Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Panduan Pengkajian Risiko Jatuh Pasien

Jatuh adalah masalah yang umum, terutama pada manula – mereka yang sudah lanjut usia pada kisaran 65 tahun atau lebih. Rumah sakit acap menerima anggota masyarakat yang sudah sepuh ini sebagai pasien di tempat mereka, baik mereka yang datang hanya sekadar berkonsultasi masalah kesehatan, atau datang melalui layanan gawat darurat, hingga mereka yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Mereka semua adalah yang umumnya paling berisiko mengalami jatuh di rumah sakit. Tapi tentu saja ada kelompok pasien lainnya yang juga memiliki risiko jatuh yang tinggi.

Sasaran keenam pada bab ketiga panduan Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS dinyatakan sebagai “Pengurangan Risiko Pasien Jatuh”. Saya sendiri lebih suka menyebutkan sebagai “Risiko Jatuh Pasien” – mungkin mengikuti pola bahasa kita.

Dalam mencapai sasaran tersebut, maka pada umumnya rumah sakit diharapkan untuk:

  1. Mampu melakukan pengkajian (penilaian = assessment) sedini mungkin risiko jatuh pasien, dan melakukan pengkajian ulang jika diindikasikan demikian, misalnya jika terjadi perubahan kondisi, atau mendapatkan obat yang bisa meningkatkan risiko jatuh si pasien.
  2. Pada pasien yang diidentifikasi memiliki risiko jatuh, maka dinilai apakah perlu dilakukan intervensi atau tidak, jika seandainya perlu, maka ada prosedur untuk hal tersebut yang dikenal sebagai pencegahan jatuh pada pasien.
  3. Saat intervensi atau prosedur tersebut dilakukan, maka perlu dilakukan pengawasan, tentu saja juga melalui pendokumentasian; apakah cara yang dilakukan berhasil, dan apakah cukup efektif.
  4. Rumah sakit juga perlu menetapkan kebijakan serta panduan dalam mendukung pencapaian sasaran ini. Terutama dalam hal melindungi pasien yang ada di lingkungan rumah sakit.

Sehingga sebenarnya sebuah panduan mengenai pengkajian dan pencegahan jatuh pada pasien hanya berkutat pada empat penekanan itu. Dan dokumentasi yang diperlukan umumnya berupa yang mengarah pada “pengkajian” saja, dan yang mengarah pada “pencegahan” atau “intervensi” saja, atau keduanya menjadi satu. Titik berat salah satunya adalah adanya standar prosedur operasional pemasangan gelang risiko jatuh.

Gelang Risiko Jatuh
Gelang kuning sebagai penanda pasien yang memiliki “Risiko Jatuh”. Sumber gambar: mediplacements.com

Sehingga panduan yang harus dibuat pertama-tama adalah bagaimana melakukan pengkajian. Ada yang menggunakan nilai batas yang nisbi (misalnya NICE, dan cukup bagus), ada juga yang menggunakan sejumlah alat ukur. Kemudian, menentukan apakah nilai yang didapatkan dari pengkajian awal tersebut cukup memerlukan intervensi? Karena pada dasarnya semua memiliki risiko jatuh, kecuali pasien tersebut hanya terbaring saja di tempat tidur (tirah baring) dan tidak dapat kemana-mana. Sehingga akan ada yang membagi antara risiko ringan, sedang dan tinggi. Ada yang memulai melakukan intervensi pada risiko sedang, atau yang mewajibkan intervensi pada risiko tinggi.

Panduan risiko jatuh yang ada saat ini sangat beragam, masing-masing disesuaikan dengan kondisi rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang menggunakannya.

Berikut saya contohkan sebuah panduan yang menilai atau mengaji risiko jatuh, dan sekaligus melakukan tindakan intervensi. Saya adaptasikan dari NICE:

Panduan Penilaian Dan Pencegahan Jatuh Pada Manula

Panduan yang baik akan memberikan rekomendasi yang tepat, dan lebih baik lagi sesuai dengan perkembangan pengetahuan terkini. Panduan risiko jatuh pasien pada umumnya tidak banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu, alat ukur yang digunakan pun relatif sama, yaitu misalnya Skala Jatuh Morse.

Skala Jatuh Morse

FRAT – Alat Pengkajian Risiko Jatuh

Pengkajian Risiko Jatuh Little Schidmy

Umumnya yang melakukan, yang melakukan pengkajian terkait dengan risiko jatuh pada pasien adalah perawat jika saya lihat pada praktik sehari-hari. Sehingga mereka yang hendak menyusun panduan mengenai pengkajian risiko jatuh setidaknya perlu melatih diri lebih banyak, dan mengenal pelbagai aspek pengkajian risiko jatuh pada pasien.

Berikut adalah sebuah contoh video kuliah yang cukup baik menerangkan, bagaimana kita bisa melakukan pengkajian risiko jatuh. Video ini dalam bahasa Inggris, sehingga saya sarankan menggunakan headset ketika mendengarkannya, dan isinya pun cukup memberikan kita banyak pengenalan mengenai menemukan pasien yang memiliki risiko jatuh.

Jika Anda memiliki hal-hal yang hendak didiskusikan mengenai topik melakukan pengkajian (assessment) pasien dengan risiko jatuh, silakan menggunakan kolom tanggapan di bawah.

Lihat juga presentasi saya mengenai “Mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh.”

Iklan


2 tanggapan untuk “Panduan Pengkajian Risiko Jatuh Pasien”

  1. maaf adakah buku atau referensi kusus untuk topik Hendrich II Fall Risk Model

    Suka

    1. Kalau buku mungkin tidak akan khusus, tapi jurnal ada banyak, misalnya: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23865279 – coba pakai Mandeley.

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: