Tahukah Anda bahwa meskipun di seluruh dunia sekitar 74% anak-anak mendapatkan dosis pertama vaksinasi campak, angka kematian karena campak menunjukkan jumlah fantastis sekitar 122.000 kematian akibat campak pada tahun 2014?1 Dan hal ini memperihatinkan karena sebenarnya kematian ini dapat dicegah melalui program imunisasi.
Biasanya imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second opportunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD kelas 1-6. Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak yang bertujuan sebagai penguatan (strengthening). Program ini bertujuan untuk mencakup sekitar 5 persen individu yang diperkirakan tidak memberikan respons imunitas yang baik saat diimunisasi dahulu. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak: bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia >1 tahun, berikan MMR2.
Campak adalah salah satu penyakit paling tua yang pernah ada dalam catatan sejarah kita, setidaknya pada abad kesembilan tercatat oleh seorang dokter/tabib dari Persia. Sementara pengembangan vaksin campak sendiri baru dimulai pada tahun lima puluhan3. Ini menunjukkan perlawanan sejarah manusia cukup panjang.
Jika tubuh penderita kuat (dan beruntung), dia akan bertahan hidup dengan memiliki kekebalan terhadap campak di dalam tubuhnya. Jika dia tidak beruntung, penderita dapat meninggal karena sejumlah komplikasi berat yang dihasilkan oleh campak. Biasanya pada terjadi penurunan daya tahan tubuh yang tajam ketika seseorang terkena campak, dan ini menyebabkan infeksi lain sangat mudah terjadi, komplikasi terjadi karena hal ini. Umumnya komplikasi yang mematikan seperti pneumonia (radang paru) dan ensefalitis (radang otak)4. Tentu saja kita tidak ingin bukan putra-putri kita meninggal karena campak yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi?
Imunisasi campak juga memberikan keuntungan yang dikenal sebagai ‘herd immunity‘ atau kekebalan berkelompok 5. Hanya saja kondisi ini bisa terwujud jika sebagian besar kelompok yang rentan sudah mendapatkan imunisasi, campak dalam hal ini adalah anak-anak. Karena tidak semua anak bisa mendapatkan vaksinasi, misalnya mereka yang tidak bisa mendapatkan vaksin karena daya tahan tubuh yang rendah, seperti penderita kanker dalam terapi, penderita HIV, dan sebagainya; atau bahkan anak-anak yang belum diimunisasi karena ketika jadwal mereka mendapatkan imunisasi, mereka jatuh sakit. Anak-anak ini akan dilindungi dari infeksi campak oleh anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi, karena mereka seakan-akan menjadi benteng bagi kelompoknya untuk mencegah campak sulit masuk ke lingkungan mereka. Sehingga ketika Anda memberi imunisasi campak pada anak, maka Anda tidak saja hanya melindungi anak Anda, tapi juga anak-anak di lingkungan Anda tinggal.
Jadi bagaimana jika Anda menolak imunisasi campak pada anak? Selain Anda membahayakan anak Anda sendiri, juga membahayakan anak-anak lain yang tinggal di lingkungan di mana anak Anda juga tinggal, serta membahayakan ibu-ibu yang sedang hamil/mengandung di daerah tersebut, karena infeksi campak pada ibu hamil bisa dikaitkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan rendah.
- Lembar Fakta Poliomielitis, Rubella, dan Campak – IDAI: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/lembar-fakta-poliomielitis-rubela-campak. ↩
- Melengkapi/Mengejar Imunisasi II. IDAI – http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-ii. ↩
- History of Measles. CDC. ↩
- Complication of Measles. Mayo Clinic. ↩
- Herd Immunity. Oxford Vaccine Group. ↩
Tinggalkan Balasan