Bagi yang sedang kuliah atau mengerjakan karya tulis ilmiah, mereka pasti (atau mungkin pasti) memiliki satu atau dua alat sebagai asisten penelitiannya. Bisa jadi itu Zotero, Mendeley, Qiqqa, EndNote hingga Google Cendekia.
Sejak Mendeley beralih ke aplikasi add-ins di Ms Word, ada banyak keluhan yang muncul. Sebenarnya tidak sulit sih, hanya saja memang memerlukan kesabaran dan jaringan internet yang kuat. Apalagi Mendeley klasik tidak bisa ‘berjabat tangan’ baik-baik dengan EndNote – yang mungkin membuatnya ‘menyingkir’ menjadi add-in.
Zotero menjadi pilihan yang baik sebagai alternatif bagi yang terbiasa dengan Mendeley klasik seperti saya. Hanya saja, bagi yang terbiasa menggunakan Mendeley dan beralih ke Zotero, saya merasakan ada dua kendala/isu yang tidak bisa terpuaskan dalam bawaan asali Zotero.
Pertama, mengetik dan memasukan selingkung (to cite) memerlukan kemudahan. Mendeley menyediakan jalan pintas dengan menekan ALT
+ M
pada papan tik komputer untuk menambahkan selingkung (citation) pada tulisan. Kedua, Mendeley memberikan ‘ketenangan’ lebih banyak pada versi gratis dengan kapasitas sinkronisasi mencapai 2 GB, sementara Zotero hanya memberikan 300 MB, dan untuk mendapatkan 2 GB bisa melalui berlangganan penyimpanan Zotero senilai USD 20/tahun, atau USD 120/tahun untuk ruang yang tak terbatas.
Isu pertama, yaitu keyboard shortcut bisa ditambahkan secara manual. Penambahan ini sesuai dengan panduan di dukungan Zotero dengan memanfaatkan makro pada Word 365.
Berikut adalah video singkat menunjukkan lokasi di mana jalan pintas bisa ditambahkan:
Saya juga memilih shortcut ALT
+ M
untuk menambahkan sitasi Zotero pada Word.
Untuk isu kedua, yaitu kecilnya ruang penyimpanan sinkronisasi daring bisa ditambahkan secara gratis melalui Webdav, dan pada layanan Yandex Disk bisa mencapai 10 GB. Sangat melegakan memiliki ruang sebesar itu untuk menambah sumber penelitian ilmiah dan salinan berkas PDF mereka.
Kenapa sinkronisasi daring penting? Karena ada risiko kerusakan kandar penyimpanan pada komputer kita, yang artinya risiko kehilangan data; tentu saja termasuk risiko kehilangan data karena laptop hilang atau dicuri. Risiko selalu ada, walau kecil, dan risiko ini dapat dimitagasi melalui pencadangan daring.
Sayangnya, Zotero tidak terlalu mendukung teknik pencadangan dengan cara meletakkan kepustakaan lokal Zotero pada map awan. Misalnya menempakan berkas lokal pada folder OneDrive, Google Drive, atau Dropbox. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada sistem kepustakaan Zotero. Saya pernah mengalami ini, di mana selingkung dan pustaka tidak dapat ditampilkan dengan benar pada berkas Word.
Amannya, kepustakaan Zotero ditempatkan di map lokal pada kandar yang tersedia, baik di C:\
maupun D:\
(beberapa laptop modern, hanya memiliki kandar C:\
dalam setelan pabriknya). Upayakan jika ada lokasi yang dapat dipilih, pilihlah lokasi yang cukup lega.
Untuk menambahkan ruang sinkronisasi, bisa menggunakan penyimpanan dari pihak ketiga. Saya memilih menggunakan Yandex Disk yang memang mendukung Webdav. Tentu saja pertama, harus membuat akun di Yandex terlebih dahulu. Yang diubah adalah lokasi setelan sinkronisasi berkas pada aplikasi dekstop Zotero. Misalnya, pada contoh video di bawah.
Yandex Disk memberikan kapasitas ruang sebesar 10GB untuk akun gratis, dan sekitar USD 1,3/bulan untuk ruang sebesar 100 GB (masih lebih murah dibandingkan menggunakan penyimpanan Zotero). Ruang gratisan ini sangat cocok untuk mahasiswa, termasuk pascasarjana dan doktoral yang perlu banyak ruangan tapi tidak terlalu banyak juga.
Tapi jika Anda bekerja dengan kelompok yang memerlukan penyimpanan dalam jumlah besar, penyimpanan yang ditawarkan Zotero lebih menguntungkan atau setidaknya lebih direkomendasikan.
Saya sebenarnya berharap terdapat cara mudah untuk menyambungkan sinkronisasi dengan OneDrive, hanya saja OneDrive tidak mendukung Webdav (karena dianggap teknologi lawas, dan teknologi sinkronisasi OneDrive lebih baik), sayangnya memerlukan jalan berliku dan hanya bisa melalui akun sekolah atau bisnis.
Tinggalkan Balasan