Berhubung kartu nama yang lama sudah mulai habis, saya bermaksud mencetak kartu nama (business card) yang baru. Hanya saja desain yang dulu pernah saya buat tidak bisa saya temukan berkas SVG-nya. Nanti jika ketemu, mungkin akan saya gunakan itu saja, karena dulu lelah sekali membuatnya.
Kali ini sementara saya membuat secara singkat saja, karena keterbatasan waktu. Sehingga saya tidak menambahkan gambar latar ke dalamnya, hanya menggunakan penapis alfa saja.
Senjata yang digunakan masih sama saja, seperti:
- Linux OS (openSUSE)
- Aplikasi penyunting berkas vektor (Inkscape)
- Bahan dasar/template kartu nama (dari Git/openSUSE’s Artwork)
- Koleksi fonta alternatif
- QR Code Generator
Setelah beberapa puluh menit mengutak-atik, akhirnya saya mendapatkan bahan mentahnya kembali. Kali ini tidak lupa saya simpan ke dalam kandar awan sehingga nanti tidak hilang lagi walau komputer rusak.

Saya hanya menambahkan QR Code ke dalamnya. Karena saat ini sudah mulai menjadi kelayakan menggunakan kode baris dua dimensi sebagai fitur dalam sebuah kartu nama. Daripada memasukkan data satu per satu ke dalam ponsel cerdas (smartphone), maka lebih cepat melakukan pemindaian QR Code dan mendapatkan data varian panggilan atau VCF dan menyimpannya ke dalam daftar kontak telepon.
QR Code Generator ada banyak, salah satu yang baik menurut saya adalah The QR Code Generator, karena layanan ini menyediakan berkas SVG dan bisa diakses tanpa adanya iklan secara gratis saat QR code dibaca melalui ponsel. Sedangkan yang saya gunakan di atas adalah QR Code yang dihasilkan dari Visualead, layanan ini menghasilkan QR code dengan tampilan latar yang bisa kita pilih sendiri, hanya saja layanan ini tidak menyediakan unduhan SVG (namun berkas PNG yang dihasilkan dapat dikecilkan) serta terdapat iklan pendek produk ini ketika mengaksesnya, terbatas hanya membuat 3 kode saja.
Mendesain kartu nama bisa membuat ketagihan, sehingga saya harus menghentikannya di tengah jalan sehingga tidak menghabiskan banyak waktu. Kapan-kapan bisa dilanjutkan lagi, terutama jika saya bisa menemukan desain yang terdahulu. Hanya permasalahannya nanti adalah ketika datang ke percetakan, mereka tidak tahu bagaimana menggunakan Inkscape, bahkan tidak memiliki Linux untuk mendukung fonta alternatif, ya paling harus disunting ulang.
Dengan menambahkan latar, seperti latar yang lama, saya mendapatkan desain yang mungkin akan saya gunakan ke depannya.

Jadi memang sangat berbeda dengan desain awal dan akhir, namun saya rasa saya bisa berkompromi dengan desain cetak yang dihasilkan seperti dan sudah memenuhi fungsinya.
Tinggalkan Balasan