Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Periksa Swab Antigen SARS-CoV-2 di Bantul

Bulan ini adalah permulaan saya untuk memulai penugasan residensi di salah satu rumah sakit di Bantul. Salah satu syaratnya adalah melalukan swab (hapusan) nasofaring untuk pemeriksan antigen SARS-CoV-2 untuk melihat potensi infeksi COVID-19. Orang-orang seperti saya bekerja di bidang kesehatan termasuk yang paling rentan terkena COVID-19, oleh karena berhadapan langsung dengan mereka yang sakit ‘bergejala’ COVID-19. Apalagi, tidak semua orang yang kita hadapai sehari-hari bisa taat dengan protokol kesehatan.

Saya melaluikan pemeriksaan swab antigen di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, setelah janjian, saya datang pada waktu yang ditentukan. Saat itu pemeriksaan dikenakan biaya IDR 250K, dan saya membayar sebagai pasien umum.

Saya kemudian menuju ke area pengambilan sampel, setelah menunggu beberapa saat, petugas mengambil sampel dari ruang khusus yang disediakan. Walau pun saya pernah menjalani pemeriksaan ini sebelumnya, saya masih tetap merasa tidak nyaman, dan mungkin memang tidak akan pernah nyaman.

Hasilnya jadi dalam dua jam, namun karena saya tidak memerlukan bentuk fisiknya, saya meminta tolong petugas untuk mengirimkan saya hasil pemeriksaannya dalam bentuk digital.

Hasil pemeriksaan keluar sebagai negatif. Tentu saja, negatif di sini tidak bermakna pasti bebas COVID-19. Bisa jadi memang tidak terinfeksi SARS-CoV-2, atau bisa jadi jumlah virus terlalu sedikit pada sampel dari kemampuan deteksi minimal alat.

Oleh karena itu, saya tidak mengendurkan protokol kesehatan. Apalagi saat ini kasus COVID-19 di Bantul melonjak tinggi. Kasus yang bagi banyak orang dulu jauh, kini bisa ditemukan di sekitar mereka.

Saya memang masih melihat kecenderungan tidak sedikit masyarakat yang masih menyepelekan kondisi pandemi ini. Atau mereka mungkin peduli, tapi antisipasinya kadang tidak berdampak positif pada perbaikan situasi pandemi. Hal ini memang disayangkan, karena masyarakat adalah moda penyebaran COVID-19 itu sendiri, tanpa disiplin, sebaik apapun regulasi yang dihadirkan, maka laju pandemi akan sulit dikendalikan, sampai ada metode kendali yang lebih baik.

Iklan


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: