Perlu dipahami bahwa stroke terjadi ketika ada pendarahan dalam otak atau ketika aliran darah normal ke otak terhalang. Dalam beberapa menit otak tidak mendapatkan nutrisi-nutrisi esensial oleh karena hal tersebut, maka sel-sel otak akan mulai mati – proses ini masih dapat berlangsung hingga beberapa jam kemudian. Pertama kenalilah tanda-tanda stroke:
- Kelemahan, paralisis (tidak mampu bergerak) atau rasa bebal/kesemutan pada wajah atau tungkai, biasanya pada salah satu sisi tubuh;
- Pandangan secara tiba-tiba menjadi kabur atau menurun, biasanya pada salah satu mata;
- Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan;
- Kesulitan mendadak guna menelan;
- Jatuh (mendadak), pusing berputar atau kehilangan keseimbangan yang tidak bisa dijelaskan – seseorang yang terserang stroke bisa jadi menyerupai orang yang sedang mabuk;
- Nyeri kepala yang parah secara tiba-tiba tanpa penyebab yang diketahui; dan
- Rasa kantuk, bingung atau penurunan hingga kehilangan kesadaran.

Apa yang dilakukan jika seseorang terserang stroke:
Cari pertolongan medis secepat mungkin. Jika bisa hubungi ambulans (118) sesegeranya. Stroke merupakan kegawatan medis, semakin cepat terapi diberikan, semakin banyak kerusakan dapat diminimalisir.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, setiap tempat memiliki standar prosedur tersendiri. Berikut saya kutipkan dari St John Ambulance Australia yang merekomendasikan kita mengikuti “langkah DRABC – Danger | Response | Airway | Breathing | CPR” di setiap kondisi kegawatdaruratan. Ini membantu kita menentukan apakah orang sedang beradang dalam kondisi yang mengancam jiwa dan pertolongan pertama apa yang diperlukan. Perencanaan pertolongan pertama berikut mengasumsikan setidaknya ada satu orang lagi yang membantu Anda dalam melakukan pertolongan pertama. Jika Anda sendiri dengan korban, lakukan langkah “Breathing” dan posisikan pasien pada posisi pemulihan sebelum memanggil ambulans. Kemudian lakukan langkah-langkah dari awal, diawali dengan napas buatan jika diperlukan. D – check for DANGER Bagian awal ini Anda diminta untuk memeriksa, adakah bahaya bagi Anda, bagi orang lain atau korban jika tindakan pertolongan diberikan. R – chek for RESPONSE Di sini kita memeriksa respons korban, tanyakan namanya (jika tidak tahu, cukup panggil dengan sebutan). Jika orang terserang stroke mungkin dia tidak mampu berbicara, jadi genggam kedua tangan korban dan minta dia menguatkan genggamannya atau minta meremas tangan anda – jadi korban merespons dengan meremas tangan anda. Apakah korban merespons? Jika iya, berarti korban sadar: ikuti petunjuk di bagian akhir sementara menunggu bantuan tiba. Jika korban tidak merespons, dia bisa jadi tidak sadar. Pastikan seseorang memanggil ambulans atau pertolongan medis, lalu lanjutkan. A – check for AIRWAY Langkah selanjutnya adalah memeriksa jalan napas, apakah jalan napas:
- Bebas dari semua obyek yang bisa mengganggu jalan napas?
- Terbuka?
Jika jalan napas tidak bersih, balikkan korban ke dalam posisi pemulihan (recovery position):
- Berlutut di sisi pasien;
- Letakkan lengan terjauh dari jangkauan Anda pada sudut yang tepat sesuai posisi tubuh pasien;
- Letakkan lengan yang terdekat menyilang di dadanya;
- Lekukkan kaki yang terdekat pada lutut, sedangkan kaki yang terjauh tetap lurus;
- Sementara menyokong pasien pada kepala dan lehernya, gulingkan pasien menjauh dari Anda;
- Ketika sudah rebah pada sisi tubuhnya, jaga lutut pada kaki paling atas tetap melekuk dan menyentuh tanah.
Dan posisikan kepala agak ke belakang dan ke bahwa guna membiarkan apa pun yang ada di jalan napas napas (seperti muntahan) mengalir keluar dari mulut, bersihkan jalan napas dengan jari-jari anda jika perlu. B – check for BREATHING Kemudian kita harus memeriksa napas pasien, miringkan kepala agak ke belakang:
- Apakah dada pasien mengangkat ataukah sebaliknya?
- Dapatkah Anda mendengar napas korban?
- Apakah Anda dapat merasakan napas korban (gunakan pipi anda)?
Jika korban tidak bernapas:
- Balikkan korban kembali dalam posisi tengadah;
- Miringkan kepalanya ke belakang;
- Angkat dagu korban, pencet hidung hingga tertutup dan berikan napas dari mulut ke mulut sebanyak dua kali sebagai awalan;
- Pastikan dada mengembang dan mengempis sesuai tiap napas yang diberikan; dan
- Jika napas tidak kembali dan tidak ada tanda kehidupan, lakukan langkah selanjutnya (langkah C)
Jika korban kembali bernapas, ikuti langkah di bawah “sementara menunggu bantuan”. C- Berikan CPR CPR = cardiopulmonary resuscitation, Resusitasi Jantung Paru.
- Berlutut di sisi pasien, berikan 30 kali kompresi (tekanan) pada separuh bagian bawah tulang dada. Gunakan kedua tangan dengan jemari saling mengunci;
- Kemudian miringkan kepala ke belakang, angkat dagu dan berikan dua kali napas buatan dari mulut ke mulut seperti langkah sebelumnya;
- Tetap lakukan silih berganti antara 30 kali kompresi dada dan 2 kali napas buatan hingga korban menunjukkan tanda-tanda kehidupan atau bantuan medis tiba di tempat.
Sementara Menunggu Bantuan Jika korban sadar:
- Baringkan pasien dengan kepala dan bahu agak terangkat, gunakan bantal atau sesuatu yang lain sebagai penyangga;
- Jaga agar pasien mendapat temperatur ruang yang nyaman (tidak kepanasan dan tidak kedinginan);
- Longgarkan pakaian yang ketat;
- Bersihkan setiap muntahan atau sekresi lain yang keluar dari mulut;
- Pastikan jalan napas selalu terbuka dan bersih;
- Yakinkan korban bahwa pertolongan sedang menuju tempat itu (korban mungkin merespons dengan meremas genggamannya jika ia tidak bisa berucap);
- Jangan berikan apapun untuk dimakan atau diminum.
Jika korban menjadi tidak sadar, posisikan dalam posisi pemulihan guna menghindari penyumbatan jalan napas oleh ludah, lidah korban sendiri dan lainnya, dan menghindari tersedak. Terus awasi jalan napas dan pernapasan korban, dan bersiap mengulangi prosedur DRABC jika diperlukan. Meski gejala hanya sesaat – atau suatu TIA (Transient Ischaemik Attack), pastikan korban mendapatkan bantuan medis, karena gejala ini bisa jadi tanda peringatan adanya stroke di kemudian hari. Sumber: First Aid For Stroke, Stroke: First Aid – Mayo Clinic
Tinggalkan Balasan