Sepulang dari wawancara siang tadi, saya memutuskan menonton sebuah film lawas “Time of Eve” – salah satu dalam daftar favorit saya. Berjudul asali “Eve no Jikan“, ini merupakan salah satu film paling romantis tanpa adegan romantis sama sekali pada protagonisnya. Karena yang diangkat adalah kemampuan seseorang menerima perubahan dunia yang mungkin selama ini tersembunyi darinya.Lanjutkan membaca “Time of Eve”
Arsip Tag:romantis
Summer Wars
Summer Wars merupakan film animasi di tahun 2009 karya Mamoru Hosada, jadi menulisnya sekarang pun mungkin agak terlambat, namun harus saya akui mendapatkan Blu-Ray-nya sangat sulit – namun karena saya suka dengan novel ringannya, maka saya pikir pasti anime adaptasinya akan sangat bagus juga. Ya, ternyata memang sangat menarik. Film ini berkisah tentang Kenji, seorangLanjutkan membaca “Summer Wars”
The Adjustment Bureau – Para Pembenah Takdir
Pakah Anda telah menonton film “The Adjustment Bureau“? Namun sebelum itu, beberapa pertanyaan kembali, apakah kita pernah mempertanyakan apakah kejadian sehari-hari merupakan sebuah takdir ataukah sebuah kebetulan, sesuatu yang memang telah dipastikan, atau sesuatu yang terjadi begitu saja dalam hukum sebab akibat dan peluangnya? Film ini mengangkat ide dari pertanyaan-pertanyaan mendasar ini dalam sebuah dramaLanjutkan membaca “The Adjustment Bureau – Para Pembenah Takdir”
Children Who Chase Star
Ini adalah karya Makoto Shinkai yang dirilis pada pertengahan tahun ini, mengambil judul “Children Who Chase Lost Voices from Deep Below” merupakan salah satu film animasi Jepang terbaik pada tahun ini. Mungkin ini merupakan karya Shinkai yang menggabungkan aspek-aspek pada film sebelumnya, “The Promised Place in Our Early Days” dan “5 Centimeters per Second”, namunLanjutkan membaca “Children Who Chase Star”
Beyond the Clouds, the Promised Place
Sebuah film animasi karya Makoto Shinkai dengan judul asli “Kumo no Muk?, Yakusoku no Basho” atau yang lebih terkenal sebagai The Place Promised in Our Early Days. Film ini saya kenal dari sebuah CD Audio yang merupakan original soundtrack-nya, yang saya dapatkan beberapa tahun lalu, yang seketika itu membuat saya jatuh cinta pada permainan biolaLanjutkan membaca “Beyond the Clouds, the Promised Place”
Howl’s Moving Castle
Sekitar tujuh tahun yang lalu, ada sebuah film animasi yang luar biasa, saya rasa salah satu yang paling menggugah di eranya. Para penggemar film animasi mungkin sudah pernah menontonnya, “Howl’s Moving Castle” yang diinspirasi oleh novel dengan judul yang sama karya Diana Wynne Jones pada tahun 1986. Namun film ini sangat berbeda dengan novel aslinya,Lanjutkan membaca “Howl’s Moving Castle”
On Stranger Tides
Film Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides adalah film petualangan fantasi keempat di serinya yang rilis pada tahun ini, sebenarnya sudah agak lama karena sudah dirilis Mei lalu, yang berarti saya sudah telat menontonnya dalam 4 bulan. Nah, saya bahkan tidak menduga akan tayang di dalam negeri, sehingga saya buru-buru mengambil blu-ray-nya. Meskipun sama-samaLanjutkan membaca “On Stranger Tides”
A Contract You Shouldn’t Sign
Do you believe that having everything would make you satisfied in this life? Then you may end up chasing everything restlessly while you never find a pool which contains a drop of satisfaction. Since satisfaction is all about the feel of perfection, and in this ever-changing world, there is no such a single form ofLanjutkan membaca “A Contract You Shouldn’t Sign”
Katanagatari – Sebuah Kisah Pedang
Katanagatari adalah serial animasi yang saya selesaikan menontonnya di akhir pekan ini, diangkat dari novel pendek oleh Nisio Isin. Berkisah tentang seorang ahli beladiri seni pedang tanpa pedang dan petualangaannya ke dunia luar yang belum pernah ia jumpai sebelumnya. Katanagatari is the story of Yasuri Shichika, a swordsman that fights without a sword, and Togame,Lanjutkan membaca “Katanagatari – Sebuah Kisah Pedang”
Percakapan Si Bodoh (Bag. IV)
Setelah dua puluh menit berkuda, melewati padang rumput dengan perpaduan antara warna langit yang mulai menjingga dan domba-domba yang nyaris seperti gerumulan beribu kapas putih di antara pandangan mata. Dia masih ragu, dan melihat kembali peta lusuh dan kompas tua yang diberikan sebagai bagian dari kesepakatan kali ini, tentu saja di benaknya dia masih merasaLanjutkan membaca “Percakapan Si Bodoh (Bag. IV)”