Musim kampanye bagi saya adalah musim yang baik untuk berlibur dari media sosial. Saya ingat di musim kampanye tahun 2014, saya membisukan banyak pembaruan lini masa dari jejaring di sekitar saya, dan mereka masih bisa hingga saat ini – saya tak akan pernah mendengar mereka bercuap apa.
Musim kampanye itu panas kawan! Lebih panas dari kopi yang baru diseduh dan tumpah di atas celanamu.
Orang saat ini sibuk, seperti orang macam saya, tidak punya waktu untuk sering mengakses media sosial, apalagi waktu lebih untuk melakukan penulusuran kabar yang malang melintang, mana yang palsu mana yang aspalan.
Saya yakin mereka yang “gemar” menyebar berita palsu (hoax) juga sebagian besar orang-orang sibuk macam saya. Tapi mereka punya sedikit waktu untuk menyebar berita palsu, yang kemudian jadi pelampiasan mereka jika ada yang mengajak mereka berdebat karena cuapan mereka sendiri.

It will not got anywhere!
Ketika dua orang yang sama-sama tidak tahu kebenaran, hanya percaya bahwa yang mereka tahu itu adalah benar, berhadapan hanya melalui kata-kata di layar gawai cerdas masing-masing, maka mereka tidak akan pergi ke mana-mana kecuali berpusaran di sekitar kebodohannya sendiri.
Banyak yang menyukai kegiatan ini seperti ini, sayangnya, saya mungkin bukan salah satu di antaranya.
Mengapa tidak kita gunakan waktu di media sosial untuk sesuatu yang manis?

Saya hanya cukup berkata bahwa saya tidak tahu, maka saya akan dengan tersendirinya tersingkir dan menjadi penikmat dari sabung kedunguan yang dipertontonkan sebagai kehebatan dari dua pihak yang berlomba untuk mendapatkan sebongkah arum manisnya dunia maya.
Tinggalkan Balasan