Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Windows Defender, antara YA dan TIDAK

Salah aktivitas paling menarik pengguna Windows baru (tentu saja Windows 10) adalah segera memasang produk antivirus (selain game favorit bagi beberapa orang). Mulai dari menggunakan antivirus pihak ketiga yang gratis, hingga membeli lisensi yang berbayar, apalagi sekarang lisensi mudah didapatkan dari toko daring. Kecuali mereka yang menggunakan komputer hanya sekadar menerima jadi dan langsung pakai, golongan ini tidak terlalu peduli apakah antivirus ada atau berjalan di komputer yang mereka gunakan.

Perilaku mengutamakan memasang antivirus tambahan bisa jadi menunjukkan bahwa pengguna teknologi juga memiliki kesadaran terhadap keamanan menggunakan komputer.

Seiring dengan kerumitan ancaman keamanan yang dihadapi pengguna komputer, maka tawaran fitur keamanan juga beragam. Jika virus komputer klasik tempo dulu hanya merusak berkas, data atau sistem komputer, maka saat ini kita menemukan virus yang juga bisa mencuri identitas, menanamkan peranti lunak mata-mata atau penambang mata uang digital, hingga melakukan penyanderaan terhadap komputer yang sering menjadi berita utama di pelbagai media.

Windows 10, ketika digunakan atau dipasang pertama kali, secara asali sudah membawa aplikasi keamanannya sendiri, yaitu Windows Defender. Sayangnya, catatan kemampuan Windows Defender tidak terlalu meyakinkan, pun pernah memiliki rekam jejak yang buruk. Banyak pengguna Windows akan menyarankan pada pengguna lainnya untuk memasang antivirus tambahan yang mereka rekomendasikan berdasarkan pengalaman pribadi ataupun ulasan.

Ulasan pribadi sering kali memberikan penilaian yang dibawah ‘harapan’ bagi Windows Defender dan mungkin itu tidak keliru.

Dan memunculkan pertanyaan yang sering kali mengusik. Apakah memang Windows Defender tidak mumpuni untuk melindungi komputer kita dari bahaya aplikasi dan perangkat lunak jahat?

Dalam salah satu tulisan 1 dinyatakan bahwa Windows Defender cukup digemari oleh pengguna kalangan Enterprise. Oleh karena kemampuan deteksinya yang baik.

Pengujian oleh lembaga independen memang saya perhatikan belakangan ini memberikan ‘harapan’ munculnya perbaikan pada sistem deteksi Windows Defender, dibandingkan periode sebelumnya (baca: dua atau tiga tahun ke belakang). Mungkin ini menunjukkan kesungguh-sungguhan pengembang untuk menyajikan aplikasi yang memang memberikan keamanan standar bagi pengguna akhir sistem operasi Windows 10.

Selain itu, pengguna yang memilih Windows Defender (baca: seperti saya), menyukai betapa kecilnya sumber daya yang dipakai oleh aplikasi ini. Sehingga saya merasa puas terhadap sistem yang ringan. Pembaruan yang bersamaan dengan Windows Update memberikan kesan keamanan yang selalu bergulir.

Pengembangan yang positif dari Windows Defender juga dilihat dari perburuan terhadap perangkat jahat penambang mata uang digital 2 yang belakangan ini  merebak dan menyelip pada aplikasi dan perangkat lunak ‘gratisan’ yang tidak jelas asal muasalnya.

Pun demikian, saya masih cukup kesal jika Windows Defender melakukan false detection atau deteksi positif palsu. Ini bisa terjadi pada hampir semua antivirus, dan pelaporannya cukup berbelit dibandingkan dengan antivirus lain yang pernah saya coba.

Bagi saya, yang tidak beraktivitas terlalu ‘ekstrem’ di dunia maya, tentunya saya merasa cukup nyaman dengan Windows Defender tanpa ada pengaman tambahan. Namun untuk hal-hal yang lebih sensitif, saya selalu memanfaatkan metode keamanan yang berbeda sesuai kebutuhan, misalnya saja menggunakan VPN, Sandbox, hingga Virtual Machine – yang mana mungkin hanya VPN yang akan dibutuhkan oleh kebanyakan orang sebagai metode keamanan tambahan. Dengan catatan bahwa layanan VPN umumnya adalah layanan premium yang berbayar, sehingga diperlukan biaya berlangganan untuk fitur keamanan ini.

Akhir kata, YA saya saat ini saya hanya menggunakan Windows Defender untuk keperluan keseharian bekerja dan bersenang-senang di Windows 10, dan TIDAK hanya Windows Defender – saya akan memanfaatkan fitur keamanan lain jika saya memerlukannya, misalnya saja menggunakan VPN saat transaksi keuangan elektronik via jaringan publik.

Iklan


2 tanggapan untuk “Windows Defender, antara YA dan TIDAK”

  1. Bagi yang memiliki aktifitas tak penting, WD masih cukup lah untuk dimanfaatkan. Kek saya misalkan

    Suka

    1. PNS nanti bisa minta diadakan saja Bli, untuk keamanan ekstra, AV yang premium 😁

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: