Komentar Blog Yang Berat Diloloskan

Sebagai narablog berarti juga menjadi administrator sebuah atau lebih blog. Dan salah satu yang dikerjakan administrator atau admin blog adalah mengelola sistem komentar. Sebuah sistem komunikasi antara narablog dengan pengunjung atau pun narablog lain serta bisa juga antara sesama pengunjung. Dari berbagai tipe admin blog, saya mengenal ada yang baik hati dan sangat liberal dengan sistem blog mereka seperti Bli Wira dan Bli Pande, ada juga yang menggunakan moderasi penuh seperti Bli Andi Arsana dan Dokter Putri. Kalau saya mungkin masuk yang biasa-biasa saja.

Namun demikian, saya tetap mengontrol sistem komentar saya, sebagaimana ketentuan yang saya munculkan dalam “disclaimer”.

Sebelumnya saya menengok paparan Pak Aldy dalam tulisannya “Apa Dosa Saya” yang menyampaikan bahwa komentarnya menghilang dari suatu blog tanpa ada kabar berita kelanjutannya, tanpa tahu mengapa komentar itu hilang. Atau yang dalam tulisan “Maaf, Komentar Blog Ditutup” oleh Dani Iswara yang dalam beberapa kondisi menutup sistem komentar blognya.

Untuk menerima sebuah komentar saya rasa seorang admin tidak akan banyak pusing karenanya, namun untuk menolak sebuah komentar, inilah yang sulit. Karena bagi saya sendiri ada beberapa komentar yang sulit untuk diloloskan. Bagi saya, dalam sebuah blog, konten (isi blog) adalah hal yang utama, komentar dan kunjungan adalah variabel pelengkap.

Ada pun beberapa tipe komentar yang berat untuk saya loloskan tidak berbeda dengan yang disampaikan oleh Bli Dani,

Pertamax… (dan saudara-saudaranya)

Nice post, I’ll keep in touch… (dan sejenisnya)

Berita heboh, dapatkan sekarang juga… bla… bla… (dan sejenisnya)

Mengapa saya tidak meloloskannya? Pertama saya percaya jika sesuatu antara konten blog dan komentar mesti saling berkaitan. Jika tidak berkaitan dengan konten blog, maka bagi saya itu termasuk dalam kategori spam. Jika pengunjung membaca sebuah artikel dengan seksama, narablognya sendiri pasti sudah senang, tidak meninggalkan komentar pun tidak apa-apa, apalagi setiap berkunjung ke blog lainnya komentarnya juga itu-itu saja, seperti salin tempel ke blog mana pun yang ditemuinya dan tidak peduli artikel mana pun. Saya rasa itu seperti blind spamming, dan sama sekali tidak sehat.

Saya kadang berpikir, untuk apa semua komentar seperti itu. Sungguh, seorang admin blog yang kelewat serius seperti saya kadang bisa bingung untuk menemukan alasan agar bisa meloloskan komentar-komentar seperti itu. Apa berharap rating blognya meningkat menjadi blog populer? Maka saya setuju dengan Bli Dani, masa bisa jadi populer dengan spamming di blog saya yang sama sekali tidak populer ini? Maksa deh

Saya tidak menentang (I have no offense) terhadap komentar seperti itu, namun hanya saja saya tidak bisa meloloskannya. Jika memang ada tambahan komentar yang tidak sesuai dengan artikel, let me know if it is out of topic.

Kemudian tipe komentar yang sulit diloloskan dari jenis pengirimnya, contohnya:

Pengirim: Sewa gajah online
URL/URI: sewa-gajah-online/subkategori/promo/bla-bla-bla.aspx

Pengirim: Cewe Cute
URL/URI: bonus/klik-sekarang/afiliasi:id?123xxx

Bukannya saya tidak mengizinkan promosi di blog ini. Saya tidak pernah menunjukkan hal itu dalam disclaimer. Bukannya saya tidak mengizinkan komentar seperti itu untuk lewat, karena mesin anti spam di blog saya pasti sudah langsung menghapusnya secara otomatis, bahkan saya pun tidak akan diberi tahu jika ada komentar ini telah dihapus, lha wong ga penting.

Saya berharap, jika Anda punya blog atau situs untuk kegiatan berbisnis, mohon jika berkomentar di blog pribadi, gunakan situs/blog pribadi Anda. Jika melakukan spamming dengan blog bisnis anda, maka saya tidak percaya Anda adalah seorang pembisnis handal. Jika saya seorang yang miliki situs bisnis, maka saya akan mencontoh Mbak Sheilla Luciana, ia selalu menggunakan blog pribadi untuk berkomunikasi antar personal di blogsphere, dan ia juga pemilik Made With Love Inc yang situs itu hanya diperuntukkan bagi bisnis.

Orang mestinya bisa melakukan promosi blog/situs untuk tujuan bisnis dengan banyak cara, namun bukan spamming tentunya. Jika ada yang percaya dengan spamming di blog saya ini bisa menambah kunjungan ke situs bisnisnya, maka mari sebaiknya kita bicarakan tentang program afiliasi atau pengiklanan atau pun sejenisnya. Saya mungkin tidak menerima, namun setidaknya Anda sudah berusaha bukan?

Namun jika Anda merasa komentar Anda bukan spam dan berkaitan dengan artikel di mana komentar tersebut diajukan, sementara komentar Anda tidak muncul juga atau terhapus dari blog ini. Jangan sungkan memberitahukan saya.

24 tanggapan untuk “Komentar Blog Yang Berat Diloloskan”

  1. Pertama saya ucapkan selamat untuk kembalinya ke blog ini 🙂

    Masalah screening komen ya ?
    Memang dilema ya, mingkin sebagaimana memiliki barang baru. Blogger baru pun pastinya ingin memperkenalkan blognya melalui komen-komen “standar”, itu boleh dimaklumi. Namun bila dari blog ke blog dan dari waktu ke waktu tetap sama, itu memang aneh ya hehee.

    Tapi setidaknya, bagi saya apapun komen yang masuk hal itu membantu sahabat blogger mengenal blog saya. Setidaknya iklan berantai tidak berbayar hehehhe

    Salam bentoelisan.

    Mas Ben

    Suka

    • Mas Ben,

      Terima kasih, mungkin memang demikian adanya.

      Btw, komentar Mas Ben harus saya lepas dulu, karena tertangkap sebagai spam. Mungkin karena Mas Ben menambahkan URI/URL blog di kolom komentar sementara taut yang sama sudah ada kolom URL. Jadi saya mesti menghapus taut di bagian kolom komentar, mohon maaf.

      Duplikasi taut seperti ini selain tidak usable sering dianggap sebagai spam, karena banyak spammer menggunakan metode sama seperti Mas Ben 🙂

      Jadi alamat blog cukup ditulis di bagian kolom URL saja.

      Suka

  2. Kalo di blog sih saya nggak pernah ngapus komen, nggak tega soalnya haha. Untungnya cuma sekali dua kali aja ada komen yang nggak nyambung dan itupun dari orang2 yang cuma sekali2nya itu berkunjung, jadi ya sudah dibiarkan aja.

    Tapi klo komennya kebetulan saya nggak suka, ya saya sindir aja di bawah komen ybs kekeke.

    Suka

    • Awas lho sindir sana sindir sini nanti tergelincir Mbak 🙂

      Ya, kalau sudah muncul biar saja-lah, bagi saya asal bukan spam yang menyesatkan, itu saja cukup 😉

      Suka

  3. Kalo saya, main los aja mas.. Yg penting gak langgar aturan, ngadu domba atau penghinaan dll yg sifatnya merusak, ya pasti tak hapus mas.. Maklum aja, Blog saya masih acak jadul dan amatiran mas…hehe 🙂

    Suka

    • Hary4n4,

      Dilepas semua juga bagus, karena ada yang memang menyukai demikian 🙂

      Kalau memang bersifat tidak senonoh, kasar, menghujat, tentu saja bukan hanya komentar, konten blog-pun saya rasa terlarang dan tidak etis demikian.

      Tidak ada yang namanya blogger pro, selama kita nge-blog karena suka, selama itu juga kita amatiran menurut saya 😀

      Suka

  4. Semua pilihan memang ada konsekuensinya. Saya kini, tidak seketat dulu, meski saya memiliki TOS dan postingan saya tentang Cara Berkomentar Di Blog sampai kini menduduki top posting di blog saya.

    Pemikiran saya soal berkomentar memang hampir sama dengan Bli Cahya, meski konsekuensinya memang berat. Terlebih soal membalas komentar. Saya menjawab di blog dan sulit membalas berkunjung. Waktu terbatas dan Saya meminimalisir OOT. Tapi hati kecil juga berontak, ketika ada bloger yang sudah bolak balik lebih dari 3 kali, sementara saya sekalipun belom menengok. Termasuk Bli Cahya salah satunya di blog saya.
    😉

    jadi yah, siapa bilang ngeblog mudah? [ini kok kesimpulannya jadi OOT]

    *capek ngetik di hape bukan QWERTY*

    Suka

    • Mbak Isnuansa,

      Kembali meminjam istilah Dokter Dani di atas, blog adalah ruang yang sepenuhnya merupakan hak si empunya, ya terserah juga yang punya mau mengaturnya bagaimana.

      Kalau sebenarnya ada fitur membalas komentar via email tanpa menggunakan sistem komentar pihak ketiga, saya rasa itu bagus sekali ya Mbak 🙂

      Saya berkunjung memang karena artikelnya menarik. Atau kadang ketika saya pakai internet rumahan 64 kbps, rasanya saya sulit sekali masuk ke blog Mbak Isnuansa, jadinya saya baca blog Mbak dari surel saja.

      Saya tidak pernah memaksa diri untuk masuk dan berkomentar ketika memang tidak memungkinkan 🙂

      Suka

  5. iya pak saya setuju, ada beberapa komentar yang sangat sulit dilewatkan seperti komentar yg ditulis dalam bhs indonesia *misal di blog saya*, sehingga sekarang saya pake moderasi walaupun blog saya cuma blog untuk memuaskan hobi pribadi 😛

    Suka

    • Bli Wira,

      Lha, itu kan karena Bli salah satu narablog yang paling bermurah hati? Tapi kalau dilihat konsekuensinya, saya pikir-pikir lagi deh murah hatinya :rotfl:

      Suka

  6. Pusing juga ya dengan banyaknya komentar asal lewat yang terkesan nitip link. Saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan jika masih sedikit jumlahnya. Tapi kalo udah banyak, mungkin akan saya hapus juga.

    Kemaren ada yang cuma komen begini di blog saya : nice info lalu di bawahnya disisipin link kontes SEO dengan anchor teks yang dibidik. Weleh-weleh, langsung aja saya HAPUS komentarnya :struggle:

    Suka

    • Iskandaria,

      Daripada nitip taut, kenapa tidak menjadi penulis tamu saja, seperti di blog Mbak Isnuansa?

      Kalau tulisannya bagus dibaca pengunjung KafeGue.com, paling tidak pengunjung pasti pingin tahu kan siapa penulis tamu di KafeGue.com itu 🙂

      Suka

  7. Saya tetep pilih ngalah aja lah. 😀

    Dari blog Pak Aldy ke sini. Siyal, disebut juga di sini.

    My blog, my content, my room, my rule.
    Itu salah satunya yang saya maksud blog yang menginginkan kepopuleran dan tidak. Mungkin juga senada dengan blogger yang ingin populer dan tidak.

    Jangan sampai merasa terpaksa harus membalas komentar, membalas kunjungan balik, tidak mau merugi untuk promosi, dll, lalu memberi komentar seadanya. Silaturahmi baik. Tapi tetap my blog, my content, my room, my rule. 🙂 Gitu aja kok repot™.
    .-= dani´s last blog ..Matematika di Weblog WordPress dengan inline MathML =-.

    Suka

    • Lha, Bli Dani kan narablog populer yang tidak ingin populer :laugh:

      Setidaknya nasib blog yang dibanjiri komentar masih lebih baik rasanya daripada artis yang dikejar paparazzi. :sidefrown:

      Suka

  8. ada beberapa blog yang kadang saya bingung untuk meninggalkan komentar, karena keterbatasan pengetahuan yang saya miliki, sehingga pilihan yang saya lakukan adalah jarang-jarang mengunjungi atau kalau sudah akarb seperti Mas Aldy saya pilih yang personal sedangkan yang satunya lagi ya hanya ikut baca.
    Jika komentar diblog saya selama ini tidak saya batasi, hanya jika bertentangan dengan etika atau beriklan memang saya tidak bisa mentolerir
    .-= narno´s last blog ..DUA HURUF =-.

    Suka

    • Saya sendiri tidak pernah memaksakan diri meninggalkan komentar, ada kalanya baik ada hubungan antar personal yang dekat antara sesama narablog – ya seperti menjadi akrab itu Pak, jadi bisa berkomentar bebas tanpa sungkan 🙂

      Makanya saya berlangganan blog temen-temen dari umpan sindikasi atau surel, kalau ada yang menarik untuk dikomentari saya akan berkunjung ke blognya dan berkomentar.

      Tapi, jika artikel sudah sangat bagus, saya malah jadi ga bisa berkomentar, kadang berkata, “wah…, tulisan Anda bagus, saya suka.” bagi saya malah tidak begitu berarti, karena dengan menyimaknya saja saya sudah puas 🙂

      Suka

  9. Mas Cahya,
    Jika komentar yang masuk seperti yang mas cahya uraikan diatas, memang menjadi sebuah dilema. Saya pribadi melihat dulu, jika yang memberikan komentar seperti itu blogger yang sudah saya kenal lama, biasanya saya membiarkannya.
    Link pada kolom komentar juga saya biarkan jika merujuk kepada blog lain, tetapi berhubungan dengan artikel.
    Saya pribadi mencoba memberikan komentar sesuai dengan topik, jika melenceng saya biasanya menyertainya dengan ” Maaf OOT”.
    Salam.

    Suka

    • Pak Aldy,

      Taut yang saya modifikasi biasanya yang menuju halaman promosi yang tidak berkaitan dengan artikel di atasnya.

      Kalau mau promosi tulisan blog, saya kan sudah sediakan fitur commentluv 🙂

      Yah, pemberian [OOT] saya tidak mempermasalahkannya, karena saya sendiri kadang lupa mengisinya, apalagi kalau sudah saking akrabnya sama yang empunya blog 😀

      Suka

  10. Saya pernah kedatangan komentar pertama* dan selanjutnya itu. Waktu itu, saya langsung masukkan ke dalam list alamat e-mail si komentator untuk mendapat moderasi di komentar selanjutnya. Walaupun sebenarnya, saya kenal dengan si komentator. Hehe.

    Dalam menerima komentar, prinsip saya sama seperti prinsip saya dalam berteman. Biar sedikit yang penting berkualitas. 😛

    Saya pengennya, komentar itu menambahkan isi dan kualitas tulisan saya. Misalnya dengan menuliskan opini, atau menambahkan informasi, atau memberikan koreksi kalau ada yang salah dalam tulisan saya. Kalau cuma pertama*, kedua*, ntar jadinya “Suba ngeblog nu gen belog”. Hehe..
    .-= Agung Pushandaka´s last blog ..Mengenal Lambang Negara =-.

    Suka

    • Ha ha, bagian pertama*-nya dihilangkan sebelum dipublikasi kembali, jika ada taut ditambahkan rel=”nofollow”.

      Yang ga penting masuk blacklist, kadang rasanya kejam juga :devil:

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.