Saya sering mengutarakan hal yang sama di sini, tentang penggunaan antibiotik sembarangan yang bisa menimbulkan potensi resistensi antibiotik di kemudian hari. Namun laporan WHO menyatakan hal yang memang sudah lama diduga dan dalam skala yang cukup mengkhawatirkan, dan kini pengumuman ini kembali dipublikasikan kepada masyarakat global sehingga semakin awas terhadap penggunaan antibiotik.
Grafik berikut akan memberikan Anda gambaran singkatnya sebelum saya bercerita lebih jauh lagi.

Sebagaimana yang Anda ketahui, antibiotik adalah jenis obat-obatan yang digunakan untuk membunuh jenis kuman yang disebut bakteri. Antibiotik tidak digunakan untuk melawan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus ataupun jamur yang sering juga diobati secara sembarangan menggunakan antibiotik, yang justru selain berpotensi bahaya memburuk kondisi sakit, juga menimbulkan bahaya resistensi antibiotik.
Bakteri berubah pada era ini, dan antibiotik mulai gagal melawan infeksi bakteri secara global di seluruh belahan dunia. Lalu mengapa ini menjadi perhatian kita bersama, tidak hanya tenaga kesehatan semata?
Beberapa poin perlu diperhatikan:
- Data ini dikumpulkan secara global, berarti tempat kita berada juga termasuk di dalamnya, dan tempat-tempat yang mungkin Anda kunjungi ke depannya.
- Yang dilihat memang hanya tipe bakteri yang paling umum, namun cakupannya luas, mulai dari infeksi yang masuk ke dalam pembuluh darah, hingga kasus klasik seperti gonorrhea.
- Tingkat resistensi/kekebalan bakteri bukanlah tingkat ringan, namun bisa dibilang bakteri sudah sangat kebal terhadap antibiotik di seluruh belahan dunia.
Lalu apakah Anda berpikir, tenang saja, nanti akan ada obat baru untuk semua itu? Ya, alangkah mudahnya jika kita berpikir positif seperti itu. Namun dalam 30 tahun terakhir, tidak terdapat antibiotik utama baru jenis baru yang ditemukan; yang selama ini ada adalah pengembangan dari yang sudah ada – dan jika bakteri sudah resistensi terhadap antibiotik utama yang telah ada, maka seringkali produk pengembangannya pun akan memberikan harapan yang kecil.
Apa makna semua ini?
Kita tengah diwanti-wanti, bahwa kita memasuki masa pasca-antibiotik, di mana kembali seperti masa lalu, luka yang kecil pun bisa berpotensi membunuh. Dulu, pada era sebelum ditemukannya antibiotik, luka kecil sangat cepat menjadi infeksi dan seringkali harus membuat orang diamputasi bagian tubuhnya untuk menyalamatkan nyawanya dari kematian akibat infeksi. Bukanlah tidak mungkin kita akan tiba kembali pada era tersebut. Saya tidak jarang mendengar kasus-kasus pasien yang meninggal akibat terinfeksi bakteri yang sudah resisten antibiotik, dan tidak peduli latar belakangnya, setiap orang bisa mengalaminya.
Bagaimana kita bisa membantu diri kita agar terlindung dari ancaman infeksi bakteri seperti ini?
Pencegahan adalah langkah awal yang paling baik, di antaranya adalah:
- Menjaga higienitas, selalu mencuci tangan dengan bersih setiap kali selesai bekerja atau sebelum makan.
- Akses yang baik terhadap air bersih (yang saat ini juga semakin langka), dan akses terhadap sanitasi yang baik.
- Adanya kontrol infeksi pada fasilitas kesehatan, jika Anda menemukan fasilitas kesehatan yang tampaknya kumuh dan tidak bersih, laporkan pada dinas kesehatan terkait guna mendapatkan perhatian.
- Vaksinasi, meskipun terlihat sederhana, vaksinasi adalah salah satu senjata kita yang paling ampuh dalam memerangi infeksi. Cegah sakit sebelum dia datang, sehingga kita tidak perlu meminum obat pada akhirnya.
Bagi yang mendapatkan resep antibiotik dari dokter, minumlah antibiotik sampai habis sesuai petunjuk dokter. Jangan berhenti di tengah jalan ketika merasa sudah baikan. Jika Anda suka belanja doktor (doctor shopping), yang berpindah-pindah dokter dalam sehari jika belum merasa baikan, ketahuilah bahwa diri Anda adalah orang yang berpotensi mempertinggi kemungkinan resistensi antibiotik, karena sering kali obat-obatan antibiotik yang diresepkan menjadi kehilangan kontrol. Jika Anda menggunakan antibiotik dalam waktu yang panjang, selalu berkonsultasi dengan dokter dan apoteker untuk perkembangan kondisi yang Anda alami. Lalu, jangan berbagi antibiotik dengan orang lain; misalnya orang serumah yang sakit yang mirip dengan Anda, jangan berikan antibiotik yang diresepkan untuk Anda pada orang tersebut.
Fasilitas kesehatan adalah lokasi paling rawan tempat-tempat kuman yang resistensi antibiotik kemungkinan berkumpul, seperti rumah sakit, klinik atau puskesmas. Hindari tempat-tempat ini kecuali Anda benar-benar memerlukannya. Mungkin terkesan aneh, maksud saya, jika Anda tidak benar-benar memerlukan perhatian medis, sebaiknya jangan mengunjungi rumah sakit atau klinik.
Jika Anda berobat ke rumah sakit, selalu kenakan masker, karena udara di rumah sakit bisa jadi tercemar oleh kuman-kuman jahat; dan belum tentu rumah sakit memberikan masker bagi pasien ataupun pengunjung secara cuma-cuma. Patuhi semua instruksi keamanan di rumah sakit, misalnya jika di sana diinstruksikan bagi Anda untuk cuci tangan, lakukanlah, karena itu demi kebaikan Anda sendiri.
Hindari menjenguk pasien rumah sakit jika kondisi tubuh Anda sendiri tidak cukup bugar. Dan sebagaimana yang dulu pernah kita bahas bersama di sini, hindari juga membawa anak-anak untuk menjenguk ke rumah sakit, karena mereka berpotensi tertular penyakit. Jangan juga menjenguk pasien dengan banyak orang sekaligus, lakukan itu jika pasien sudah pulih dan pulang ke rumahnya, selain berpotensi mengganggu proses kesembuhan; Anda berpotensi membawa kuman jahat masuk dan keluar dari rumah sakit. Setelah pulang dari menjenguk pasien, cucilah pakaian Anda segera guna menghindari adanya kuman jahat berkembang biak di rumah Anda.
Apakah Anda sudah siap membantu memerangi infeksi berbahaya dari bakteri yang sudah mulai resisten terhadap obat-obat antibiotik?

Tinggalkan Balasan ke rismaka Batalkan balasan