Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Sony RX100 VII

Selain Pentax Q10, kadang saya mengambil gambar dengan RX100 VII (Sony DSC-RX100M7) yang merupakan salah satu kamera kompak yang saya pakai saat ini.

Semua Sony RX100 memiliki riwayat mereka masing-masing sejak seri awal, hingga berkembang saat ini sebagai kamera kompak dengan banyak penggemar. Kamera ini bersanding dengan kamera saku dari produsen lain, seperti Ricoh GR III, Lumix LX100 II, Canon G5X II, dan Leica C-Lux.

Dulu, saya sempat mempertimbangkan Leica C-Lux, tapi saya tidak tahu di mana harus memperbaiki kamera saku itu jika terjadi kerusakan. Walau selama ini, nyaris tidak ada kamera yang rusak akibat pemakaian. C-Lux lebih unggul pada Macro sekaligus Zoom, tapi RX100 VII lebih unggul pada kecepatan dan lapang fokus serta pemotretan berkelanjutan.

Saya pada akhirnya berjodoh dengan RX100VII, karena saya tidak mendapatkannya sebagai kamera baru, tapi dari Pak Tony yang sudah tidak menggunakannya lagi.

RX100 VII memberikan zoom yang saya butuhkan yang tidak ada pada Pentax Q10; tentu saja saya bisa mencari lensa SMC Pentax-Q 06 Telephoto Zoom 15-45mm F2.8 untuk Q10, hanya saja lensa ini langka, ringkih, dan mahal, membuat saya ragu untuk membelinya secara daring. Sementara itu, RX100 VII memiliki rentang lensa 24 mm – 200 mm, tidak bisa disebut ultrazoom, namun cukup untuk disebut telephoto.

Saya merasa AF pada kamera ini luar biasa cepat, bahkan continues shot yang dihasilkan tidak mengecewekan, sehingga bisa mendapatkan momen terbaik untuk dipilih dalam rangkaian kejadian yang dipotret.

Mumurosa under the little pine
ƒ/4.0 – 36.0 mm – 1/250 – ISO 640

Gambar di atas saya ambil memnggunakan continues shot, yang jarang bisa didapatkan jika hanya menggunakan jepretan tunggal, yang kemudian diolah memanfaatkan aplikasi Polarr di iPad.

Permasalahan klasik kamera seperti ini adalah, jika tidak memanfaatkan mode manual kita bisa mendapatkan fokus pada area yang tidak diinginkan. Untungnya, kemajuan teknologi sering dapat mengatasinya.

Sayangnya, RX100 VII tidak membawa kemampuan makro yang baik. Tapi tidak buruk juga, hanya beberapa trik diperlukan, atau diperlukan lensa aksesoris tambahan (yang saya pikir tidak terlalu aman pada kamera dengan retractable lens).

Baik untuk foto makro maupun non-makro, komposisi ulang bagi saya sendiri tetap diperlukan. Saya belum bisa melakukan komposisi secara otomatis di lapangan, dan sering kali harus mengambil sejumlah foto untuk diolah kemudian.

Bergantung pada jenis komposisi dan pengolahan pasca pemotretan, saya bisa melakukan dengan sejumlah pilihan bantuan.

Sony memiliki aplikasi Imaging Edge yang membantu mengirim foto dengan cepat dan mudah secara nirkabel dari kamera ke komputer maupun gawai lain.

Untuk melakukan pemrosesan, pada ponsel Android, biasanya saya akan memanfaatkan Google Snapseed atau Adobe Lightroom. Sementara itu pada iPad saya biasanya memanfaatkan Polarr atau Lightroom. Sementara itu pada laptop, yang berarti saya ingin memproses foto lebih jauh lagi, saya umumnya memanfaatkan DxO PureRAW untuk memroses berkas RAW dan kemudian diolah lebih lanjut dengan memanfaatkan Skylum Luminar AI; jika tidak, saya tetap bisa menggunakan Polarr dari peramban laptop, karena akun Polarr bersifat universal.

Jika tidak hanya sekadar akan dipublikasikan ke twitter, maka seringkali saya tidak akan memrosesnya lebih lanjut seperti gambar-gambar di atas. Atau dengan cepat menggunakan Snapseed seperti gambar di bawah ini.

Yang cukup saya suka dari RX100 VII adalah ukurannya yang kecil, bahkan lebih kecil dibandingkan sejumlah gawai, dan membuatnya mudah dibawa ke mana-mana untuk mengambil gambar berkualitas secara spontan.



Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: