Beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang hendak mengganti ‘legacy smartphone’ Samsung Galaxy Note 2 dengan telepon baru karena mulai mengalami masalah ‘macet’ berulang. Saya mempertimbangkan sejumlah hal, dan akhirnya memutuskan mengambil BlackBerry Passport Silver Edition, salah satu generasi terakhir BlackBerry yang masih menggunakan BlackBerry OS sebelum beralih ke sistem operasi Android sejak era Priv yang kemudian mungkin akan diteruskan ke Mercury.
Perlu digarisbawahi bahwa saya memilih BlackBerry ini sebagai pengganti telepon, bukan sebagai pengganti Android. Karena bagaimana pun juga, BlackBerry tidak bisa menggantikan Android. BlackBerry OS merupakan sistem operasi yang telah ditinggalkan, dan hanya dipertahankan ala kadarnya.
Namun demikian, BlackBerry 10 OS merupakan sistem operasi yang mumpuni sedemikian hingga saya berani membeli ponsel keluaran tahun 2015 ini di tahun 2017.
Alasan pertama saya membelinya adalah harga yang ‘masuk akal’, jika sebelumnya ponsel ini memiliki harga selangit, tahun ini harga sudah terpangkas di bawah separuh penawaran semula, sehingga masuk akal.
Alasan kedua adalah stabilitas, dengan ‘jeroan yang garang’ Anda mungkin sudah membaca spesifikasi BlackBerry Passport di situs lainnya, dan saya katakan, jeroan itu termasuk garang! Dan ini membawa stabilitas yang saya rasakan sendiri saat menggunakannya. Dari sisi performa, ini tidak hanya tidak mengecewakan, namun melebihi ekspetasi saya.
Alasan ketika adalah kesan premium! Desain, cangkang, kamera, keypad, antarmuka, kejernihan suara dan gabar. Saya hanya bisa mengatakan satu hal, ini ponsel berkelas premium! Saya bukan penggemar atau fans BlackBerry, saya bahkan tidak begitu menyukai produk lawas mereka dalam netralitas. Saya pernah punya dua BlackBerry sebelumnya.
Ketiga alasan itu cukup, ponsel stabil, nilai premium berkelas, dan harga masuk akal terjangkau, ,mau apa lagi coba?
BlackBerry Hub adalah salah satu yang saya sukai dari BlackBerry, bahkan sebelum dia muncul, pengumpulan informasi komunikasi di satu tempat merupakan yang saya perlukan. Saya tidak tahu bagaimana Android Lollipop hingga Nougat melakukannya saat ini, tapi pada KitKat, saya merasa Hub adalah jawaban dari apa yang tidak saya temukan pada Android.
Tampilan layar bukan yang terbaik, tapi cukup dikatakan di atas rata-rata. Saya merasa nyaman.
Papan ketik (keypad) fisik memang khas BlackBerry, didukung dengan kemampuan koreksi bahasa tertentu, saya menemukan ini sama baiknya dengan papan ketika virtual keluaran Google di Android yang merupakan favorit saya. Papan ketik fisik dengan kemampuan seperti papan ketik virtual, ini sangat menarik, tapi apa lebih membantu dibandingkan papan ketik Android? Saya sulit menentukan ini, karena saya hanya baru beberapa hari menggunakannya, tapi yang jelas tidak mempersulit.
Sistem operasi BlackBerry 10 OS cukup gegas, semua hampir tampa tertsendat-sendat (kecuali masalah jaringan). Saya sempat mencoba menjalankan sejumlah video game yang diunduh dari BlackBerry World, dan saya kemudian tahu mengapa ponsel ini menerima banyak pujian.
Suara yang dihasilkan jernih, saya betah mendengarkan radio streaming selama berjam-jam. Mendengarkan dari aplikasi rad.io dari tengah malam hingga matahari terbit dengan volume sedang, baterai hanya berkurang 10 % pada jaringan WiFi. Tentu saja saya tertidur nyenyak kala itu.
Bagaimana dengan aplikasi? Ini adalah pertanyaan besar sepanjang massa. Jika bisa menjalankan aplikasi Android di BlackBerry, maka itu adalah mimpi yang hanya bisa diwujudkan dengan usaha keras yang penuh kegagalan dan air mata.
Aplikasi asli BlackBerry 10 OS ada di BlackBerry World, jika membandingkannya dengan dengan Play Store, kita sedang membandingkan antara langit dan dasar palung samudra. Menyedihkan memang, namun itu kenyataannya.
Aplikasi asli seperti Facebook tidak tersedia di BlackBerry World, hanya tautan ke versi web yang dibuka melalui peramban. Satu-satunya jejaring sosial yang memiliki aplikasi asli adalah Twitter. Ya, Anda bisa menjelajah Facebook, tapi pengalaman pengguna akan sangat berbeda dengan menggunakan aplikasi asli di Android. Demikian juga dengan aplikasi populer lain seperti Instagram yang bisa didapatkan dari aplikasi pengembang pihak ketiga dengan membelinya.
