A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages

Apakah Anda atau keluarga Anda mengalami osteoporosis? Kondisi ini memang membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Namun kabar baiknya, pola makan yang tepat dapat membantu menjaga kekuatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang. Mari kita pelajari bersama bagaimana kalsium dan vitamin D dapat menjadi sahabat baik untuk kesehatan tulang Anda.

Mengapa Kalsium dan Vitamin D Sangat Penting?

Bayangkan tulang Anda seperti dinding rumah yang perlu diperbaiki terus-menerus. Kalsium adalah “batu bata” yang menyusun tulang, sedangkan vitamin D adalah “tukang” yang membantu memasukkan batu bata tersebut ke dalam dinding. Tanpa keduanya bekerja sama, tulang akan terus melemah.

Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan kalsium dan vitamin D berkaitan erat dengan meningkatnya kejadian osteoporosis. Ketika tubuh kekurangan vitamin D, penyerapan kalsium dari usus menurun, sehingga tubuh terpaksa mengambil kalsium dari tulang. Proses ini membuat tulang semakin keropos dari waktu ke waktu.

Sebuah studi penting yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine menemukan bahwa pemberian suplemen kalsium 500 mg ditambah 700 IU vitamin D3 setiap hari selama tiga tahun pada orang berusia 65 tahun ke atas dapat mengurangi pengeroposan tulang dan menurunkan kejadian patah tulang.

Berapa Banyak Kalsium dan Vitamin D yang Anda Butuhkan?

Kebutuhan setiap orang berbeda tergantung usia dan kondisi kesehatan. Berikut panduan umum yang direkomendasikan:

Kebutuhan Kalsium Harian:

  • Dewasa usia 19-50 tahun: 1.000 mg per hari
  • Wanita di atas 50 tahun: 1.200 mg per hari
  • Pria di atas 70 tahun: 1.200 mg per hari

Kebutuhan Vitamin D Harian:

  • Dewasa usia 19-70 tahun: 600 IU (15 mikrogram) per hari
  • Dewasa di atas 70 tahun: 800 IU (20 mikrogram) per hari

Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa rata-rata wanita di atas 40 tahun hanya mengonsumsi kurang dari setengah jumlah kalsium yang direkomendasikan, dan 82% pasien osteoporosis mengonsumsi kurang dari 1.000 mg kalsium per hari. Ini menunjukkan betapa pentingnya memperhatikan asupan nutrisi setiap hari.

Sumber Makanan Kaya Kalsium

Anda tidak perlu bingung mencari sumber kalsium. Banyak makanan sehari-hari yang kaya akan mineral penting ini:

1. Produk Susu dan Olahannya

Susu, yogurt, dan keju adalah sumber kalsium terbaik. Satu gelas susu (250 ml) mengandung sekitar 300 mg kalsium – ini sudah memenuhi sekitar seperempat kebutuhan harian Anda!

  • Susu: 1 gelas = 300 mg kalsium
  • Yogurt: 1 mangkuk (245 gram) = 300 mg kalsium
  • Keju parmesan: 30 gram = 240 mg kalsium
  • Keju cheddar: 30 gram = 200 mg kalsium

Tips praktis: Jika Anda tidak suka minum susu langsung, coba campurkan ke dalam sereal, smoothie, atau gunakan untuk memasak sayur dan sup.

2. Sayuran Hijau

Sayuran berdaun hijau gelap juga mengandung kalsium yang baik untuk tubuh:

  • Sawi hijau: 1 mangkuk (matang) = 266 mg kalsium
  • Bayam: 1 mangkuk (matang) = 245 mg kalsium
  • Brokoli: 1 mangkuk (matang) = 62 mg kalsium

3. Ikan dengan Tulang Lunak

Ikan sarden kalengan mengandung 351 mg kalsium yang mengesankan, karena tulangnya yang lunak ikut dimakan dan kaya kalsium.

  • Sarden kalengan: 1 kaleng kecil = 350 mg kalsium
  • Ikan teri kering: 1 sendok makan = 60 mg kalsium

4. Kacang-kacangan dan Biji-bijian

  • Tahu (dibuat dengan kalsium sulfat): 100 gram = 350 mg kalsium
  • Tempe: 100 gram = 100 mg kalsium
  • Kacang almond: 30 gram = 75 mg kalsium
  • Wijen: 1 sendok makan = 88 mg kalsium

5. Makanan yang Diperkaya

Banyak produk makanan modern yang sudah ditambahkan kalsium:

  • Susu kedelai yang diperkaya kalsium
  • Jus jeruk yang diperkaya kalsium
  • Sereal sarapan yang diperkaya

Sumber Vitamin D untuk Memaksimalkan Penyerapan Kalsium

Vitamin D ditemukan dalam sangat sedikit makanan alami, tetapi ada beberapa sumber yang dapat Anda manfaatkan:

1. Ikan Berlemak

  • Salmon: 100 gram = 400-600 IU vitamin D
  • Tuna: 100 gram = 150-200 IU vitamin D
  • Sarden: 100 gram = 300 IU vitamin D
  • Makarel: 100 gram = 400 IU vitamin D

2. Produk yang Diperkaya

Vitamin D ditambahkan ke susu dan produk susu lainnya, jus jeruk, susu kedelai, dan sereal yang diperkaya. Satu gelas susu biasanya mengandung 25% dari kebutuhan harian vitamin D (sekitar 100 IU).

3. Sinar Matahari

Kulit kita dapat memproduksi vitamin D ketika terkena sinar matahari. Paparan sinar matahari pagi (sebelum jam 10.00) selama 10-15 menit, 2-3 kali seminggu dapat membantu tubuh memproduksi vitamin D. Namun, jangan lupa bahwa paparan terlalu lama tanpa perlindungan dapat berbahaya bagi kulit.

Tips Praktis Meningkatkan Asupan Kalsium dan Vitamin D

Untuk Sarapan:

  • Tambahkan susu ke dalam oatmeal atau sereal
  • Makan telur dengan keju dan bayam
  • Minum segelas smoothie susu dengan buah

Untuk Makan Siang:

  • Tumis sayur sawi atau bayam dengan ikan teri
  • Sup tahu dengan sayuran hijau
  • Sandwich dengan keju dan sayuran

Untuk Makan Malam:

  • Ikan salmon atau sarden panggang
  • Tumis brokoli dengan tahu
  • Sup tulang ayam dengan wortel dan sayuran

Camilan Sehat:

  • Yogurt dengan kacang almond
  • Keju dengan biskuit gandum
  • Susu kedelai diperkaya kalsium

Apakah Perlu Suplemen?

Meskipun suplemen kalsium dan vitamin D dapat memberikan manfaat sebagai terapi pendukung, dosis standar saja kemungkinan tidak cukup untuk mengurangi risiko patah tulang pada wanita pascamenopause berisiko tinggi dengan osteoporosis. Ini berarti makanan tetap menjadi sumber terbaik.

Namun, suplemen dapat membantu jika:

  • Anda tidak dapat memenuhi kebutuhan dari makanan
  • Anda memiliki kondisi yang mengganggu penyerapan nutrisi
  • Dokter merekomendasikannya berdasarkan pemeriksaan kadar vitamin D Anda

Jenis suplemen kalsium yang paling umum dan telah diteliti dengan baik adalah kalsium karbonat dan kalsium sitrat, keduanya diserap dengan baik oleh tubuh ketika diminum bersama makanan.

Penting: Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi suplemen, karena dosis yang tepat perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.

Pesan Penting untuk Diingat

  1. Konsistensi adalah kunci: Mengonsumsi kalsium dan vitamin D harus dilakukan setiap hari, bukan sesekali saja.
  2. Kombinasi lebih baik: Penelitian menunjukkan bahwa kalsium dikombinasikan dengan vitamin D, bukan vitamin D saja, yang meningkatkan kepadatan tulang.
  3. Makanan lebih baik dari suplemen: Makanan utuh memberikan nutrisi tambahan yang tidak ditemukan dalam suplemen, seperti protein, mineral, dan vitamin lainnya.
  4. Gaya hidup juga penting: Selain nutrisi, olahraga teratur (terutama latihan beban), tidak merokok, dan membatasi konsumsi alkohol juga penting untuk kesehatan tulang.
  5. Cek dengan dokter secara rutin: Penelitian menunjukkan pentingnya pemantauan rutin untuk memastikan terapi yang Anda jalani efektif.

Kesimpulan

Osteoporosis memang kondisi serius, tetapi dengan pola makan yang tepat dan kaya kalsium serta vitamin D, Anda dapat membantu melindungi tulang dan mengurangi risiko patah tulang. Ingatlah bahwa tidak ada satu makanan ajaib – yang penting adalah pola makan seimbang dan konsisten setiap hari.

Mulailah dengan langkah kecil: tambahkan satu gelas susu di pagi hari, konsumsi lebih banyak sayuran hijau, dan pastikan Anda mendapat paparan sinar matahari pagi yang cukup. Tulang yang kuat dimulai dari piring makan Anda hari ini!


Referensi

Adami, D., Gatti, D., Viapiana, O., Fiore, C. E., Nuti, R., & Luisetto, G. (2023). Vitamin D and calcium in osteoporosis, and the role of bone turnover markers: A narrative review of recent data from RCTs. Clinical Cases in Mineral and Bone Metabolism, 19(1), 14-22. https://doi.org/10.11138/ccmbm/2023.19.1.014

Dawson-Hughes, B., Harris, S. S., Krall, E. A., & Dallal, G. E. (1997). Effect of calcium and vitamin D supplementation on bone density in men and women 65 years of age or older. New England Journal of Medicine, 337(10), 670-676. https://doi.org/10.1056/NEJM199709043371003

Gatti, D., Adami, S., Viapiana, O., Rossini, M., Idolazzi, L., Zanin, L., Miskulin, M., Vitiello, M., & Fracassi, E. (2008). The use of calcium and vitamin D in the management of osteoporosis. Therapeutics and Clinical Risk Management, 4(4), 827-836. https://doi.org/10.2147/tcrm.s3552

Institute of Medicine (US) Committee to Review Dietary Reference Intakes for Vitamin D and Calcium. (2011). Dietary reference intakes for calcium and vitamin D. National Academies Press.

Michaëlsson, K., Melhus, H., Warensjö Lemming, E., Wolk, A., & Byberg, L. (2013). Long term calcium intake and rates of all cause and cardiovascular mortality: Community based prospective longitudinal cohort study. BMJ, 346, f228. https://doi.org/10.1136/bmj.f228

National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. (2024). Calcium: Fact sheet for health professionals. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Calcium-HealthProfessional/

Reid, I. R., Bolland, M. J., & Grey, A. (2014). Calcium and vitamin D supplementation on bone health: Current evidence and recommendations. International Journal of Endocrinology, 2014, Article 432535. https://doi.org/10.1155/2014/432535

Teegarden, D., & Donkin, S. S. (2009). Vitamin D: Emerging new roles in insulin sensitivity. Nutrition Research Reviews, 22(1), 82-92. https://doi.org/10.1017/S0954422409389301

U.S. Department of Agriculture & U.S. Department of Health and Human Services. (2020). Dietary guidelines for Americans, 2020-2025 (9th ed.). https://www.dietaryguidelines.gov/

Watts, N. B., Bilezikian, J. P., Camacho, P. M., Greenspan, S. L., Harris, S. T., Hodgson, S. F., Kleerekoper, M., Luckey, M. M., McClung, M. R., Pollack, R. P., & Petak, S. M. (2010). American Association of Clinical Endocrinologists medical guidelines for clinical practice for the diagnosis and treatment of postmenopausal osteoporosis. Endocrine Practice, 16(Suppl. 3), 1-37. https://doi.org/10.4158/EP.16.S3.1

Zhang, Y., Chen, C., Hu, J., Li, X., Zhang, J., & Li, Y. (2024). The effects of combined calcium and vitamin D supplementation on bone mineral density and fracture risk in postmenopausal women with osteoporosis: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Osteoporosis International. https://doi.org/10.1007/s00198-024-07156-4


Catatan: Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi umum dan bukan pengganti konsultasi medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi terdaftar untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Commenting 101: “Be kind, and respect each other” // Bersikaplah baik, dan saling menghormati (Indonesian) // Soyez gentils et respectez-vous les uns les autres (French) // Sean amables y respétense mutuamente (Spanish) // 待人友善,互相尊重 (Chinese) // كونوا لطفاء واحترموا بعضكم البعض (Arabic) // Будьте добры и уважайте друг друга (Russian) // Seid freundlich und respektiert einander (German) // 親切にし、お互いを尊重し合いましょう (Japanese) // दयालु बनें, और एक दूसरे का सम्मान करें (Hindi) // Siate gentili e rispettatevi a vicenda (Italian)

Tinggalkan komentar