Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Klorokuin, obat COVID-19 yang tertunda?

Beberapa hari yang lalu, berdasarkan salah satu penelitian dari Lancet mengenai efikasi (kemanjuran) obat hidroksiklorokuin atau klorokuin1, WHO memutuskan untuk menghentikan sementara uji coba hidroksiklorokuin pada “Solidarity Trial” sementara data yang ada diulas ulang oleh Badan Pemantauan Keamanan Data.

Keputusan ini juga diunggah melalui cuitan di akun Twitter resmi @WHO pada tanggal 25 Mei yang lalu.

Hal ini mengundang banyak sekali debat di kalangan masyarakat awam. Oh ya, tentu saja yang berdebat adalah masyarakat awam, kalangan medis jarang berdebat tentang sebuah penelitian yang menggunakan analisis daftar multibahasa atau ulasan sistematis, kecuali dia bisa membantah atau menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam penelitian tersebut cacat secara keilmuan. Sementara masyarakat awam akan berdebat mengenai apa yang mereka tahu dan percaya, bukan berdasarkan keilmuan.

syringe and pills on blue background

Lancet bukan satu-satunya yang memuat mengenai efek hidroksiklorokuin baru-baru ini. Salah satu review sistematik di Springer juga menyatakan hal serupa.2 Mereka menulis bahwa,

Hasil kemanjuran dan keamanan hidroklorokuin pada COVID-19, sebagaimana yang didapatkan dari hasil studi klinis, tidak memuaskan, meskipun banyak dari studi ini memiliki keterbatasan metodologis utama. Bukti yang lebih kuat dari uji klinis acak kuat yang dirancang dengan baik diperlukan sebelum menentukan peran hidroklorokuin dalam pengobatan COVID-19. Kehati-hatian klinis diperlukan dalam menganjurkan hidroklorokuin sebagai armamentarium terapeutik dalam COVID-19.

Sedemikian melalui simpulan sederhana seperti itu, seseorang harus bisa mengetahui bahwa pada kasus COVID-19, pengobatan dengan hidroklorokuin tidak begitu manjur, serta tidak begitu aman. Walau bahasa halusnya adalah kemanjuran dan keamanan tidak memuaskan. Sehingga jika hendak diberikan, harus benar-benar dengan penuh kehati-hatian.

Penelitian lebih lanjut tentu diperlukan untuk mengetahui, misalnya pada stadium mana obat ini bisa manjur, bagaimana memberikan obat ini sehingga tidak membahayakan atau memperburuk kondisi pasien COVID-19?

Namun bagaimana dengan etika penelitiannya, ketika kita tahu bahwa obat kemanjuran dan keselamatannya tidak memuaskan, kepada siapa kita akan mengujinya? Atau siapa yang akan bersedia diuji coba?

Tentu saja kemudian masyakarat boleh berdebat, bahwa Klorokuin jauh lebih murah dibandingkan obat antivirus yang mahal seperti Remdesivir dan lainnya, atau bahwa penghentian penggunaan klorokuin adalah upaya untuk “berjualan” obat yang lebih mahal. Tapi debat itu akan berakhir di ranah awam saja, karena ketika ada pasien COVID-19 masuk rumah sakit, tidak akan dokter yang berani meresepkan obat yang kemanjuran dan keamanannya diragukan.

Update 05/06/2020 | 06.00:

Artikel pertama yang kontroversial tersebut telah ditarik dari the Lancet sekitar lima jam yang lalu, melalui halaman yang berjudul Retraction: “Hydroxychloroquine or chloroquine with or without a macrolide for treatment of COVID-19: a multinational registry analysis”.


  1. Mehra, M. R., Desai, S. S., Ruschitzka, F., & Patel, A. N. (2020). Hydroxychloroquine or chloroquine with or without a macrolide for treatment of COVID-19: a multinational registry analysis. The Lancet
  2. Das, S., Bhowmick, S., Tiwari, S., & Sen, S. (2020). An Updated Systematic Review of the Therapeutic Role of Hydroxychloroquine in Coronavirus Disease-19 (COVID-19). Clinical drug investigation, 1–11. Advance online publication. https://doi.org/10.1007/s40261-020-00927-1 


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: