Bhyllabus l'énigme

A Cahya Legawa's Les pèlerins au-dessus des nuages


Membantu Menegakkan Diagnosis yang Tepat

Dalam dunia kedokteran, penegakkan diagnosis adalah sesuatu yang esensial. Tapi tidak jarang diagnosis menjadi sulit ditegakkan terutama pada keluhan-keluhan umum yang tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan kesehatan tertentu. Misalnya orang mengeluhkan lemas & nyeri kepala, jika keluhan hanya sebatas itu maka akan menjadi sangat sulit menentukkan diagnosis medis yang tepat.

Ada banyak sekali kondisi yang memicu lemas & sakit kepala, dan belum tentu disebabkan oleh satu penyebab khas, bisa jadi dari berbagai kondisi yang jika ada bersamaan bisa memunculkan keluhan tersebut. Anda mungkin bisa menonton di televisi bagaimana para dokter memanfaatkan banyak peralatan modern untuk membantu menegakkan diagnosis, namun sayangnya tidak semua tempat memiliki peralatan canggih. Dan paling umumnya tidak semua tempat memiliki dokter dalam jumlah yang cukup untuk menangani pasien.

Anda mungkin pernah merasakan menunggu antrian di ruang tunggu rumah sakit atau praktek pribadi dokter, kadang bisa sampai berjam-jam sebelum mendapat giliran diperiksa oleh dokter. Karena secara umum menegakkan diagnosis bukanlah sesuatu yang instan dapat dilakukan, dan memerlukan ketelitian. Sehingga waktu yang diperlukan seringkali tidak dapat singkat, apalagi dengan keterangan sebagaimana diasumsikan dalam awal tulisan ini.

Namun pasien dapat membantu dokter menegakkan diagnosis dengan lebih cepat dan akurat, tentu saja ini termasuk dalam ranah kerja sama antara dokter & pasien. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan pasien untuk hal ini.

Rencanakan Pertemuan dengan Dokter

Anda sebaiknya merencakanan kapan akan mengunjungi dokter. Anda mungkin memiliki pelbagai kesibukan lain, dan kunjungan ke dokter bukan sesuatu yang dapat diterka akan berapa lama waktu yang diperlukan. Pastikan tidak gangguan jadwal saat melakukan kunjungan ke dokter.

Siapkan semua daftar apa yang telah dijalani selama ini. Misalnya termasuk foto sinar-x atau MRI pun juga hasil pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan kesehatan anda. Jika Anda pertama kali mengunjungi dokter untuk keluhan tertentu, Anda mungkin tidak perlu mempersiapkan semua itu. Namun jika Anda mengunjungi dokter yang baru untuk gangguan kesehatan tertentu yang telah lama Anda alami, mungkin daftar riwayat kesehatan anda sangat diperlukan.

Anda mungkin memerlukan salinan rekam medis dari instalasi kesehatan lama jika ingin melanjutkan pengobatan atau terapi di instalasi kesehatan baru (misalnya, pindah rumah sakit karena pindah tempat tinggal). Anda bisa meminta salinan rekam medis untuk dilepaskan dari rumah sakit lama dan disertakan dalam rekam medis rumah sakit yang baru. Namun perlu diingat, bahwa rekam medis bersifat “sangat rahasia”, selain pasien dan dokternya tidak diperkenankan untuk dilepas pada pihak lainnya, termasuk keluarga pasien. Namun salinan rekam medis ini bisa membantu kelancaran lanjutan pengobatan di rumah sakit yang baru.

Mencatat Setiap Gejala

Mungkin kadang terlihat sangat remeh, namun mencatat setiap gejala yang dirasakan sangat membantu menegakkan diagnosis. Tidak selalu perlu melakukan catatan hitam di atas putih, jika Anda memiliki ingatan yang baik, maka itu sudah cukup, namun jika keluhan kesehatan anda sampai mengganggu daya ingat & konsentrasi maka membuat catatan tertulis akan lebih membantu.

Mengapa ini penting? Karena tidak jarang ketika sudah berbicara panjang lebar dengan dokter dalam setengah hingga satu jam berupaya mencari penyebab keluhan pasien. Dan di saat pasien hendak keluar dari ruang periksa, tiba-tiba dia teringat bahwa ada satu lagi gejala yang belum disampaikan – ia lupa sama sekali, dan ternyata itu adalah salah gejala kunci.

Mengenali Riwayat Kesehatan Anda

Anda mungkin perlu mengetahui riwayat kesehatan anda sejak dari kecil, apakah ada gangguan kesehatan bermakna yang pernah muncul dalam riwayat kehidupan anda. Misalnya termasuk pernah dirawat inap karena infeksi malaria atau karena kecelakaan lalu lintas.

Kenali juga riwayat kesehatan dalam keluarga anda, setidaknya dalam pohon keluarga anda. Banyak penyakit seperti penyakit jantung atau kanker, bahkan alergi hingga gangguan cemas memiliki faktor atau komponen genetik di dalamnya.

Pahami Pengobatan Anda

Tidak jarang dokter memerlukan informasi tentang pengobatan yang sebelumnya Anda jalani atau konsumsi. Baik itu obat warung, dibeli sendiri atau diresepkan oleh dokter lainnya. Anda berhak dan saya rasa sebaiknya memang memahami pengobatan yang Anda jalani.

Apa saja jenis obat yang dikonsumsi, bagaimana pola konsumsinya (misalnya tiga kali sehari sebelum makan), dan bagaimana ketaatan anda terhadap pengobatan. Anda bisa membekali keluarga Anda dengan buku obat-obatan yang beredar di Indonesia, seperti DOI atau MIMS yang dijual bebas di toko buku.

