Belanja Bersama Perempuan – Apa Rasanya?

Saat masih kecil saya ingat jika “diseret” mengantar Ibu ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari, baik lauk-pauk maupun bumbu dapur atau pun perlengkapan kebersihan rumah tangga. Tapi untuk menemani belanja lainnya, seperti membeli busana atau alat kosmestik tentu saja Ibu tak pernah menyeret-nyeret anak-nya, mungkin karena Beliau tahu anaknya berselera rendah, he he. Namun sebaliknya, hampir sebagian besar pakaian saya – Ibu-lah yang memilihkannya.

Lalu bagaimana rasanya belanja jika bersama orang yang sebaya, bahkan walau jelas sekali shoping bukanlah hobi yang melekat pada diri saya (kecuali seseorang mengajak saya ke toko buku – itu beda lagi ceritanya)…?

Beberapa hari/minggu yang lalu, saya diminta untuk menemani seseorang (yang istimewa) mencari baju resmi putih berlengan panjang yang sesuai dipasangkan dengan dasi warna netral. Pada awalnya, saya bingung, kalau hanya mengantar sih mungkin saya masih bisa menyanggupi – tapi kalau nanti hingga membantu memilihkan …, saya tak bisa membayangkannya.

Hanya saja, untuk gadis yang satu ini – memang tidak bisa ditolak permintaannya.

Pada hari yang dijanjikan, ketika kami sama-sama dapat libur satu hari, kami pun mulai mencari pakaian yang dikehendaki. Pertama menuju Gardena, salah satu pasar Swalayan di perbatasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman (mungkin karena dia tinggal di kota sementara saya di kabupaten). Jika hendak mencari pakaian yang cukup baik dengan harga terjangkau dan model bervariasi, Gardena adalah pilihan baik – walau tentu ada tempat-tempat yang menawarkan diskon seperti Ramayana.

Beberapa waktu kami berputar-putar, tampaknya belum menemukan barang yang cocok sesuai dengan permintaan, ternyata pakaian resmi perempuan yang bisa dipasangkan dengan dasi dan berwarna polos memang susah ditemukan dibandingkan dengan pakaian jenis lainnya.

Kemudian karena tidak menemukan yang cocok, kami menuju Galeria karena itu yang terdekat. Pencarian tahap kedua pun dilanjutkan. Galeria tampaknya bagi saya memiliki koleksi baju formal bagi wanita lebih lengkap dibandingkan dengan Gardena. Kami mendapatkan setidaknya sepasang pilihan setelah lebih dari setengah jam mencari di lokasi yang tidak begitu luas.

Saya pun menunggu beberapa saat ketika ia mencoba baju-baju tersebut. Kemudian dia keluar dengan wajah yang kurang puas. Ia menjelaskan kenapa beberapa baju itu batal dipilih, karena posisi kancing yang kurang pas, karena kainnya terlalu tipis dan kemungkinan menjadi semi transparan, dan beberapa alasan lainnya. Saya memberikan persetujuan saya, dan kami mengembalikan baju-baju itu.

Saya menyarankan bagaimana jika menengok ke Centro di Plaza Ambarukmo. Saya pernah mendengar di sana koleksi pakaian lumayan lengkap. Dia setuju, dan kami pun berangkat menuju ke Centro. Perlu sekitar 15 menit perjalanan dari Galeria menuju Plaza Ambarukmo.

Pencarian tahap ketiga dimulai. Dan kategori pencarian masih sama, baju resmi berwarna cerah atau putih, berlengan panjang, sopan dan pas dipasangkan dengan dasi berwarna netral hitam/gelap. Centro lumayan besar, lantai pertamanya sebagian besar mengkhususkan dengan pakaian perempuan. Walau demikian berputar-putar di sana cukup membuat mereka yang tidak hobi berbelanja akan merasakan betapa lamanya orang bisa berdiri untuk mencari sesuatu.

Kebanyakan waktu itu, saya benar-benar menikmatinya. Melihat apa yang dipilih, mengapa dia suka yang satu mengapa dia tidak suka yang lain, mengapa ia memilih untuk tidak memilih yang dia suka, alasan-alasan itu bisa hadir sebagai pemahaman yang terbangun sedikit demi sedikit. Sehingga setelah beberapa jam, saya bisa tahu dan menyarankan dengan tepat yang mana kira-kira menarik perhatiannya. Saya pun bisa memahami pertimbangannya dalam memilih busana. Dan dia pun bisa menerima saran dan pertimbangan yang saya berikan.

Hal-hal seperti ini mungkin tampak sederhana, karena memang sederhana. Sehingga tanpa sadar, setiap putusan bahwa apakah sebuah pakaian akan jadi diambil atau tidak, secara tidak langsung merupakan putusan bersama secara bulat. Dan secara natural dan tidak langsung bisa saling mengisi dan memahami adalah hal yang menggembirakan.

Namun, semakin pemahaman bersama itu hadir semakin jelas. Kami jadi menyadari bahkan di tempat ini pun mungkin apa yang kami cari tidak dapat ditemukan. Setelah kurang lebih sejam berputar-putar di beberapa lokasi, kami memutuskan bahwa tidak ada yang baju resmi yang pas yang dapat kami pilih. Sedikit mengecewakan memang, tapi hari sudah lewat tengah hari. Mungkin tidak akan bisa dilanjutkan lagi.

Kami keluar dari Centro, dan berjalan di pinggiran galeri pakaian lainnya. Salah satu stan menarik perhatian kami, dan kami sepakat mungkin untuk menengok sebentar.

Ada satu deretan baju resmi dan semi formal yang digantung berjejer. Saya memilah satu persatu, dalam sekejap pikiran saya seakan melonjak dan berkata, ini yang kami cari! Dia pun melihat baju itu dan setuju untuk mencobanya. Beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar pas, dan tersenyum senang. Saya pun tahu bahwa baju itu memang sesuai dengan apa yang dia cari.

Walau lumayan lelah, saya rasa senyum itu lebih dari cukup untuk menghapus semua rasa lelah saya.

But I’m still wondering, was that a date?

37 tanggapan untuk “Belanja Bersama Perempuan – Apa Rasanya?”

  1. hmm,, adminnya nggak koment,, hehe…
    yah setiap orang punya penilaian ‘ perasaannya sendiri” kali ya…
    ada cowok yg seneng diajak kemanapun dengan teman cew nya yang istimewa meskipun hal itu membosankan…
    seperti maz cahya ini misalnya…. yg biasanya gag mau belanja sekarang malah muter” berjam-jam demi sebuah baju 😀

    ada juga cow yang biarpun diajak pergi sama teman cew nya yg istimewa tapi tetep aja pilih” kemana perginya….
    yach begitulah pokok nya 😀

    dan Qk rasa memang kali ini maz cahya lagi ngedate… :mrgreen:

    HIDUP!!! ^_^

    Suka

  2. Gadis istimewa..mana..kok ngga dikenalin, diajak sekalian?

    Suatu saat nanti, kencan mencari baju itu akan ada manfaatnya.
    Bisa jadi tahu selera pakaian pasangan–model, kain/bahan, hiasan, kerah, leher rendah/tinggi, jatuhnya kain, ampe ukurannya untuk merek tertentu. Kalau suatu ketika harus ngasi hadiah pakaian ke pasangan tanpa si dia ada di sisi kita, berani? ♥

    Suka

  3. Wehehehehe… MAs Cahya ini… *ngakak*
    Kalo ke toko buku sih siapa juga yg nolak? :))
    Kencan? Mungkin juga, seperti remaja2 jepang pada umumnya. 😀

    Suka

  4. wanita akan sangat menghargai loh kalo ada temen lelaki (istimewa) yang mau diajak berlelah-lelah nyari baju… gak semua lelaki bisa, dan mau. 😀

    and yes, that counts as a date. IHIIIIIIIYYYYYYY

    Suka

  5. Wah, siapkah gerangan gadis yang istimewa itu? Jadi penasaran. Kalo nggak istri ya pacar. Atau bisa juga adik perempuan. Masalahnya saya belum tau statusnya Bli Cahya ini 🙂

    Kalo saya jujur aja masih jomblo (umur 28). Tapi yang namanya belanja pakaian memang makan waktu kalo belum nemu yang benar-benar pas di hati. Saya aja yang laki-laki suka berjam-jam buat nyari pakaian yang sesuai selera saya 🙂

    Suka

    • Pak Aldi,
      Mungkin maksud dari penulis adalah membuat Polling di postingan kali ini, sehingga penulis hanya tinggal mengumpulkan data yang akurat hehehe 😀

      Suka

  6. of course, it was a date!!

    kalo saya jadi cewek itu, tentunya juga tidak akan mengajak seseorang yang nggak deket dengan saya.

    dan pastinya dia adalah orang yang berada di hati saya…

    so, yakinlah… it was a truly date.. hehe walopun nggak secara eksplisit gitu deh….

    Suka

  7. ternyata mall bagus tidak menjamin menjual barang yang sesuai pilihan malah yang di luar Mall tak kalah bagus kualitas dan harganya. jangan kapok ya lain kali nemenin belanja lagi 😆

    Suka

  8. wah ya asyiklah, bisa belanja dengan perempuan. apalagi kalo ke pasar, bisa dapet murah2.. soalnya perempuan tsb pasti nya pinter menawar hahahaa

    Suka

  9. Jika bisa seharian bersama sang pujaan hati, apapun dilakukan, bukan? Capek dan pegal anakn sirna saat dia tersenyum (seperti edning tulisan mas Cahya ini..) 🙂

    Tapi, yah jika memang dasarnya ndak suka, mending bilang saja terus terang seperti kata Mas Agung itu..

