namun intinya adalah penggalakan penggunaan produk-produk Microsoft sebagaimana produk-produk Google di Android dan produk-produk Apple di Mac OS dan iOS. Proyek kapitalisasi modern, menggiring pengguna ke produk-produk buatan sendiri, di Indonesia beberapa waralaba gemar juga melakukan ini.
Anda bisa katakan Windows 8.1 adalah polesan dari versi sebelumnya, dengan penambahan yang paling kentara awal adalah adanya start button di pojok kiri bawah – meskipun tetap mengalihkan pengguna ke start screen, dan tetap tidak ada start menu. Saya kira ini fitur yang sia-sia, kenapa tidak sejak dulu saja dibuat demikian?
Pembaruan yang ditawarkan ada sebesar 3,6 GB (tergantung versi Windows 8 yang digunakan), saya memerlukan semalam untuk menyelesaikan unduhan, dan paginya mulai memasang Windows 8.1.

Selama instalasi/pemasangan saya tidak menemukan masalah, tapi kemudian ketika Windows 8.1 dimulai, saya menemukan ada masalah serius. Kartu grafis saya tidak bisa dikenali, Windows 8.1 hanya dibekali pengandar asali dari versi tahun 2006 yang jelas-jelas sudah ketinggalan zaman. Saya menggunakan Intel GMA 4500, dan ini adalah bencana, karena grafisnya turun kualitas dari yang seharusnya bisa ditampilkan.
Saya membaca sejumlah forum di Microsoft dan Intel, ternyata ini adalah masalah bawaan yang memang banyak dijumpai pada mesin-mesin lawas. Apalagi laptop saya sudah ada sejak tahun 2007, dan selama menggunakan Windows Vista dan Windows 8, sudah beberapa kali ada pembaruan pengandar grafis (yang anehnya versi terkini tidak disertakan di Windows 8.1). Pengandar yang saya unduh dari Intel dan Microsoft tidak membuahkan hasil, entah karena tidak dikenali atau tidak sesuai dengan versi Windows yang digunakan, semuanya menolak untuk dipasang.
Akhirnya, saya pun memutuskan untuk mengembalikan ke versi Windows 8 yang cukup stabil saat ini. Dan saya cukup puas dengan kinerjanya. Bagi komputer atau laptop keluaran terbaru, sepertinya tidak akan mengalami kendala dalam memperbarui ke versi 8.1, tapi pemilik komputer lama seperti saya harus waspada.
Saya akan mencoba kembali memperbarui ke Windows 8.1 dalam beberapa bulan ke depan, karena saya dengar ada batas waktu bagi pemilik Windows 8 untuk memperbarui ke Windows 8.1 dalam selang 2 tahun ini. Wah, ini berarti Windows 8 bisa menjadi salah satu sistem operasi berumur paling pendek.
Tinggalkan Balasan