Jika pasien dapat memberikan informasi pengobatan sebelumnya secara tepat, maka akan menghindari dari peresepan obat yang sama ketika mungkin ternyata pasien memerlukan obat dari golongan yang berbeda.

Lukiskan Gejala Anda, Namun Jangan Simpulkan

Dokter akan lebih terbantu jika Anda bisa melukiskan gejala yang Anda alami dengan baik. Pelukisan gejala yang baik dapat membantu dokter menggambarkan apa yang mungkin sedang terjadi dalam diri anda.

Namun hindari untuk menyimpulkan gejala, karena ini bisa membuat kesalahpahaman yang merugikan kedua pihak. Misalnya Anda mengalami nyeri di dalam telinga, maka lukiskan nyeri tersebut, namun jangan simpulkan – misalkan dengan mengatakan bahwa Anda mengalami infeksi telinga. Jika Anda berkata itu adalah infeksi telinga, dokter mungkin akan terjebak dalam konsep tersebut sehingga melakukan pengkajian dengan patokan infeksi telinga, padahal ada penyebab lain dari nyeri telinga seperti sindrom persendian temporomandibular dan abses (pembusukan) gigi.

Spesifikasikan Gejala yang Anda Rasakan

Coba jelaskan dengan tepat dan detil gejala yang Anda rasakan. Misalnya jika Anda merasakan nyeri, maka jelaskan apakah nyeri itu sifatnya tumpul atau tajam, apakah terlokalisir di area tubuh tertentu ataukah menyebar, apakah yang mencetuskannya (misalnya nyeri perut muncul setelah makan), kapan dimulai, berapa lama, apakah menetap atau muncul dan hilang berulang ataukah nyeri itu berdenyut, lalu apakah ada sesuatu yang membantu Anda meredakan nyeri selama ini?

Selain itu, coba mengubah gejala-gejala subjektif menjadi gejala-gejala yang objektif, misalnya jika Anda merasakan demam, maka cobalah ukur dengan termometer, sehingga demam bukan hanya sekadar demam tinggi atau sedang, namun dalam nominal yang tepat. Termometer dijual dengan bebas, sehingga bisa membantu Anda di rumah.

Tanyakan Kemungkinan Ke Depan

Ketika hendak selesai di ruang dokter, jangan lupa tanyakan kemungkinan ke depan, apa yang diharapkan dokter dari segala sesuatu yang sudah berlangsung. Misalnya jika dokter memutuskan melakukan pemeriksaan tambahan, apa yang diharapkan dari hasil pemeriksaan tersebut?

Kadang terapi tidak selalu berarti sembuh, namun bisa jadi perbaikan keadaan untuk terapi selanjutnya. Tanyakan bagaimana terapi itu, apa harapan dokter untuk terapi tersebut ke depannya.

Kondisi kesehatan juga dapat memburuk selama masa pengobatan, misalnya Anda ditemukan menderita infeksi saluran napas, maka dokter mungkin berharap dengan terapi yang diberikan Anda akan membaik dalam kurun waktu tujuh hari ke depan, namun jika tiba-tiba kondisi Anda memburuk dalam jangka waktu itu – misalnya dengan demam tinggi dan nyeri leher – maka itu bukanlah sesuatu yang baik. Kadang apa yang diharapkan dokter (dan pasien juga tentunya) dalam sebuah terapi atau pengobatan tidak selalu berjalan dengan mulus.

Selalu Bertanya

Jangan malu bertanya pada dokter anda, karena Anda berhak tahu tentang kondisi kesehatan anda. Jika diagnosis belum bisa ditegakkan, tanyakan apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu menegakkan diagnosis, apakah ada pemeriksaan penunjang yang diperlukan, apakah ada data lain yang perlu Anda sediakan.

Saat diagnosis belum bisa ditegakkan sepenuhnya, Anda berhak mengetahui kemungkinan gangguan kesehatan apa saja yang terjadi pada Anda – mungkin diagnosis banding dari dokter bisa jadi pertimbangan anda. Tanyakan kapan Anda bisa bertemu lagi dengan dokter untuk tahap pemeriksaan selanjutnya, atau apakah Anda perlu mengunjungi spesialis tertentu untuk membantu menegakkan diagnosis?

Jangan khawatir meminta pendapat dari dokter lainnya (second opinion), pasien memiliki hak untuk itu. Sampaikan secara sopan pada dokter yang sedang merawat Anda bahwa Anda ingin mendapatkan second opinion dari dokter lainnya, dokter anda mungkin dapat memberikan rujukan dokter yang tepat dan memberikan pengantar yang sesuai. Dokter bukanlah sesuatu yang sempurna sepenuhnya, dokter yang baik tidak pernah khawatir apalagi merasa terancam jika pasiennya meminta pendapat dari ahli lainnya, justru second opinion akan balik membantunya.

Tulisan ini diadaptasi dari “8 Ways to Help Your Doctor Make the Right Diagnosis“.

  Copyright secured by Digiprove © 2011 Cahya Legawa



Satu tanggapan untuk “Membantu Menegakkan Diagnosis yang Tepat”

  1. Akan saya ingat ini. 🙂

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

About Me

Hello, I’m a general physician by day and a fiction and blog writer by night. I love fantasy and adventure stories with a cup of tea. Whether it’s exploring magical worlds, solving mysteries, or fighting evil forces, I enjoy immersing myself in the power of imagination.

I also like to share my thoughts and opinions on various topics on my blog, where I hope to connect with like-minded readers and writers. If you’re looking for a friendly and creative person to chat with, feel free to message me.

Buletin

%d blogger menyukai ini: