Pandemi COVID-19 masih berlangsung, dan kita tidak boleh abai. Mutasi sejumlah varian SARS-CoV-2 sudah mulai mengarah pada immune escape, yang bermakna mereka bisa jadi lolos dari daya tahan yang sudah dimiliki oleh orang yang sudah divaksinasi atau sudah pernah terkena COVID-19.
Pun demikian, kegiatan masyarakat terus berlangsung. Tidak memungkinkan melakukan karantina lagi melihat kondisi sosiokultural bangsa kita. Pertemuan masih berlangsung, hajatan juga tetap jalan, seperti yang tampil cemerlang di media massa beberapa waktu yang lalu.
Jika kita tetap ingin berada dan bertemu sahabat dan sanak keluarga di luar rumah, bagaimana untuk dapat menjaga diri kita tetap aman?

Ikuti Protokol Kesehatan
Aturan dan protokol kesehatan bisa berubah-ubah sesuai kondisi. Anda bisa mendapati bahwa aturan di daerah berubah dari ketat menjadi longgar dan sebaliknya. Penting bagi semua orang untuk taat terhadap aturan yang berlaku di mana dia berada.
Aturan kadang mungkin tidak masuk akal, misalnya melarang kontak fisik antara orang di luar ruangan. Ini bermakna Anda tidak bisa lagi cipika-cipiki bersama orang-orang terdekat, karena dapat meningkatkan risiko transmisi virus.
Jika Anda termasuk orang yang terdeteksi positif COVID-19, reaktif tes cepat (rapid test), hingga kontak erat dengan penderita COVID-19 (walau hasil tes belum keluar atau negatif), maka Anda termasuk kelompok orang yang berpotensi menularkan virus ini ke orang lain. Tergantung kondisi Anda, maka Anda dapat melakukan isolasi mandiri hingga dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan. Sehingga, walau kondisi Anda cukup bagus, Anda benar-benar harus menahan diri untuk bepergian ke luar rumah dan bertemu orang-orang.
Demikian juga, jika Anda merasa terkena COVID-19, jangan bertemu dengan siapa-pun kecuali petugas kesehatan yang ditunjuk oleh lembaga resmi untuk melakukan pelacakan, penemuan kasus, dan pengelolaan pasien COVID-19. Gunakan layanan hotline atau sejenisnya untuk mendapatkan bantuan.
Jaga Jarak
Bertemu sahabat, rekan, dan anggota keluarga pada umumnya tidak dilarang, namun kesadaran untuk jaga jarak sangat penting.
Kita harus ingat bahwa banyak orang belum menerima vaksinasi, sehingga perlawanan kita terhadap pencegahan penyebaran COVID-19 masih jauh dari eliminasinya.
Hal ini bisa dilihat dari fenomena pelonjakan kasus COVID-19 setiap kali kelonggaran pembatasan sosial diberlakukan. Dan ini bisa terjadi di masa saja, misalnya ketika dibukanya gelombang uji coba sekolah tatap muka.
Jaga jarak (social distancing) hal yang sederhana, mudah dilakukan, dan masuk akal. Karena virus ini berpindah dari orang ke orang, maka makin dekat jarak Anda dengan orang lain, maka makin mudah Anda menulari atau tertular COVID-19.
Ingat, dua meter!
Tidak ada jaminan lawan bicara Anda atau Anda sendiri bebas COVID-19.
Masker atau Tanpa Masker
Masker tidak melindungi Anda dari terkena COVID-19, sehingga dalam pedoman perlindungan terhadap COVID-19, kebanyakan masker tidak pernah diangkat. Sehingga bukan sesuatu yang wajib dikenakan.
Tapi jika saya menulis demikian, bisa jadi menjadi sebuah kontroversi.
Ya, masker memang tidak wajib. Syarat dan ketentuan berlaku.
Walau masker tidak melindungi Anda dari COVID-19, tapi masker jika Anda kenakan dapat melindungi orang lain tertular COVID-19 dari Anda.
Mengikuti premis di atas, jika situasi jarak jarak sulit dipertahankan, dan Anda berada di keramaian, maka setiap orang yang menggunakan masker akan melindungi orang-orang di sekitarnya.
Ini merupakan tanggung jawab sosial setiap orang untuk melindungi orang lain dari penyebaran dan infeksi COVID-19.
Sehingga jika Anda berada di keramaian, bertransaksi/belanja tatap muka tapi menolak menggunakan masker, maka Anda sedang membahayakan orang yang Anda ajak bertatap muka. Tidak salah jika orang akan mengingatkan atau bahkan mungkin memarahi Anda di depan umum, karena Anda mengabaikan tanggung jawab sosial Anda.
Tapi jika Anda berswafoto di puncak gunung yang cuma ada Anda sendiri di alam terbuka, maka menggunakan masker adalah pilihan tren mode busana yang mungkin Anda suka, bukan merupakan tanggung jawab sosial, dan Anda tidak perlu menggunakannya.
Masuk Kamar Kecil
Saat pandemi, kamar kecil bisa jadi wahana penyebaran COVID-19 yang sering terlewati. Sangat disarankan untuk menggunakan toilet pribadi, atau di rumah aja. Tapi ketika di luar rumah, maka penggunaan kamar kecil sering tidak terhindarkan.
Berikut adalah beberapa saran dalam menggunakan toilet umum:
- Tunggu dulu setelah orang lain menggunakan toilet, jangan langsung masuk. Biarkan virus mengendap ke lantai toilet – atau anggap saja demikian. Masuk setidaknya 30 menit setelah pengguna toilet terakhir keluar dari toilet.
- Selalu bersihkan tangan sebelum dan sesudah masuk/keluar toilet.
- Jangan mengeluarkan barang pribadi (dompet, ponsel, dan sebagainya) ketika berada di dalam toilet.
- Hindari menyalakan lampu jika toilet sudah cukup terang. Menyentuh tombol lampu bisa menjadi celah penularan COVID-19. Jika Anda terpaksa menyalakan lampu, selalu bersihkan tangan sebelum dan setelahnya.
- Perhatikan bahwa dudukan toilet mungkin perlu Anda bersihkan sebelum dan setelah Anda gunakan.
Jika Anda adalah pemilik atau penanggung jawab toilet. Maka Anda selayaknya memastikan bahwa toilet selalu dalam kondisi terang, tersedia cairan cuci tangan dan/atau tisu antiseptik yang mudah dijangkau pengguna. Tentu saja kebersihan umum juga selayaknya terjaga dengan baik. Ventilasi alami atau mekanis dapat menjaga kebersihan kamar kecil.
Berbagi Kudapan
Yeah, ketika Anda bertemu dengan orang-orang di luar ruangan, maka tidak lengkap rasanya tanpa adanya makan dan minum. Kumpul tanpa ngemil bagaikan sayur tanpa garam.
Kumpul dan ngemil mungkin merupakan norma sosial kita yang sulit “dilanggar.” Tapi juga merupakan situasi yang berpotensi menjadi penularan COVID-19.
Lalu dapatkah Anda untuk TIDAK: berbagi makanan/minuman, bertukar alat makan/minum?
Upayakan agar setiap orang membawa makanan dan minuman mereka masing-masing beserta alat makan dan minumnya. Hal ini guna menghindari kontaminasi silang, atau saling menulari satu sama lainnya.
Gelas yang dipegang si A dapat memindahkan virus ketika kemudian dipegang oleh si B. Ini adalah metode penyebaran tipe kontak yang paling umum dari banyak jenis penyakit.
Selalu jaga jarak saat Anda makan bersama di luar ruangan, atau makanlah secara bergiliran.
Ada beberapa menu aman yang dapat dibagi bersama, misalnya ketika Anda piknik memancing bersama-sama, ikan bakar bisa dibagi bersama pasca dimasak di tempat. Hanya saja, alat makannya tetap tidak dipakai bersama, alias bawa sendiri-sendiri.
Ringkasan
Ketika Anda bertemu orang-orang di luar, Anda harus memastikan Anda:
- Jarak sosial – tinggal setidaknya satu meter terpisah dari orang-orang di luar rumah tangga Anda tetapi meningkat menjadi dua meter atau lebih sedapat mungkin.
- Secara teratur gunakan hand sanitiser antivirus atau cuci tangan Anda secara menyeluruh dengan sabun, terutama setelah menyentuh permukaan bersama.
- Kenakan masker ketika berada di ruang tertutup, dan juga ketika berjalan melalui rumah seseorang untuk menggunakan toilet atau ketika berkelompok.
- Bersihkan permukaan bersama, termasuk konter kamar mandi dan perabotan taman, dengan semprotan antivirus.
- Jangan berbagi makanan atau peralatan ketika piknik – yang terbaik adalah jika semua orang membawa makanan mereka sendiri dalam wadah mereka sendiri.
- Tetap berpegang pada aturan – sebesar mungkin dan sama menggodanya dengan bertemu orang-orang di dalam ruangan, semakin banyak orang yang berkumpul semakin tinggi kemungkinan virus tak terkendali lagi.
Diadaptasi dari Patient.info.
Tinggalkan Balasan