    Suka

  10. Rasanya belanja bersama perempuan? Biasa saja tuh mas. 🙂

    Mulai dari menyopiri ke toko/mall, mendorong troli (kalau belanja di supermarket), memberi pendapat tentang barang yang dibeli, dsb., pernah saya lakukan. Apalagi kalau beli pakaian, biasanya pacar saya minta pendapat saya setelah dia memakai pakaian yang akan dibelinya di ruang coba/ganti, sampai dengan membawakan tas-tas yang berisi belanjaannya.

    Tapi biasanya saya jujur mas ke pacar saya. Saya adalah orang yang paling ndak suka sering-sering ke mall. Kalau kejadiannya seperti anda, keluar masuk mall/toko dalam sehari, saya akan jujur kalau saya ndak suka, daripada saya menemani pacar saya dengan muka cemberut. Makanya biasanya sebelum berangkat, kami sudah rencanakan dulu mau ke mana dan dipastikan dulu barang apa yang mau dibeli, kalau perlu secara detail. Hehe..

    Suka

  11. salah satu bukti cinta laki2 sama perempuan katanya dia harus bersedia menemaninya belanja, sekaligus uangnya

    ow ow ow

    Suka

  12. Teringat saat sering mengantar belanja ibu ke pasar saking lamanya saya tinggal aza main dingdong di timezone, tapi jika mengantar doi belanja Sampai Bandung pun saya anterin 😀

    Suka

  13. saia juga pernah ini–dan emank bikin pegel banget, masalahnya wanita itu selalu bimbang dan bingung mau beli yang ini ato itu, padahal sebelumnya udah dipalnning dulu, eh gag taunya saat ditempat kejaidan perkara malah jadi brutal 😀

    Suka

  14. nggak kesel mas nemenin muter muter ama cewek ?? biasa nya cowok langsung emoh emoh.. hmmm tapi kalo lagi ehm.. ehm.. pedekate sih ehm.. ya lain cerita nya hihihihihiihihih

    Suka

  15. cie cie…iyalah itu ngedate mas ;;), rasanya jadi gak nyambung fisik sama hati ya…fisiknya capek, hatinya segar 🙂

    Suka

  16. cewek itu holistik. jadi pasti mereka liat dan geledah semua toko dulu baru milih. kayak polisi razia narkoba. hii… serem ya?

    Suka

  17. hehehe… untung bendaharanya bukan mas cahya. sy sudah 2 tahun menikah. waktu istri belanja tak pernah kurang dari 2 jam, jumlah belanjaan tak pernah kurang dari 3. semoga pengalaman mas cahyo ini menjadi catatan penting utk saling memahami, kedepan. peace.

    Suka

  18. Tipikal orang lajang yang sedang jatuh cinta.
    Jangankan cuma memilih pakaian, diajak bunuh diri juga mau. Grin
    Sama dengan Mas Sugeng,
    Saya jika diajak berbelanja (shopping ?) oleh Permaisuri biasanya saya akan mengajak putri kecil saya, istri silahkan belanja sepuasnya, saya lebih memilih mencari makanan ringan dengan sikecil karena dua-duanya doyan makan.

    Ada perbedaan yang cukup besar antara yang lagi “menuju puncak” dengan sudah “sampai dipuncak”. Btw. berkorban dikit nggak apa-apa, toh dengan senyuman rasa lelahnya sudah terobati.

    Suka

  19. Total berapa jam waktu yang dipake untuk satu baju ❓ itulah alasan yang aku sering kemukakan kepada istri jika diajak shoping. Mbulet dan tak kunjung sesuai, biasanya tak tinggal ditempat santai di swalayan sambil baca2 buku :mrgreen: . wuih…… ada yang baru disini, insert smiley 😀 🙂 :-)) :-*

    Suka

    • Hahahaha… maklum lah Mas SUgeng, wanita…. 😀
      Nyari baju lamaaaaaaa banget. Kalo kita sih asal cocok di badan langsung ambil. 😉

      Suka

  20. Bila menemani gadis yg “spesial”, meski sampai keliling mencari yg pas, maka perjalanan waktu tidak akan terasa berlalu. Langkah awal yg baik untuk meneruskan “date” selanjutnya. Ditunggu lanjutan cerita berikutnya ya..
    Terimakasih telah berbagi cerita bersama.

    Suka

  21. wekekekek… i dont feel anything cahya..
    kecuali pertanyaannnya “belanja dengan laki2 heheheheh

    cuitt cuitt… ngedate terselubung tuh… sukses ya 😀

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.