Kekesalan dan Pesan Singkat

Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan negeri ini, mungkin karena saya tipe orang yang old fashioned – jadi tidak dapat menyerap perkembangan zaman dengan baik. Sekarang makin banyak saja pengiriman pesan singkat (sms) yang semakin disingkat, dipenggal dan dipendekkan seenaknya.

Apa orang begitu sibuknya sampai harus menyingkat nyaris semua katanya dalam layanan pesan singkat? Atau tidak ingin buang-buang waktu dengan menulis panjang lebar, dan biarkan saja yang membaca menyelesaikan pembacaan lanjutannya?

Saya bukan penerjemah yang baik, yang bukan ahli membuka enkripsi sebuah pesan. Jadi jika semua kata disingkat dan dipadatkan, jangan harap saya akan membaca pesan itu, bisa-bisa saya hapus langsung dari ponsel saya, peduli amat isinya penting atau tidak.

Setiap orang harus belajar menulis pesan secara terang/jelas, padat, dan informatif. Bukannya memendekkan dan menyingkat kata seenak hati, tapi isinya melebar kemana-mana tidak karuan. Jika tidak sanggup, tulislah surat atau karangan bebas saja jika mau berkirim kabar pada saya!

Saya seperti penyandang disabilitas untuk membaca semua kata-kata yang dibuat menjadi asing itu. Jika orang tidak peduli pada kesulitan saya untuk membacanya, mengapa saya harus peduli untuk mengacuhkan pesan itu?

Apalagi kalau suasana hati saya sedang tidak enak, bisa-bisa saya labrak balik mereka yang mengirim pesan seperti itu.

19 tanggapan untuk “Kekesalan dan Pesan Singkat”

  1. Mas Rismaka,

    Saya pernah kok kesasar ke blog yang tulisan hingga komentarnya seperti itu, disingkat, huruf besar, nomina, huruf kecil bersliweran di mana-mana. Saya rasa itu unik, tapi terus terang, saya tidak paham apa yang disampaikan :).

    Suka

  2. Fad,

    Sepertinya memang ada orang-orang yang hobi mengembangkan bahasa di luar bahasa baku, dan itu bukan hal yang baru di planet ini. Budaya pemberontakan kaum remaja, hi hi :).

    Berhemat itu bagus, tapi lebih bagus lagi kita jangan menimbulkan keambiguan dan menyulitkan pemahaman makna suatu bahasa dalam berkomunikasi secara baik. Seperti yang disampaikan oleh Mas Agung Pushandaka sebelumnya, pesan pendek yang padat itu bisa jadi tidak perlu bertele-tele kan.

    Saya tidak masalah kalau orang mau menggunakan bahasa al4y-nya, silakan saja jika mereka saling memahami. Tapi saya jelas tidak paham, bahkan kata-kata yang disingkat pun seringkali salah makna, sehingga saya harus tanya kiri-kanan untuk tahu maksudnya. Merepotkan! Maka saya hapus saja, malas sekali bacanya :D.

    Suka

  3. sebenarnya pesan yang disingkat2 itu karena bahasa kita bisa dibuat/mudah disingkat dan dimengerti walaupun disingkat. Berbeda dengan bahasa lain seperti bahasa Inggris klo disingkat maka akan sulut dibaca, palagi bahasa yang memakai huruf selain huruf romawi seperti Japn, China, India dll. Alasan orang menyingkat juga adalah karena keterbatasan jumlah karakter pesan (menghemat pulsa yang keluar) dan agar cepat.

    Selama ini saya enjoy2 saja dengan penyingkatan itu. Tapi ada 1 yang g saya pahami misal "Maaf menjadi 5f" kenapa g dituli Mf saja kan.. orang mungkin nyebutnya tulisan alay.. ^_^

    Suka

  4. SMS itu fungsinya apa sih? Cuma untuk berkirim kabar singkat saja kan? Jadi ya seharusnya ndak perlu lagi ada kata yang disingkat karena seharusnya kabar yang kita kirim melalui sms sudah singkat. Misal: Cepat pulang, rumah kebakaran! Ndak perlu ada kata yang disingkat kan? 😛

    Saya setuju kalau anda memilih untuk ndak membaca pesan semacam itu. Tapi ndak perlu pakai kesal. Jadi buang-buang energi. Apalagi di bulan puasa seperti ini, terasa banget untuk saya energi yang terbuang karena kesal/marah.

    Sabar mas.. 🙂

    Suka

  5. Mas Cahya, kalo saya sih, selama menyingkatnya bukan secara 4l4y, saya masih bisa menerima. SAya benci Alay, dan saya juga ga suka dengan tulisan sms yang besar dan kecil gak beraturan…

    Suka

  6. Itu biasanya anak muda yang gaul biasanya melakukan seperti itu. Atau emang sengaja di singkat seperti itu karena mengandung pesan2 yang sangat penting dan confindental sekali yang seharusnya pihak proveder gak tahu maksud yang terkandung 😦 aku gak tahu.
    <del>aku juga sampai menggeyitkan dahi saat membaca pesan rahasianya pak Aldy</del>
    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Suka

  7. Mas Cahya,
    seharusnya singkatan yang padat melekat pada pesan singkat diponsel mulai ditinggalkan, karena sekarang sudah banyak ponsel yang keypadnya quetry, sebenarnya tidak ada alasan untuk menyingkat lagi. Selain itu biaya pengiriman SMS semakin murah.

    Disabilitas pesan singkat? hehehe…tak kiran saya saja yang suka sewot dapat pesan singkat yang disingkat 😀

    Suka

    • <q>jgn swt, jmn skr i, sdh jmk klu psn sma diskt, kl pjg sma lyr phn g ckp, lg pl hrs hmt tmpt gar tdk tll pjg.</q>

      Beneran uee…, ndak bisa kebaca 😛

      Bukan masalah QWERTY atau model lama, saya sedari pakai ponsel Siemens S45 dulu yang hitam putih juga tidak pernah menyingkat kata. Dan tarif masih mahal waktu itu.

      Ya, saya lebih suka jadi penyandang disabilitas pesan singkat :D.

      Suka

  8. Test :
    jgn swt, jmn skr i, sdh jmk klu psn sma diskt, kl pjg sma lyr phn g ckp, lg pl hrs hmt tmpt gar tdk tll pjg.

    hehehehe…..

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.