Ponsel ‘pintar’ Samsung Galaxy Note II yang saya pegang tahun ini akan berusia 5 tahun, dan mulai menunjukkan penurunan performa yang terasa mengganggu penggunaannya secara nyata. Saya masih belum berpikir untuk menggantinya, tapi melihat beberapa pengganti alternatif tentunya tidak masalah bukan?
Salah satu yang menarik adalah BlackBerry Mercury yang baru terintip di CES 2017. Sayangnya belum ada keterangan mengenai teknologi di baliknya, atau pun bocoran harga di pasaran. Tapi wajahnya sudah terpampang di sejumlah media.
Saya tidak memerlukan ponsel untuk bermain video game, tapi menjalankan sejumlah aplikasi kalkulasi, mengetik dan sebagainya adalah yang sebagian besar saya habiskan di ponsel. Selain meramban sejumlah halaman Web tentunya. Dan tentunya semua itu bisa berjalan dengan lancar.
BlackBerry Mercury memiliki keypad fisik dan berbasis Android. Saya tidak memiliki masalah dengan sistem operasi. Namun saya tertarik pada keypad fisik. Karena memberikan sensasi yang lebih nyata ketika mengetik di ponsel.
Yang membuat saya ragu dengan BlackBerry umumnya adalah layanan purna jual. Jika terjadi kerusakan, di mana dapat memperbaikinya. Tidak seperti Samsung atau Asus yang memiliki tempat servis resmi di kota kota besar di Indonesia. BlackBerry sejak era RIM tidak memiliki tempat servis resmi setahu saya, hanya perwakilan dari distributor saja. Ini benar-benar tidak mengenakan.
Android dengan keypad fisik? Jika nanti ternyata menarik, mungkin saya akan mempertimbangkan untuk memilikinya.
Tinggalkan Balasan