Sayangnya juga, WhatsApp akan segera berakhir tahun ini, yang berarti tidak ada dukungan resmi WhatsApp di BlackBerry 10 OS, ini tidak heran melihat pemilik WhatsApp adalah Facebook yang sebelumnya telah menghentikan penyediaan API untuk aplikasi di BlackBerry OS.
Bagaimana dengan Amazon Appstore? Saya adalah pelanggan Amazon, kadang membeli buku yang sulit saya temui di dalam negeri melalui Amazon. Namun memiliki akun Amazon tidaklah untuk semua orang, terutama bagi mereka yang tidak suka berurusan dengan yang namanya kartu kredit.
Ada dua isu pada Amazon Appstore, pertama tidak semua aplikasi yang tersedia dapat dipasang (compatible) dengan BlackBerry 10 OS, sehingga kita tidak akan menemukan Facebook di dalam Appstore ini untuk perangkat BlackBerry OS. Kedua, aplikasi yang terpasang tidak bisa dilepas/dibuang, seakan-akan menempel di perangkat. Mengetahui hal ini saya hanya memasang aplikasi yang saya benar-benar perlukan dari Amazon Appstore yang saya tidak akan hapus ke depannya.
Saya memang peramban Opera dari Amazon Appstore, dan ketika digunakan memang sebagus di Android. Tapi keluhan yang saya rasakan adalah perangkat menjadi lekas panas dan daya baterai terkuras lebih cepat. Sehingga Amazon Appstore bukan solusi yang 100% pas untuk pecinta Android yang hendak beralih ke BlackBerry 10 OS.
Lalu saya menemukan, setelah saya memegang BlackBerry Passport Silver Edition, saya tidak terlalu terikat dengan jejaring sosial. Rasanya hidup sedikit lebih tenang. Mungkin ini keuntungan ponsel dengan sistem operasi yang mulai ditinggalkan, Anda seperti menikmati suasana pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk kota padat.
Tidak ada Facebook, tidak ada Instagram, tidak ada YouTube (kecuali mereka diakses dengan aplikasi pihak ketiga atau web), bukan berarti BlackBerry Passport SE ini tidak menarik. Tergantung pada apa kebutahan Anda.
Kecuali pada pertengahan tahun ini, di mana mungkin juga akan kehilangan WhatsApp, bisa jadi merupakan pukulan telak bagi ponsel cerdas yang memang menggunggulkan kemampuan berkomunikasi.
Masih berminat memiliki BlackBerry Passport Silver Edition (Dallas)? Jika Anda tidak keberatan dengan kekurangan-kekurangannya, maka ini akan menjadi ponsel yang sangat istimewa di tangan Anda.
Mantap……. saya juga pengguna BB Passport SE
SukaSuka
Gaya Tulisan sampeyan bener2 mengalir dan saya sangat menikmatinya, jarang yg bisa menulis dengan gaya sampeyan ini, 🙂
saya pun kembali mengambil BB Passport silver yg lama tersimpan utk kembali saya gunakan, BB HUB, emang selalu ngangenin…
SukaSuka
Keren banget ulasannya…. masya Allah…
SukaSuka
Halo, tulisannya bagus dan sangat komperhensive sekali. Poin yang saya suka adalah pada paragraf ketika memakai blackberry akan merasa di pedesaan karena tidak terlalu terikat dengan social media. Saya juga memakai BB Q10 dan ketika pulang kantor, BB lah yang saya aktifkan sehingga bisa lebih banyak waktu dengan keluarga.
Saya sudah memiliki niat untuk mengganti Q10 dengan Dallas. Sebuah prestige lebih (menurut saya) ketika yang lain menggenggam HP Sejuta Umat dan anda tampil dengan sesuatu yang tidak mainstream. Kalau ada review lainnya tentang pros and cons dari Dallas boleh kiranya disharing lagi ke email saya di gudangwisata99@gmail.com. Terima kasih.
SukaSuka
Saya sepertinya tertarik untuk membeli nya,,, setelah bosan dengan Android dan ingin kembali merasakan sentuhan tombol fisik,,, apalagi sekarang harga cuma 3,5juta,,,+ bonus
SukaSuka
Setuju gan, Android lama2 membosankan, saya sudah lama mengincar blackberry passport SE
SukaSuka
Wow, salut sama pilihannya menggunakan ponsel yang yang hampir ditinggal ini.
Tapi rada sedih juga sih kalo sampe mereka punah 😐
SukaSuka
Ya, era BlackBerry yang menghasilkan ponsel dengan sistem operasi mereka bisa dipastikan saat ini tidak bangkit lagi saat ini. BlackBerry lebih fokus ke perangkat lunak, dan ponsel baru mereka diproduksi oleh perusahaan bernama TCL jika tidak keliru, mulai merilis ponsel-ponsel yang dijalankan dengan sistem operasi Android. Ini memang mekanisme persaingan pasar yang kejam.
SukaSuka