Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Jangan Meremehkan Influenza

Musim hujan seperti sudah datang mendekat lagi tahun ini, perubahan cuaca sudah mulai terasa. Dan banyak kasus batuk pilek sederhana mulai menunjukkan peningkatan, meski batuk pilek (common cold) berbeda dengan flu (influenza), bukan tidak mungkin kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi wabah influenza.

Gejala sederhana bisa ditunjukkan seperti demam (kadang hingga meriang), batuk, nyeri otot (pegal linu), nyeri tenggorokan, pusing (sakit kepala), pilek atau hidung tersumbat, kelelahan – semuanya merupakan gejala paling umum flu. Mungkin beberapa orang juga akan mengalami gejala yang lebih berat seperti diare, mual dan muntah hingga penurunan nafsu makan.

Berbeda dengan batuk pilek biasa yang biasanya cukup stabil kasusnya sepanjang tahun, influenza umumnya datang sebagai wabah. Dengan gejala yang ringan hingga berat, sehingga tenaga kesehatan sering kali bingung membedakannya dengan batuk pilek biasa.

Menjaga kesehatan secara umum dapat membantu kita terhindar dari serangan influenza, termasuk makan yang sehat dan bergizi seimbang, aktivitas tidak berlebihan, olahraga yang teratur, cukup istirahat, dan pengelolaan stres.

Sayangnya, masih ada penderita ‘terduga’ influenza masih memilih memaksakan diri untuk beraktivitas secara berlebihan, yang kadang tidak hanya menunda kesembuhannya, namun juga bisa memperberat kondisi sakit yang dideritanya. Lebih-lebih juga bisa menularkan influenza kepada rekan dan klien di tempatnya bekerja.

Influenza juga bisa dicegah melalui vaksinasi. Hanya saja kita mungkin sulit menemukan vaksin flu di tanah air tercinta, oleh karena peredaran vaksin ini tidak umum (Kita memang memiliki sejarah berseberangan dengan kebijakan vaksin influenza WHO). Jika saya tidak keliru, sebuah vaksin influenza quadrivalent sudah diluncurkan di ibu kota sekitar akhir tahun 2016 yang lalu.

Flu oleh karena spektrumnya yang luas, dan menyerang sejumlah spesies lain (mamalia dan unggas) seperti flu burung dan flu babi, serta kemampuannya untuk bermutasi menjadi ragam galur yang baru, maka potensi virus flu menjadi sebuah penyakit yang mematikan selalu ada. Dan oleh karena penyebaran dan pergerakan/perpindahan masyarakat lokal serta global yang cepat, flu sangat berpotensi menjadi suatu pandemi dengan cepat. Hal ini mendorong dibentuknya sistem surveilans flu global.

Mencegah penyeberan flu merupakan hal yang sangat penting. Kesadaran ini selayaknya dimiliki oleh mereka yang sedang sakit dan juga mereka yang masih sehat.

Penderita flu yang ringan akan sembuh dengan sendirinya. Obat-obatan untuk mengurangi gejala flu tersedia di apotek dan bisa didapatkan secara bebas tanpa perlu resep dokter. Pasien memerlukan waktu satu hingga beberapa hari untuk pemulihan, tergantung dari jenis virus flu, kondisi pasien dan kondisi lingkungan – termasuk pangan, sandang dan papan. Penderita flu ringan tidak perlu datang ke dokter untuk mendapatkan pengobatan jika belum membaik dalam satu atau dua hari setelah minum obat flu yang dibeli sendiri.

Ada dua alasan yang cukup baik untuk hal ini. Pertama, obat flu dari dokter tidak menjamin mempercepat kesembuhan flu dibandingkan obat yang dibeli secara bebas, selama tentunya tidak terdapat infeksi sekunder lain, misalnya infeksi bakteri yang memang memerlukan peresepan antibiotik dari dokter. Dan jika pun ada infeksi bakteri ringan yang menyertai, tubuh manusia akan cukup kuat untuk dapat melawannya. Alsan kedua adalah, kita dapat menghindari penyebaran penyakit. Pasien flu tidak akan menyebarkan virus flu di ruang tunggu dokter ke pasien lainnya yang rentan (anak-anak, manula, dan penderita penyakit kronis seperti diabetes).

Sayangnya di negara kita, saya belum melihat adanya kebijakan memberikan surat keterangan sakit bagi penderita flu yang tidak perlu datang ke fasilitas layanan kesehatan. Karena tanpa surat keterangan sakit dari dokter, banyak pasien yang tidak bisa mendapatkan haknya untuk istirahat dari kerja.

Pasien bisa mengunjungi dokter (jangan lupa mengenakan masker) jika flu menjadi berat. Misalnya dengan demam tinggi yang tidak kunjung turun, disertai nyeri kepala hebat, hidung tersumbat dan kesulitan bernapas, dada terasa nyeri, terasa sakit setiap kali menelan makanan, atau mual dan muntah terus menerus sehingga tubuh pasien menjadi terasa lemas.

Gejala-gejala tersebut tidak bisa kita remehkan. Penderita flu harus mendapatkan istirahat yang cukup, bahkan kadang perlu mendapatkan perawatan dengan tambahan cairan intravena guna menghindari dehidrasi.

Ada kalanya kasus influenza memburuk dengan cepat, apalagi jika tipe virus yang ganas. Masih ingat kasus flu burung? Pada kasus-kasus seperti ini pasien harus mendapatkan penanganan ekstra ketat di pusat-pusat layanan kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah, dan tidak bisa dirawat sembarangan, bahkan dilakukan kebijakan karantina atau isolasi tergantung situasi dan kondisinya.

Iklan


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: